28 Oktober 2024
14:20 WIB
BCA Buka Suara Soal Utang Sritex (SRIL)
Utang paling banyak PT Sritex (SRIL) berasal dari BCA, yakni mencapai US$71,30 juta atau setara Rp1,12 triliun.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Ilustrasi pekerja Sritex. Dok Sritex
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA) buka suara terkait putusan pailit raksasa tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) oleh Pengadilan Niaga Pengadilan Negeri Semarang. Pasalnya. BCA disebut ikut memberikan pinjaman ke SRIL.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan bahwa pihaknya menghormati proses dan dan putusan hukum dari Pengadilan Niaga tersebut.
"Sehubungan dengan informasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang resmi dinyatakan pailit, dapat disampaikan bahwa PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menghormati proses dan putusan hukum dari Pengadilan Niaga tersebut," kata Hera kepada Validnews, Senin (28/10).
BCA juga menghargai langkah hukum kasasi yang sedang diajukan oleh Debitur yang bersangkutan.
Baca Juga: SRIL Dinyatakan Pailit, Ada Potensi Delisting?
Lebih lanjut, dia menuturkan, BCA terbuka untuk berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk dengan pihak kurator yang ditunjuk oleh pihak pengadilan dalam rangka mencapai solusi dan/atau penyelesaian terbaik bagi debitur dan seluruh kreditur yang ada.
Sementara itu, Hera menegaskan bahwa rasio loan at risk (LAR) BCA mencapai 6,1% pada sembilan bulan pertama tahun 2024 atau Kuartal III/2024, membaik dari posisi setahun lalu di angka 7,9%.
Kemudian, rasio kredit bermasalah (NPL) berada di tingkat yang terjaga sebesar 2,1%. Sedangkan, pencadangan LAR dan NPL ada pada tingkat yang memadai, masing-masing 73,5% dan 193,9%.
Utang Menggunung
Sebelumnya, Sritex dinyatakan pailit setelah tak mampu memenuhi kewajiban pembayaran utang. Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang memutuskan pailit Sritex melalui putusan dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg.
Dikutip dari laporan keuangan SRIL per semester I/2024 yang dibagikan di keterbukaan informasi BEI, Sritex masih mencatatkan laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar US$25,73 juta.
Kemudian, jumlah liabilitas SRIL tercatat sebesar US$1,6 miliar atau setara dengan Rp25,18 triliun (asumsi kurs Rp15.738,64 per dolar AS). Sementara itu, ekuitasnya telah mencatatkan defisiensi modal sebesar -US$980,56 juta.
Jumlah liabilitas SRIL didominasi oleh liabilitas jangka panjang sebesar US$1,47 miliar. Sedangkan, liabilitas jangka pendeknya sebesar US$131,42 juta.
Adapun, utang bank menjadi salah satu pos paling besar yang menyumbang liabilitas jangka panjang SRIL, tercatat sebesar US$809,99 juta atau setara dengan Rp12,74 triliun.
Hingga paruh pertama tahun 2024, setidaknya terdapat 28 bank yang memiliki tagihan kredit jangka panjang atas Sritex dan utang paling banyak berasal dari BCA, yakni mencapai US$71,30 juta atau setara Rp1,12 triliun.
Kemudian disusul oleh State Bank or India, Cabang Singapura dengan total kredit sebesar US$43,89 juta. Selanjutnya, PT Bank QNB Indonesia dengan nilai sebesar US$36,94 juta.
Baca Juga: Menilik Lini Bisnis Sritex
Lalu, Citibank NA, Indonesia dengan total kredit sebesar US$35,83 juta. Berikutnya adalah PT Bank Mizuho Indonesia dengan akumulasi kredit sebesar US$33,7 juta.
Untuk lebih rinci, berikut daftar utang bank jangka panjang Sritex per Juni 2024:
1. PT BCA Tbk - US$71.309.857
2. State Bank of India Singapore Branch - US$43.881.272
3. PT Bank QNB Indonesia Tbk - US$36.939.779
4. Citibank N.A., Indonesia - US$35.828.895
5. PT Bank Mizuho Indonesia - US$33.709.712
6. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk - US$33.270.249
7. PT Bank Muamalat Indonesia - US$25.450.735
8. PT Bank CIMB Niaga Tbk - US$25.339.757
9. PT Bank Maybank Indonesia Tbk - US$25.164.698
10. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah - US$24.802.906
11. PT BNI (Persero) Tbk - US$23.807.151
12. Bank of China(HKG) Limited - US$21.775.703
13. PT Bank KEB Hana Indonesia - US$21.531.858
14. Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd - US$20.000.000
15. Woori Bank Singapore Branch - US$19.870.570
16. Standard Chartered Bank - US$19.570.364
17. PT Bank DBS Indonesia - US$18.238.799
18. PT Bank Permata Tbk - US$16.707.799
19. PT China Construction Bank Indonesia Tbk - US$14.912.907
20. PT Bank DKI - US$9.130.551
21. Bank Emirates NBD - US$9.614.459
22. ICICI Bank Ltd Singapore Branch - US$6.959.350
23. PT Bank CTBC Indonesia - US$6.950.110
24. Deutsche Bank AG - US$6.821.159
25. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk - US$4.970.990
26. PT Bank Danamon Indonesia Tbk - US$4.519.552
27. PT Bank SBI Indonesia - US$4.380.882
28. MUFG Bank Ltd - US$23.777.384.