18 Maret 2025
11:52 WIB
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyampaikan, Indonesia berpeluang besar untuk menjadi negara tujuan relokasi pabrik manufaktur dari China, sama seperti Vietnam yang kini menarik minat investor.
Adanya perang dagang yang masih berlanjut dengan Amerika Serikat, membuat China mempertimbangkan untuk merelokasi pabriknya ke kawasan Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Vietnam. Faisol pun menilai, Indonesia turut memiliki peluang yang sama dengan negara tetangga.
"Ya pada dasarnya peluangnya (China merelokasi pabrik ke Indonesia) masih sangat besar," ujarnya kepada awak media saat ditemui di Jakarta, Senin (17/3).
Baca Juga: Kemenperin: China Serbu Kawasan ASEAN Untuk Relokasi Pabrik Dan Investasi
Ketika ditanya mengenai China yang berencana merelokasi 630 pabrik mebelnya, Faisol menyampaikan, Indonesia perlu memanfaatkan momentum tersebut untuk menarik investor. Tujuannya, supaya investor asing mau menanamkan modal dan membangun pabrik di tanah air.
Dia juga melihat, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump akan memperluas kebijakan proteksionisme dengan mengenakan pungutan tarif tinggi. Jika demikian, perang tarif tidak hanya terjadi antara AS-China, melainkan bisa merembet ke negara lain, termasuk ASEAN.
Untuk diketahui, AS berencana mengenakan tarif impor tinggi kepada Meksiko dan Kanada. Wamenperin menilai, kebijakan proteksi yang saling berbalasan alias resiprokal ini bakal berdampak cukup signifikan terhadap iklim industri di kawasan industri, termasuk Vietnam.
"Jadi karena Vietnam ini trade balance-nya besar dengan Amerika, tentu resiprokal ini akan berpengaruh banyak," imbuh Faisol.
Dengan kondisi ini, Wamenperin juga menyarankan supaya pelaku industri di dalam negeri tidak buru-buru merelokasi pabriknya ke luar Indonesia.
Karena bisa saja pemindahan pabrik jadi tidak mendongkrak kinerja industri terkait, apabila tarif impor tinggi dikenakan ke negara lain, sedangkan RI tidak.
"Karena kalau mereka membuat atau merelokasi pabriknya ke Vietnam, itu kurang lebih sama saja dengan mereka tidak relokasi. Kalau pembicaraan resiprokal ini betul-betul sudah bisa dijalankan oleh pemerintahan Trump," jelas Faisol.
Baca Juga: DEN: Relokasi Industri China Ke RI Sudah Terlihat, Dampak Tarif 10% AS
Sebelumnya, Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengidentifikasi, tren relokasi industri ke Indonesia sudah terlihat sejak awal tahun ini, sebagai dampak dari pengenaan tarif 10% oleh AS terhadap barang impor China.
Pada Januari 2025, DEN mendapatkan laporkan relokasi industri yang dilakukan ke Indonesia, salah satunya dengan peletakan batu pertama sebuah pabrik di daerah Jawa Barat.
Dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto, DEN melaporkan sejumlah dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump. Salah satunya, AS resmi menerapkan tarif impor baru kepada Kanada, Meksiko dan China setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif.
Perintah eksekutif tersebut menetapkan tarif 25% untuk barang impor Kanada dan Meksiko, serta 10% untuk barang impor China.