c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

10 November 2025

20:56 WIB

Bank Sampoerna Raih Laba Bersih Rp10,7 Miliar Di Kuartal III/2025

Laba bersih Bank Sampoerna ditopang penyaluran kredit sebesar Rp11,5 triliun pada periode yang sama, dengan mayoritas di antaranya atau sebanyak 64,53% disalurkan kepada pelaku UMKM. 

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Bank Sampoerna Raih Laba Bersih Rp10,7 Miliar Di Kuartal III/2025</p>
<p id="isPasted">Bank Sampoerna Raih Laba Bersih Rp10,7 Miliar Di Kuartal III/2025</p>

Ilustrasi - Petugas memberikan pelayanan transaksi perbankan kepada nasabah Bank Sampoerna. Antara/HO-Bank Sampoerna.

JAKARTA - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp10,7 miliar hingga akhir kuartal III/2025, dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) terjaga di level 4,4%.

Dari sisi intermediasi, Bank Sampoerna menyalurkan kredit dengan total nilai sebesar Rp11,5 triliun pada periode yang sama, dengan mayoritas di antaranya atau sebanyak 64,53% disalurkan kepada pelaku UMKM.

“UMKM merupakan bagian integral dari bisnis kami. Melalui berbagai inisiatif yang kami jalankan, kami berharap dapat terus memberikan nilai tambah bagi nasabah, serta menciptakan dampak positif bagi sektor UMKM sebagai pilar ketahanan ekonomi nasional,” kata CEO Bank Sampoerna Ali Yong dalam keterangan di Jakarta, Senin (10/11), dilansir dari Antara.

Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan tantangan dan persaingan pasar yang ketat sepanjang tahun ini menyebabkan penyaluran kredit ke UMKM tidak mudah.

Namun, pihaknya juga menyadari pelaku UMKM memiliki kemauan yang kuat untuk terus bangkit dan tumbuh. Karena itu, kemudahan akses terhadap pembiayaan menjadi faktor kunci bagi keberlangsungan pelaku UMKM.

“Kami terus melakukan tinjauan berkala terhadap kemampuan pelaku UMKM dalam menyerap penyaluran kredit dan dengan tantangan yang tidak mudah, kami tetap berkomitmen untuk membantu pelaku UMKM bertumbuh. Ini adalah sektor usaha yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia dan eksistensi bisnis mereka sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Henky.

Selain tantangan di sisi kredit, perseroan mencatat bahwa faktor kunci dukungan terhadap pelaku UMKM lainnya yakni menjaga arus kas yang sehat.

Berbekal sinergi dan penerapan digitalisasi di berbagai layanan, Bank Sampoerna berkomitmen untuk memperkuat arus kas sekaligus mendorong keberlanjutan usaha para pelaku UMKM.

Selanjutnya dari sisi pendanaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Sampoerna tercatat sebesar Rp13 triliun, didominasi oleh dana deposito dari nasabah yang mencapai Rp10,5 triliun.

Akumulasi DPK tersebut juga dipengaruhi oleh komposisi dana murah (CASA) di akhir kuartal III/2025 yang sebesar 19,2% atau meningkat 4,8% secara tahunan (year on year/yoy).

Henky juga mencatat bahwa penyaluran kredit dan penghimpunan DPK yang seimbang turut menjaga rasio loan to deposit ratio (LDR).

Hingga akhir September 2025, LDR korporasi mencapai 88,30% atau meningkat sebesar 3,8% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 84,5%, mencerminkan kondisi likuiditas bank yang sehat.

Bank Sampoerna memastikan kualitas kredit tetap terjaga dengan baik, di mana rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross tercatat sebesar 4,12% dan NPL net sebesar 2,45% hingga akhir September 2025.

Bank menjalin kemitraan strategis dengan lebih dari 50 perusahaan fintech, perusahaan multifinance, koperasi, dan institusi keuangan lainnya untuk mendukung UMKM.

Bentuk kolaborasi tersebut diwujudkan melalui penyediaan layanan Bank as a Service (BaaS) yang memberikan hasil positif, dengan perluasan jangkauan layanan perbankan hingga ke pelosok negeri.

Hasilnya, tercermin dari peningkatan penggunaan layanan virtual account, pembayaran melalui QRIS, dan transfer dana melalui mitra (host-to-host fund transfer) mencapai 331 juta transaksi dengan total nilai Rp102 triliun hingga September 2025.

Jumlah transaksi ini, catat Bank Sampoerna, meningkat 16 kali lipat dibandingkan dengan jumlah transaksi pada periode yang sama pada 2024.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar