24 November 2022
16:59 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan acara CEO Networking 2022.
Bertemakan “Strengthening Economic Growth in Dynamic Conditions”, acara ini digelar dalam rangka 45 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia.
CEO Networking 2022 diselenggarakan secara hybrid di Bali Room Hotel Indonesia Kempinksi Jakarta dan turut disiarkan melalui Zoom, dengan mengundang perwakilan dari stakeholders di pasar modal Indonesia.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengungkapkan pandemi covid-19 selama lebih dari dua tahun terakhir telah menyebabkan dampak negatif yang signifikan terhadap hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat secara global, termasuk dalam aspek perekonomian.
Selain itu, ketegangan geopolitik dunia saat ini, khususnya perang antara Rusia dan Ukraina juga mempengaruhi perekonomian global.
"Ketidakpastian ekonomi global yang sedang terjadi diperkirakan memberikan dampak secara tidak langsung kepada Indonesia," ujar Iman di Jakarta, Kamis (24/11).
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,2% pada tahun 2023. Sementara, pertumbuhan ekonomi global akan terus melambat pada tahun mendatang.
Oleh karena itu, Iman menuturkan, guna mendukung ketahanan kondisi perekonomian Indonesia, diperlukan sinergi serta strategi yang didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal secara berkesinambungan.
Hal ini, menurutnya, diperlukan agar seluruh pihak dapat melangkah bersama mengembalikan kondisi perekonomian yang kondusif.
CEO Networking 2022
CEO Networking 2022 menghadirkan para pembicara yang dapat memberikan insight serta pemaparan informasi terkini kepada CEO dari pemangku kepentingan pasar modal Indonesia, seperti perusahaan tercatat, anggota bursa, perusahaan binaan IDX Incubator, bank kustodian, manajer investasi, selling agent serta perwakilan asosiasi, investor institusi, kalangan akademisi, dan lainnya.
CEO Networking 2022 dibuka dengan welcoming speech oleh Direktur Utama BEI Iman Rachman. Selanjutnya, Ketua OJK Mahendra Siregar menyampaikan keynote speech sekaligus membuka acara CEO Networking 2022 secara resmi.
Sesi pemaparan materi menghadirkan Lead Economist of World Bank Indonesia and Timor Leste Habib Rab dengan tema “Global & Indonesia Market Outlook for 2023”, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini dengan tema ”Strategy to Embrace Challenges and Opportunities Amid the Global Uncertainty Conditions”.
Juga, Chairman and Chief Executive of Pacific Century Group Richard Li dengan tema “Global and Indonesia Investment Outlook in 2023”. Pemaparan materi dalam acara ini dipandu oleh Timothy Marbun selaku moderator.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi Inspiring Session dari CEO Perusahaan Tercatat di Indonesia, yaitu Founder and CEO TANCORP Hermanto Tanoko dengan tema “Sharing Success Story to Keep Up with Global Dynamics”. Acara CEO Networking 2022 ditutup dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.
"Insight terkini dari seluruh pemateri, diharapkan dapat memberikan optimisme, sehingga para CEO dari stakeholders pasar modal Indonesia agar semakin siap untuk berkontribusi positif dalam menciptakan iklim bisnis dan investasi yang kondusif di Indonesia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," ungkap Iman.
Selain itu, Iman berharap CEO Networking 2022 dapat meningkatkan kompetensi, wawasan, sekaligus memberikan optimisme kepada CEO dari stakeholders pasar modal Indonesia untuk bersinergi dalam meraih peluang dan menghadapi tantangan di tengah kondisi global yang dinamis.
Investor Pasar Modal Tembus 10 Juta
Sebelumnya, PT KSEI mencatat investor di pasar modal Indonesia telah berhasil mencetak rekor baru, yakni tembus 10 juta investor. Lebih rincinya, berdasarkan data KSEI pada 3 November 2022, jumlah investor pasar modal yang mengacu pada Single Investor Identification (SID) telah mencapai 10.000.628, dengan komposisi jumlah investor lokal sebesar 99,78%.
Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, pencapaian jumlah investor pasar modal yang telah menembus 10 juta tersebut merupakan berita baik bagi pasar modal Indonesia. Terlebih lagi, jumlah tersebut didominasi oleh investor lokal.
"Selain menandakan bahwa investor lokal semakin percaya dan sadar pentingnya investasi pasar modal, dominasi investor lokal diharapkan dapat memberikan ketahanan bagi pasar modal Indonesia apabila diterpa isu global,” kata Uriep di Jakarta, Senin (21/11).
Menurut Uriep, jumlah investor pasar modal telah meningkat 33,53% dari 7.489.337 di akhir tahun 2021 menjadi 10.000.628 pada 3 November 2022. Tren peningkatan tersebut telah terlihat sejak tahun 2019 ketika investor masih berjumlah 2.484.354.
Implementasi simplifikasi pembukaan rekening efek, lanjutnya, memberikan dampak cukup besar bagi peningkatan jumlah investor pasar modal terlebih di masa pandemi covid-19.
Hal ini terlihat dari peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2020-2021, dengan pertumbuhan lebih dari 100%.