25 Juni 2025
17:35 WIB
BEI: 13 AB Minat Jadi Liquidity Provider Saham, Dua Dapat Restu
Dari ke-13 Anggota Bursa yang berminat jadi liquidity provider saham, dua di antaranya bahkan telah mengantongi izin prinsip untuk pengembangan sistem.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Pegawai beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia, Sudirman, Jakarta, Rabu (1/3/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni
JAKARTA - Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyampaikan pihaknya tengah mempercepat aktivasi liquidity provider (LP) saham guna mendongkrak likuiditas pasar, termasuk bagi saham-saham emiten lighthouse dan instrumen derivatif.
Adapun, hingga saat ini, sebanyak 13 Anggota Bursa (AB) telah menyampaikan minat untuk menjadi liquidity provider (penyedia likuiditas) di pasar saham Indonesia.
Dari ke-13 Anggota Bursa tersebut, dua di antaranya bahkan telah mengantongi izin prinsip untuk pengembangan sistem.
Asal tahu saja, dari 13 AB itu, di antaranya sebanyak lima AB dari luar negeri (asing) dan delapan AB dari dalam negeri.
“Dua Anggota Bursa lokal sudah dapat izin prinsip, sekarang dalam proses pengujian sistem oleh independent reviewer. Targetnya dalam 4 hingga 6 minggu selesai, jadi mudah-mudahan awal Agustus 2025 sudah bisa kita terbitkan izin finalnya,” kata Jeffrey kepada media di Jakarta, Rabu (25/6).
Baca Juga: Naik 16,3%, Laba Bersih BEI Pada 2024 Capai Rp673 Miliar
Jeffrey menambahkan, BEI juga menerima permohonan serupa dari satu calon LP lainnya yang kini masih menunggu proses pengajuan izin prinsip.
Menurutnya, peran liquidity provider menjadi krusial untuk menjaga kedalaman pasar dan stabilitas harga, terutama di tengah upaya Bursa meningkatkan daya tarik saham-saham baru dan produk derivatif, seperti single stock futures.
“Kalau kita lihat pertumbuhannya (produk derivatif), dalam persentase sangat baik. Tapi, seperti produk baru lainnya, butuh waktu untuk adopsi pasar. Karena itu kehadiran liquidity provider jadi penting sebagai penyangga likuiditas,” terangnya
Jeffrey menyebut, upaya ini juga menjadi bagian dari strategi BEI mendorong partisipasi anak usaha BUMN yang tergabung dalam Danantara, holding BUMN pasar modal yang baru dibentuk pemerintah. Tujuannya, agar tidak hanya mendukung dari sisi IPO, tetapi juga menjaga likuiditas pasca-pencatatan saham.
Baca Juga: BEI Ungkap Alasan Telurkan Program Liquidity Provider Saham
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, meski saat ini hanya Anggota Bursa yang dapat bertindak sebagai liquidity provider, pihaknya membuka peluang kerja sama dengan Danantara untuk mendorong anak-anak usaha BUMN yang telah memiliki status Anggota Bursa mengambil peran lebih aktif dalam fungsi ini.
“Ini krusial untuk emiten lighthouse dan saham-saham dalam daftar efek liquidity provider. Bisa meningkatkan pendalaman pasar, likuiditas, dan kepercayaan investor,” kata Nyoman.
Adapun saat ini, BEI menargetkan lima IPO lighthouse sepanjang 2025, dengan tiga di antaranya sudah tercatat, yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI).
Sementara itu, PT Cipta Daya Informatika Asia (CDIA) tengah dalam proses pencatatan, dan satu calon emiten lainnya masih dalam pipeline.