c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

23 September 2025

16:00 WIB

Bapanas Tegaskan Digitalisasi Penyaluran SPHP Bukan Hambatan Distribusi

Bapanas menyatakan penyaluran beras SPHP melalui digitalisasi di aplikasi Klik SPHP bukan hambatan. Bulog diminta menyederhanakan penggunaan di lapangan pada mitra pengecer.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Bapanas Tegaskan Digitalisasi Penyaluran SPHP Bukan Hambatan Distribusi</p>
<p>Bapanas Tegaskan Digitalisasi Penyaluran SPHP Bukan Hambatan Distribusi</p>

Ilustrasi - Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Dok Bapanas/NFA

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) periode Juli-Desember 2025 tetap berlanjut. Penyaluran Beras SPHP menerapkan digitalisasi, yakni melalui penggunaan aplikasi Klik SPHP.

Menurutnya, digitalisasi penyaluran dilakukan untuk mencegah atau memitigasi praktik tak wajar dan peningkatan pelacakan dalam distribusi beras SPHP, serta sebagai tindak lanjut rekomendasi perbaikan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Kalau Klik SPHP itu kan supaya trace-nya (pelacakan) ada. Jadi kita keluarkan beras SPHP, secara digital juga didata. Tinggal Bulog menyederhanakan prosesnya di lapangan, jika ada mitra pengecer yang kesulitan mengaksesnya,” ujar Arief dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (23/9).

Baca Juga: Operasi Pasar Besar SPHP Tak Efektif, Pengamat: Ubah Mekanisme Penyaluran

Arief pun memberikan pilihan bagi mitra pengecer yang masih kesulitan menggunakan Klik SPHP agar bisa menggunakan blangko atau formulir kosong yang diisi oleh mitra pengecer, baru kemudian bisa diinput ke Klik SPHP. Ia menegaskan, kendala tersebut jangan sampai menghambat pendistribusian beras SPHP.

“Tinggal menyederhanakan, bukan berarti dengan digital jadi tidak bisa tersalurkan beras SPHP-nya. Sistemnya sudah ada, tapi supaya bisa disederhanakan. Saya kira Dirut Bulog beserta jajaran telah melakukan ini,” tegas Arief.

Gerakan Pangan Murah Jadi Jalur Distribusi Utama
Berdasarkan data Bapanas, sebaran jenis mitra pada realisasi penyaluran SPHP periode Juli-Desember 2025 tercatat paling tinggi ada di pengecer pasar rakyat dengan jumlah 5.550 unit, disusul dari Rumah Pangan Kita (RPK) sebanyak 3.077 unit.

Meski begitu, secara kuantitas, realisasi penyaluran SPHP tertinggi dilakukan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang tercatat memiliki realisasi tertinggi walau hanya dengan sebaran 1.631 unit.

Lebih lanjut, Arief juga menyoroti adanya fluktuasi harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani saat ini, sejalan dengan dimulainya masa panen gadu atau panen di musim kemarau. Oleh karena itu, Bapanas telah memberi penugasan pengadaan gabah atau beras pada Bulog sebagai jaring pengaman untuk petani.

“Sekarang harga GKP ada yang Rp7.000/kg, kecuali di Makassar itu Rp6.500 an, hari ini karena lagi panen. Ini yang harus dijaga. Bapanas sudah menugaskan Bulog untuk menyerap gabah bagi wilayah yang mengalami kondisi demikian,” imbuh Arief.

Baca Juga: Indomaret-Alfamart Ikut Jual Beras SPHP

Penugasan pengadaan gabah atau beras oleh Bapanas kepada Bulog tersebut telah disampaikan melalui surat Kepala Badan Pangan Nasional nomor 257/TS.03.03/K/9/2025 tertanggal 18 September 2025. Dalam surat tersebut, Bulog ditetapkan agar melakukan pengadaan dengan harga beli gabah Rp6.500/kg.

Bulog Serapan Gabah Kering Panen
Adapun pengadaan GKP ini, menurut Arief, dapat dilakukan melalui mekanisme Cadangan Beras Pemerintah(CBP) atau komersial. Langkah ini harus dilaksanakan terutama pada saat harga GKP petani sama atau kurang dari Rp6.500/kg.

“Jadi ini yang memang harus kita lakukan bersama-sama. Meski nanti tren produksi menurun di akhir tahun, tapi jangan dipisah-pisahkan antara produksinya turun atau apa, karena ini satu paket. Badan Pangan Nasional bersama Bulog menyiapkan stok CBP untuk disalurkan ke masyarakat sebagai strategi intervensi ke depannya,” kata Arief.

Merujuk Proyeksi Neraca Beras Bapanas, produksi beras Oktober-Desember 2025 diperkirakan akan mulai menurun, yakni di Oktober sekitar 2,7 juta ton, November sekitar 1,7 juta ton, dan Desember sekitar 1,1 juta ton. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar