12 Maret 2025
14:43 WIB
Baznas RI Dorong Lingkungan Hidup Layak Terintegrasi Lewat Zakat Hijau
Zakat yang selama ini dikenal sebagai instrumen sosial untuk pemberdayaan umat, kini dapat menjadi alat yang lebih luas lagi untuk menjaga kelestarian lingkungan, demi mencegah munculnya mustahik baru
Green Zakat Framework menjadi solusi inovatif untuk mendukung ekologi dan kesejahteraan. dok. Baznas
JAKARTA - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mendorong upaya menjaga keberlanjutan lingkungan, serta mengoptimalkan kehidupan yang layak dan terintegrasi melalui konsep Zakat Hijau. Baznas menekankan urgensi penerapan zakat yang berfokus pada pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan mustahik melalui pendekatan keberlanjutan.
"Zakat Hijau merupakan konsep yang kami jadikan landasan operasional dalam mendistribusikan dana zakat untuk terus berlanjut. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam menjaga lingkungan khususnya di bulan suci ini," kata Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan melalui keterangan di Jakarta, Rabu (12/3).
Ia mengungkapkan, zakat yang selama ini dikenal sebagai instrumen sosial untuk pemberdayaan umat, kini dapat menjadi alat yang lebih luas lagi untuk menjaga kelestarian bumi. "Kami ingin masyarakat memahami, zakat dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan mustahik sekaligus menjaga lingkungan hidup sekitar kita," ujarnya.
Dengan adanya berbagai permasalahan lingkungan seperti pencemaran mikroplastik, pemanasan global, serta krisis pangan dan sulitnya air bersih, Saidah menilai hal ini berpotensi membawa dampak ekstrem yang dapat menciptakan tumbuhnya mustahik baru.
"Segala bentuk yang sudah saya sebutkan tadi, akan membawa bencana untuk masyarakat, dari adanya bencana yang terjadi maka akan menciptakan mustahik-mustahik baru. Dengan itu Baznas berupaya untuk menunda terjadinya bencana, dengan upaya pencegahan melalui kebijakan ekosistem hijau," ungkapnya.
Sebagai respons terhadap hal ini, Saidah menyebutkan pihaknya telah menjalankan beberapa program yang mengintegrasikan pemberdayaan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Di antaranya seperti pengelolaan lumbung pangan organik.
Ia juga menyebut pihaknya telah banyak fokus kepada aspek-aspek mengenai mitigasi bencana dan kerusakan alam, serta melakukan pemberdayaan masyarakat, agar dapat bertahan di tengah kesulitan.
Dengan adanya berbagai program yang terintegrasi, Saidah berharap Zakat Hijau tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi kemiskinan, tetapi juga menjaga keberlanjutan bumi untuk generasi masa depan.
Tepat Sasaran
Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengimbau umat Islam di Indonesia untuk menyempurnakan ibadah Ramadan dengan menunaikan zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
"Sebagaimana shalat dan puasa, zakat juga menjadi kewajiban bagi umat Islam yang mampu. Menunaikan zakat melalui Baznas memastikan, dana yang kita salurkan dikelola dengan amanah dan tepat sasaran, karena Baznas merupakan lembaga resmi pemerintah yang bertanggung jawab mengelola dana zakat, infak, dan sedekah," kata Menag melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Menag menekankan Baznas memiliki sistem pengelolaan zakat yang transparan dan profesional, sehingga dapat membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan dan memastikan bantuan yang disampaikan tepat sasaran.
"Tentunya sebagai lembaga pemerintah, Baznas diawasi oleh berbagai elemen masyarakat dalam pengelolaannya, diaudit. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk mempercayakan zakatnya kepada Baznas," ujarnya.
asaruddin juga mengingatkan zakat bukan hanya kewajiban ibadah, tetapi juga instrumen penting dalam membangun kesejahteraan umat. Zakat, lanjutnya, memiliki potensi besar dalam mengentaskan kemiskinan.
“Jika seluruh umat Islam membayarkan zakatnya dengan tertib, manfaatnya akan sangat besar bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan, dan masalah kemiskinan di Indonesia bisa selesai hanya dengan dana zakat saja jika potensi zakat yang luar biasa ini bisa kita kelola dengan baik, belum yang lainnya," ujarnya.
Menurutnya, momentum Ramadan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan kesadaran berzakat. “Ramadan adalah bulan penuh berkah. Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagi kepada sesama melalui zakat, infak, dan sedekah, perhitungkan zakat harta kita, zakat profesi kita, kalau tidak bisa menghitung sendiri, serahkan kepada amil Baznas untuk menghitungnya," tuturnya.