13 Mei 2025
12:47 WIB
Benih Unggul Dan Teknologi, Kiat Jitu Sukses Bertani
Benih unggul jadi salah satu faktor penting meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional. Selain itu, adopsi teknologi juga penting untuk bertani saat ini.
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Petani sedang memanen cabai merah. Dok EWINDO
JAKARTA - Benih unggul terbukti menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional. Hal ini dirasakan langsung petani bawang merah asal Cirebon Ahmad Lani yang berhasil mengoptimalkan hasil panen hingga mencapai 18 ton/ha, jauh di atas rata-rata nasional di kisaran 10 ton/ha.
Saat ini, Lani mampu mengelola lahan secara produktif dengan memanfaatkan benih unggul dan teknologi budi daya terbaru. Dia mengaku telah mengadopsi metode penanaman bawang merah menggunakan biji atau True Shallot Seed (TSS), teknik yang dalam beberapa tahun terakhir mulai diperkenalkan kepada petani di berbagai daerah.
“Menurut saya, kuncinya ada di benih dan teknologi. Kalau pakai benih unggul, hasilnya jauh lebih tinggi dibandingkan benih biasa,” cerita Lani dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (13/5).
Baca Juga: EWINDO Segera Resmikan Fasilitas Penelitian Dan Pengembangan Benih Hortikultura Baru
Dengan benih unggul seperti varietas Sanren, Lokananta, dan Merdeka F1, produktivitas bawang merah bisa didongkrak hingga 18 ton/ha. Selain meningkatkan hasil panen, benih unggul juga dinilai lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan serangan hama, menjadikannya komponen penting dalam menghadapi tantangan pertanian ke depan.
“Petani juga harus terus berinovasi. Dan bertani itu membanggakan, karena kita dapat menjadi sumber pangan banyak orang,” kata Ahmad Lani.
Di sisi lain, petani cabai asal Banyuwangi Nur Azitah Azman juga menyampaikan, pentingnya adopsi teknologi untuk bertani saat ini. Maman, sapaan akrabnya, sudah memulai usaha pertanian sejak usia 19 tahun dan kini berhasil mengembangkan lahan pertanian dari semula hanya 5.000 meter persegi menjadi 50.000 meter persegi.
Menurutnya, petani perlu terus memperbarui pengetahuan, termasuk dalam memahami kebutuhan pasar dan menerapkan metode budi daya yang lebih efisien. Yang bisa dioptimalkan dengan bimbingan dari pemerintah maupun pihak swasta
“Petani sekarang harus melek teknologi. Dulu saya juga tidak langsung mengerti, tapi lama-lama belajar, apalagi sering dibimbing sama tim dari Cap Panah Merah. Dari situ saya jadi tahu cara tanam yang lebih efisien, hasil juga makin bagus," ungkap Maman.
Dia juga menceritakan, upaya tersebut juga berhasil menaikkan omzet bisnisnya secara maksimal. Dalam suatu waktu, Maman pernah mendapat untung hingga Rp2 miliar dari menanam cabai di lahan 1,5 ha.
"Saya pernah mendapatkan keuntungan hingga Rp 2 miliar bertanam cabai di lahan 1,5 hektare,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pendampingan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, sangat membantu petani dalam beradaptasi dengan teknologi pertanian yang terus berkembang. Salah satu pihak yang disebutkannya adalah tim dari Cap Panah Merah, sebutan untuk PT East West Seed Indonesia (EWINDO), perusahaan benih sayuran unggul yang berbasis di Purwakarta.
EWINDO sendiri telah beroperasi lebih dari tiga dekade di Indonesia dan menghasilkan lebih dari 400 varietas benih sayuran unggul, mulai dari cabai, tomat, kangkung, hingga semangka. Kualitas benih yang diproduksi EWINDO telah mendapatkan sertifikasi dari International Seed Testing Association (ISTA), lembaga internasional yang menetapkan standar mutu dalam perdagangan benih global
Info saja, Cap Panah Merah merupakan sebutan petani untuk PT East West Seed Indonesia (EWINDO), perusahaan benih sayuran unggul yang berbasis di Purwakarta.
EWINDO sendiri telah beroperasi di Indonesia selama 35 tahun dan menghasilkan lebih dari 400 varietas benih sayuran unggul. Mulai dari bayam, kangkung, cabai, tomat, timun, terong, bawang merah, kacang panjang, labu, semangka, hingga melon.
Keberadaan benih unggul berkualitas yang mudah diakses oleh petani ini, membuat petani Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing dengan petani di negara lain.
Adapun kualitas benih yang diproduksi EWINDO telah mendapatkan sertifikasi dari International Seed Testing Association (ISTA), lembaga internasional yang menetapkan standar mutu dalam perdagangan benih global
“Kalau mau sukses bertani, kita harus kerja sama. Selama saya jadi petani, dukungan pemerintah, lembaga swasta, serta komunitas petani lainnya sangat membantu saya. Dengan pendidikan dan pelatihan dari pemerintah dan pihak swasta, saya jadi lebih paham ilmu pertanian yang baik dan benar,” tutur Maman