c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

22 Februari 2025

16:30 WIB

Barantin Karantina Sapi Impor Hidup 2.449 Ekor Asal Australia

Badan Karantina Indonesia telah memastikan 2.449 ekor sapi impor hidup asal Australia sehat dan bebas dari PMK. 

Penulis: Erlinda Puspita

<p id="isPasted">Barantin Karantina Sapi Impor Hidup 2.449 Ekor Asal Australia</p>
<p id="isPasted">Barantin Karantina Sapi Impor Hidup 2.449 Ekor Asal Australia</p>

Ilustrasi. 

JAKARTA - Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jakarta (Karantina Jakarta) telah melakukan pemeriksaan terhadap 2.449 ekor sapi impor asal Australia yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Jumat (21/2). Sapi tersebut terdiri dari 184 ekor indukan dan 2.265 ekor bakalan, dengan pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik dan dokumen di atas kapal, sebelum hewan-hewan tersebut didistribusikan ke Instalasi Karantina Hewan. 

Deputi Bidang Karantina Hewan, Sriyanto menyampaikan, dalam proses pembongkaran importasi tersebut, Barantin memastikan sapi impor yang masuk ke Indonesia dalam keadaan sehat dan bebas dari hama dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD).

"Proses karantina ini sangat penting untuk memastikan sapi impor yang masuk ke Indonesia sehat dan bebas penyakit. Perlakuan berupa disinfeksi dan vaksinasi menjadi langkah krusial dalam mencegah penyebaran penyakit seperti PMK dan LSD,"  kata Sriyanto dalam keterangannya, Sabtu (22/2). 

Ia mengaku Barantin telah menerapkan tindakan karantina hewan secara ketat yang dilakukan sejak tahap Pre Border dengan pemberlakuan Prior Notice, At Border dengan pemeriksaan fisik, serta Post Border dengan pelaksanaan Tindakan Karantina Hewan (TKH) di Instalasi Karantina Hewan (IKH) dan pemantauan HPHK pasca pelepasan. 

Menurutnya, dalam mengawasi keluar masuk hewan ternak di wilayah Indonesia, Barantin juga telah melakukan uji laboratorium yang bertujuan untuk mematikan seluruh persyaratan teknis kesehatan hewan dan protokol karantina telah dipenuhi, sesuai ketentuan perkarantinaan yang berlaku. Uji laboratorium tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa sapi impor aman untuk dipelihara dan dikembangkan di Indonesia. 

"Sesuai arahan Kepala Barantin, Sahat M Panggabean, karantina terus berkomitmen mendukung program pemerintah dalam peningkatan populasi dan pemenuhan protein hewan. Dan akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait, serta melakukan pengawasan secara berkelanjutan demi mendukung upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat," imbuh Sriyanto. 

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Suganda menuturkan, ada kewajiban bagi importir yaitu harus memenuhi minimal 3% indukan dari kapasitas kandang. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Standar Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Sektor Pertanian. 

Lebih lanjut, Kepala Karantina Jakarta, Amir Hasanuddin menambahkan, hingga Februari ini total pemasukan sapi asal Australia yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 18.233 ekor yang terdiri dari 18.049 ekor sapi bakalan dan 184 ekor sapi indukan. Sedangkan pada tahun 2024 total sapi yang masuk sebanyak 249.333 ekor bakalan, namun untuk indukan nihil. 

Berdasarkan data sistem Best Trust Barantin, secara nasional pemasukan sapi bakalan Australia pada tahun 2024 adalah sebanyak 487.452 ekor yang masuk melalui berbagai tempat pemasukan, seperti Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta; Pelabuhan Panjang, Lampung; Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara; dan Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur. 

Adapun berdasarkan rencana Kementerian Pertanian (Kementan), Indonesia ditargetkan tahun ini mengimpor 200 ribu sapi perah dan 200 ribu sapi pedaging, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus program makan bergizi gratis. Impor sapi hidup tersebut nantinya agar bisa dibudidayakan oleh peternak dalam negeri. 

"Kita ingin pengusaha mendatangkan sapi hidup untuk dibudidaya di sini, sehingga kita mampu memenuhi kebutuhan nasional, utamanya untuk pemenuhan makan bergizi gratis," jelas Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dalam keterangan tertulis, Rabu (8/1). 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar