c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 Juni 2022

16:51 WIB

Bertemu Albanese, Jokowi Angkat Kesempatan Kerja WNI di Australia

Sejumlah isu dibahas dalam pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, mulai dari kerja sama bilateral, hingga isu kawasan dan dunia.

Editor: Fin Harini

Bertemu Albanese, Jokowi Angkat Kesempatan Kerja WNI di Australia
Bertemu Albanese, Jokowi Angkat Kesempatan Kerja WNI di Australia
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022). ANTARA/Sigid Kurniawan

BOGOR – Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese pada Senin (6/6) di Istana Bogor, Jawa Barat. Sejumlah hal dibahas mulai dari memperkuat kerja sama bilateral hingga isu kawasan dan dunia. Salah satunya kesempatan kerja bagi warga negara Indonesia (WNI).

“Dalam pertemuan bilateral tadi kita membahas dua isu besar yaitu upaya memperkuat kerja sama bilateral dan saling tukar pendapat mengenai berbagai isu di kawasan dan dunia,” kata Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Pers, Bogor (6/6).

Jokowi, sapaan akrab Presiden, menuturkan, isu-isu bilateral yang dibicarakan kedua kepala negara terkait masalah ekonomi. Pertama, Jokowi mengharapkan implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), terutama terkait kesempatan warga negara Indonesia (WNI) untuk bekerja di Australia dapat ditingkatkan. Termasuk penambahan kuota working holiday visa menjadi 5.000 peserta per tahun.

Berdasarkan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang diterbitkan Bank Indonesia, penempatan TKI di Australia paling tinggi terjadi pada 2015, yakni mencapai 3.000 orang. 

Namun, pada 2016–2019, jumlahnya merosot hingga mencapai kisaran 1.000 orang. Lantas, pada sejak 2020, penempatan TKI di Negeri Kangguru kurang dari 1.000 orang.

Kedua, pentingnya perluasan akses ekspor produk Indonesia ke Australia dengan nilai tambah tinggi. Misalnya saja di bidang otomotif. Pada Februari 2022 lalu, Indonesia telah memulai ekspor perdana mobil ke Negeri Kanguru tersebut.

Ketiga, Indonesia menyambut baik kerja sama di bidang pendidikan dan kesehatan dengan dibukanya Monash University di BSD, Tangerang. Pembukaan kampus ini diharapkan dapat meningkatkan investasi Australia dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) berketerampilan tinggi di Indonesia.

“Saya juga mengapresiasi investasi Aspen Medical untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di provinsi Jawa Barat senilai US$1 miliar selama 20 tahun,” ucap Jokowi.

Keempat, Jokowi mengatakan pentingnya untuk memperkuat ketahanan pangan. Ia bilang, pentingnya untuk menjaga keberlanjutan rantai pasok pangan, termasuk gandum di tengah situasi dunia saat ini.

Selain itu, kerja sama peningkatan penguatan kapasitas di bidang food processing, food innovation, dan rantai pasok. 

“Saya juga menekankan pentingnya MoU pertanian antara kedua negara segera diimplementasikan,” imbuhnya.

Kelima, Jokowi juga menuturkan pentingnya penguatan kerja sama energi dan perubahan iklim. Ia menyambut baik inisiatif Australia terkait kemitraan infrastruktur dan ketahanan iklim Republik Indonesia-Australia dengan dana hibah awal sebesar A$200 juta.

“Saya juga menyambut baik komitmen investasi Fortescue Metals Group di bidang hydropower dan geotermal senilai US$10 miliar, dan Sun Cable di bidang energi senilai US$1,5 miliar,” tambah Jokowi.

Albanese menambahkan, pihaknya setuju untuk merealisasikan potensi IA-CEPA. “Menteri ekonomi kita akan bertemu secara teratur. Dan kami akan terus mengamankan dukungan bisnis di kedua sisi,” ucapnya.

Ia juga mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan Australian Super Funds, untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia.

“Dan para CEO senior Australia yang ada di sini bersama saya akan berada di garda depan kampanye berkelanjutan oleh Pemerintah dan bisnis Australia untuk meraih peluang ini,” imbuhnya.

Ia juga berharap dapat memajukan kemitraan iklim dan infrastruktur senilai A$200 juta dengan Indonesia. Hal ini disebut sesuai dengan target iklim ambisius Australia.

“Saya ingin akses yang lebih baik ke energi bersih yang terjangkau, andal, dan aman di seluruh wilayah kita, saat kita bertransisi ke dunia nol bersih bersama-sama,” ucapnya.

Bahas Konflik Rusia-Ukraina
Selain membahas hubungan bilateral kedua negara, Jokowi dan Albanese juga membahas isu kawasan dan dunia. Di antaranya konflik Rusia-Ukraina, ASEAN, dan kawasan Indo-Pasifik.

“Untuk isu kawasan dan dunia, kita antara lain melakukan tukar pikiran mengenai perang di Ukraina, kerja sama Indo-Pasifik dan penguatan kemitraan pembangunan di Pasifik,” kata Jokowi.

Jokowi menyampaikan kembali posisi konsisten Indonesia bahwa hubungan baik kedua negara dapat memberikan kontribusi bagi perdamaian dan kemakmuran kawasan.

Untuk itu, menurutnya, prinsip-prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten.

Selain itu, strategic competition di kawasan perlu dikelola dengan baik untuk menghindari terjadinya konflik terbuka.

“Budaya damai dan strategic trust perlu terus diperkuat. Kita juga sepakat untuk memperkuat kemitraan di Pasifik, terutama di bidang iklim, perikanan, dan pertanian,” ucap Jokowi.

Albanese juga menyambut baik diskusi tentang kepentingan regional dan global. Ia bilang, memperdalam keterlibatan dengan Asia Tenggara adalah prioritas Australia.

“Kami akan memberikan tambahan A$470 juta selama empat tahun untuk program Bantuan Pembangunan Luar Negeri (ODA) bilateral dan regional Australia di Asia Tenggara. Kami akan menunjuk utusan regional keliling tingkat tinggi yang berdedikasi,” ujarnya.

Selain itu, Australia juga akan mendirikan Kantor Asia Tenggara di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan untuk memastikan koordinasi seluruh pemerintah atas upaya Australia di kawasan ini.

Australia juga memberikan Strategi Ekonomi ASEAN yang komprehensif hingga 2040, untuk memetakan peluang ekspor dan investasi saat ini dan di masa depan di seluruh pasar utama ASEAN.

“Saya tegaskan hari ini bahwa ASEAN dan lembaga-lembaga yang dipimpin ASEAN adalah pusat mutlak dari visi kami untuk Indo-Pasifik. Australia mendukung Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik, dan visinya untuk Indo-Pasifik yang damai, sejahtera, dan aman,” tuturnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar