28 Oktober 2025
19:34 WIB
BEI Ungkap Biang Kerok IHSG Naik-Turun
Menurut Ignatius, perusahaan tercatat (emiten) besar dapat mempengaruhi pergerakan IHSG karena bobotnya yang signifikan dalam perhitungan indeks.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Layar menampilkan daftar saham paling aktif berdasarkan volume di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (23/9/2025). Validnews/Hasta Adhistra.
JAKARTA - Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 Bursa Efek Indonesia (BEI) Ignatius Denny Wicaksono mengungkapkan faktor utama yang menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik dan turun.
Menurutnya, perusahaan tercatat (emiten) besar dapat mempengaruhi pergerakan IHSG karena bobotnya yang signifikan dalam perhitungan indeks.
Jika emiten besar mengalami penurunan harga, seperti emiten perbankan atau konglomerat, maka IHSG akan ikut turun. Sebaliknya, kenaikan harga pada emiten besar juga dapat membantu menopang IHSG.
"Yang mempengaruhi (IHSG naik-turun) apa ya? Yang pertama, emiten-emiten apa yang paling besar di situ? Itu pasti yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG naik atau turun," kata Ignatius dalam edukasi wartawan secara daring, Jakarta, Selasa (28/10).
Baca Juga: IHSG Anjlok Di Tengah Penyesuaian MSCI Pada Perhitungan Free Float
Dengan demikian, Ignatius menyimpulkan, faktor utama yang menyebabkan IHSG naik atau turun adalah fundamental perusahaan itu sendiri.
"Biasanya misalkan ada mover-nya saham A gitu ya. Saham A tiba-tiba, ya kayak kemarin lah, ada seru-seru MSCI dan lain-lain. Ada beberapa saham yang kayaknya terdampak nih, tiba-tiba turun. Nah, kalau saham itu bobotnya besar di IHSG, biasanya dia akan nge-drag. Tapi kalau saham itu bobotnya kecil, ya mau dia turun sampai 0, kalau cuma bobotnya 0,01%, enggak akan mempengaruhi IHSG," ungkap Ignatius.
Akan tetapi, Ignatius tak menampik bahwa masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.
Beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi IHSG adalah mulai dari sisi ekonomi, maupun dari sisi fundamental perusahaan dan juga marketing.
Baca Juga: Ramal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun, Purbaya: To The Moon
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan sesi II, Selasa (28/10), ditutup pada zona merah. IHSG, dikutip dari RTI, melemah sebesar 24,52 poin atau 0,30% menjadi ke level 8.092,62.
Mulanya, IHSG pada perdagangan hari ini dibuka di level 8.144,42. Sepanjang hari, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 8.151,33. Kendati demikian, IHSG juga sempat menyentuh level terendah 8.039,85.
Berdasarkan statistik RTI Business tercatat sebanyak 309 saham terkoreksi, 341 saham menguat, dan 159 tetap tidak berubah.
Sebanyak 30,21 miliar saham diperdagangkan dengan 2,30 juta kali frekuensi perpindahan tangan, serta total nilai transaksi tembus Rp19,83 triliun.