05 Juli 2023
19:25 WIB
TANJUNGPINANG- Industri galangan kapal di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) masih kekurangan sekitar 20 ribu pekerja welder atau tukang las. para pengusaha galangan kapal pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, melalui Dinas Tenaga Kerja terkait permintaan tenaga kerja las.
"Tenaga kerja las tersebut dibutuhkan untuk sektor industri galangan kapal yang tersebar di wilayah Batam, seperti PT McDermott yang tengah memerlukan banyak pekerja las," kata Pengusaha galangan kapal Hengky Suryawan di Tanjungpinang, Rabu (4/7) seperti dilansir Antara.
Hengky yang juga pemilik PT Bahtera Bahari Shipyard (BBS) yang bermarkas di Punggur, Batam, mengakui, Pemprov Kepri sudah cukup banyak menggelar pelatihan las bagi calon pekerja untuk memenuhi kebutuhan industri galangan kapal, khususnya di Batam. Namun, setelah selesai ikut pelatihan, kebanyakan dari mereka justru memilih pergi ke luar daerah atau memulai usaha las sendiri.
"Faktor lain, barangkali masalah penghasilan dan sebagainya," ujar Hengky.
Untuk PT BBS sendiri, kata Hengky, pihaknya saat ini telah mempekerjakan sekitar 1.500 orang dengan keterampilan welder, forklift, teknisi crane hingga helper. Ia menyebut, mayoritas pekerja di perusahaannya ialah warga lokal yang tinggal di kawasan Punggur, Batam.
Pihaknya ikut memberikan pelatihan mengelas bagi calon pekerja yang memang belum mengikuti pelatihan atau memiliki sertifikasi las.
"Kami juga tengah mencari tenaga kerja las dari luar daerah Batam. Silakan masukkan lamaran ke PT BBS," sebut Hengky.
Lebih lanjut Hengky menyampaikan PT BBS sendiri dalam setahun mampu memproduksi 60-70 kapal pesanan dari seluruh wilayah Indonesia. Kapal yang diproduksi rata-rata untuk kebutuhan angkutan tambang dan mineral, seperti tug boat maupun tongkang.
"Harga kapal berkisar Rp30 miliar per unit. Dalam setahun kita (PT BBS), bisa menyumbang pajak sekitar Rp100 miliar," demikian Hengky Suryawan.
Banyak Pesanan
Awal tahun 2023 lalu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Kepulauan Riau (Disnaker Kepri) Mangara Simarmata sempat mengatakan, tahun ini industri galangan kapal di Kota Batam membutuhkan puluhan ribu tenaga kerja. Hal ini karena banyaknya pesanan pembuatan kapal pada tahun 2023.
Mangara menyebut dari hasil diskusi dengan sejumlah pengusaha galangan kapal, misalnya Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kota Batam, tahun ini mereka dapat pesanan pembuatan 400 buah kapal, khususnya tongkang.
"Ini menandakan sektor bisnis galangan kapal di Batam kembali menggeliat. Dampaknya diharapkan dapat mendorong tingginya penyerapan tenaga kerja lokal," kata Mangara.
Menurutnya, pembuatan 400 kapal tongkang tersebut membutuhkan tenaga kerja yang didominasi welder atau tukang las sekitar 16 ribu orang. Selebihnya, bagian fitter atau profesi pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan, pembuatan dan pemasangan konstruksi baja serta peralatan mesin mengikuti petunjuk yang diberikan engineering melalui gambar desain.
Kemudian, scaffolder atau pekerja dengan keahlian membuat bangunan konstruksi sementara, untuk menyangga manusia dan bahan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya.
"Total kebutuhan pekerja sekitar 40 ribu orang. Itu baru satu perusahaan, belum yang lainnya, seperti PT Smoe dan McDermott yang juga mendapatkan banyak pekerjaan baru di tahun ini," kata Mangara.
Mangara mengaku, pihaknya akan berupaya maksimal memfasilitasi calon tenaga kerja dengan keahlian mumpuni, untuk memenuhi permintaan industri galangan kapal di Kota Batam tahun 2023. Ia mengakui jika kondisi saat ini masih terjadi ketimpangan, antara keterampilan yang dimiliki pekerja dengan kebutuhan dunia industri tidak cocok.
"Contohnya, pekerja tukang las yang kita rekomendasikan ke industri galangan kapal, tapi ternyata belum memenuhi standar yang dibutuhkan perusahaan," ujar Mangara.