05 November 2025
12:29 WIB
Bank Mandiri-BRI Sudah Salurkan Dana SAL 100%, Bakal Ditambah?
Bank Mandiri dan BRI telah menyelesaikan penyaluran kredit yang berasal dari penempatan dana pemerintah yang bersumber dari SAL. Bagaimana dengan yang belum?
Penulis: Fitriana Monica Sari
Seorang teller Bank Mandiri melayani nasabah saat melakukan transaksi penarikan tunai di Menara Mandiri, Jakarta (20/8). Validnews/Hasta Adhistra.
JAKARTA - Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (SEF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengungkapkan bahwa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah menyelesaikan penyaluran kredit yang berasal dari penempatan dana pemerintah yang bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL).
Adapun, Bank Mandiri dan BRI masing-masing mendapatkan jatah sebesar Rp55 triliun dari total sebesar Rp200 triliun.
"BRI sama Mandiri kan udah (serap) 100% ya, mereka memang udah minta (tambah dana)... Tapi kita lihat ada BNI dan BTN itu malah belum sampai 100%," kata Febrio saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/11).
Oleh karena itu, pemerintah akan coba mengevaluasi penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun yang bersumber dari SAL ini.
Baca Juga: BRI Telah Serap Seluruh Dana SAL Rp55 T, Ini Sektornya
Terkait potensi penambahan dana SAL yang disalurkan ke perbankan, pemerintah akan terus melihat kondisi kas pemerintah dalam penyaluran dana SAL.
Pemerintah sendiri punya pasar surat berharga negara (SBN) dan juga pasar surat perbendaharaan negara (SPN).
"Kita pastikan bahwa kebutuhan operasional kas untuk pemerintah itu tidak akan terganggu. Tetapi begitu kita punya ada potensi untuk kas yang berlebih, dalam waktu tertentu kita bisa selalu letakkan di perbankan. Jadi kita akan lakukan dengan manajemen kas yang semakin efisien," terang dia.
Sementara itu, untuk bank yang belum dapat menyalurkan dana SAL sepenuhnya atau 100%, seperti BNI, BTN, dan BSI, pemerintah akan terus memantaunya.
Febrio sendiri menegaskan tidak ada konsekuensi dari dana SAL yang tidak disalurkan 100%. Lantaran, tidak ada kontrak tertentu dengan bank-bank terkait.
"Enggak ada konsekuensi, karena memang nggak ada kontrak tertentu. Kita hanya memindahkan kas pemerintah dari Bank Indonesia (BI) ke perbankan, tanpa kita bilang, ‘oh minimal Anda harus begini’, enggak juga," katanya.
Baca Juga: Bank Mandiri Serap Rp40,7 T Dana SAL, Tersalur Ke 15 Sektor Strategis
Kendati demikian, Febrio menyebutkan karena bunganya tergolong murah, maka para perbankan yang mendapat penyaluran dana SAL ini harus terus bekerja untuk menyalurkannya.
"Karena enggak mungkin mereka bayar bunga, tetapi tidak menghasilkan penghasilan. Makanya begitu kita letakkan dengan bunga yang lebih murah, itu mendorong mereka untuk menciptakan kredit, karena cost of fund-nya ikut turun dan likuiditasnya bertambah untuk ample. Itu bekerja dengan mekanisme pasar saja. Tapi dari sisi pemerintah ini adalah cash management. Sehingga, kita akan kelola dengan cash management yang semakin efisien," ujar Febrio.