01 November 2021
11:50 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Dian Kusumo Hapsari
ITALIA – Disela-sela KTT G20 Roma, Italia, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk bertemu dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.
Dalam pertemuan itu, ada beberapa isu yang dibahas, mulai dari langkah pengentasan covid-19 hingga perkembangan ekonomi pasca-pandemi.
Pada awal pertemuan, Jokowi mengaku senang melihat angka kasus covid-19 di kedua negara yang terus mengalami kemajuan secara signifikan. Menurutnya, perkembangan tersebut tidak terlepas dari kerja sama kedua negara dalam penanganan covid-19.
“Perkembangan ini tidak terlepas dari kerja sama kedua negara dalam penanganan COVID–19. Sudah menjadi komitmen Indonesia untuk terus memajukan kemitraan mitra strategis komprehensif dengan India,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin (1/11).
Selanjutnya, kedua kepala negara juga membahas terkait percepatan pemulihan ekonomi. Sejalan situasi covid-19 yang terus terkendali, Presiden Jokowi mengajak PM Modi untuk mendorong bergeraknya kegiatan ekonomi dengan aman.
Untuk itu, Jokowi mengusulkan dua hal. Pertama, pembuatan jalur aman mobilitas masyarakat melalui vaccinated travel lane (VTL), serta saling pengakuan sertifikat vaksin antara Indonesia dan India.
Kedua, Presiden Jokowi juga mengajak PM Modi untuk mendorong kembali peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara pascapandemi. Oleh karenanya, Jokowi berharap kedua negara dapat memulai perundingan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA).
“PTA sangat penting dalam rangka peningkatan dan diversifikasi perdagangan, sekaligus mencapai target perdagangan US$50 miliar pada 2025. Saya juga berharap investasi dua arah dapat terus didorong,” ujarnya.
Berdasarkan data Kemendag, neraca dagang Indonesia terhadap India selama Januari-Agustus 2021 berhasil surplus US$3,52 miliar. Neraca tersebut berasal dari penjumlahan ekspor dan impor Indonesia, yang masing-masing mencapai US$8,45 miliar dan US$4,93 miliar.
Sementara itu, sepanjang Januari-September 2021, realisasi investasi langsung asal India di Indonesia menempati posisi ke-25, dengan investasi sebanyak US$29,8 juta yang tersebar di 498 proyek.
Isu ketiga, Presiden Jokowi juga membahas mengenai Presidensi G20 Indonesia yang tidak terlepas dari peran India yang bertukar tempat. Mengusung tema besar 'Recover Together, Recover Stronger', Indonesia akan menyuarakan kepentingan negara berkembang dalam G20.
“Indonesia berharap, pemulihan ekonomi tidak hanya terjadi di negara maju, namun juga di negara berkembang,” imbuhnya.
Dalam kaitan ini, PM India menyampaikan dukungan penuh atas keketuaan Indonesia pada 2022 dan menyampaikan kesiapan untuk berkontribusi dalam menyukseskan keketuaan Indonesia. India akan menjadi Ketua G20 di 2023.
Hal lain yang dibahas kedua pemimpin yaitu kerja sama di bidang kesehatan. Presiden berharap industri farmasi kedua negara dapat melakukan kerja sama produksi bersama bahan baku obat (BBO), termasuk melalui pengembangan kapasitas antara perusahaan farmasi kedua negara.
Kedua pemimpin sepakat untuk segera menindaklanjuti pada tingkat teknis. “Selain BBO, kerja sama pengembangan vaksin kedua negara juga harus terus didorong,” kata Presiden Jokowi.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral tersebut, yaitu Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.