c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

14 November 2025

19:38 WIB

Bakal Pangkas 1.063 Jadi 200 BUMN, Danantara: Banyak Bisnis Saling ‘Kanibal’

Danantara juga mengungkap hampir separuh dari 1.063 perusahaan termasuk anak-cucu BUMN mencatatkan kerugian.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Bakal Pangkas 1.063 Jadi 200 BUMN, Danantara: Banyak Bisnis Saling &lsquo;Kanibal&rsquo;</p>
<p id="isPasted">Bakal Pangkas 1.063 Jadi 200 BUMN, Danantara: Banyak Bisnis Saling &lsquo;Kanibal&rsquo;</p>

Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara Rohan Hafas dan Managing Director Danantara Febriany Eddy dalam Media Brefing di Wisma Danantara, Jumat (14/11). Validnews/Siti Nur Arifa

JAKARTA - Managing Director Danantara Febriany Eddy membeberkan lebih detail rencana Danantara yang akan memangkas jumlah perusahaan BUMN, termasuk anak dan cucu usaha yang saat ini berjumlah 1.063 perusahaan menjadi hanya tersisa sekitar 200 BUMN saja.

Kerap dibicarakan beberapa kali baik oleh Presiden maupun CEO Danantara dalam berbagai kesempatan, Febri mengatakan terdapat sejumlah alasan kuat yang melatarbelakangi pemangkasan jumlah BUMN perlu dilakukan. Salah satunya hampir separuh dari total BUMN yang mencatatkan kerugian dalam menjalankan bisnisnya.

“Seribu lebih direct-indirect BUMN yang kita miliki, hampir setengah itu rugi,” kata Febri dalam sesi Media Briefing di Wisma Danantara, Jakarta, Jumat (14/11).

Lebih lanjut, Febri secara gamblang mengungkap banyak perusahaan BUMN yang sejak lama hingga saat ini bertahan dengan dikelola oleh berbagai aspek yang kurang baik, entah dari segi SDM maupun pengambilan kebijakan.

“Mohon maaf, ada bad actor-nya juga, ada bad decision juga,” beber Febri.

Tak berhenti sampai di situ, eks CEO Vale tersebut juga membagikan cerita mengenai banyaknya kebocoran yang terjadi pada setiap proyek yang dibagi untuk beberapa anak perusahaan BUMN. Sehingga, banyak margin yang hilang akibat model bisnis tersebut.

Dirinya memberi contoh, pada salah satu BUMN di bidang telekomunikasi, pengerjaan proyek yang terbilang mudah dan seharusnya dapat ditangani oleh satu anak perusahaan nyatanya dikerjakan oleh empat hingga lima anak perusahaan sekaligus.

Bisnis 'Kanibal' BUMN
Lebih lanjut, Febri juga menjelaskan persoalan adanya kondisi ‘kanibal’ antara anak perusahaan BUMN yang sering kali saling berkompetisi dalam memperebutkan suatu tender. Kondisi ini, yang menurutnya menimbulkan kondisi tidak sehat lantaran masing-masing perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan proyek namun dengan menekan margin dan menimbulkan kerugian.

“Saya enggak tau ya, meritokrasinya, cara performance itu dinilai juga mungkin dari sisi omzet dan segala macem, sehingga at all cost harus dapat (proyek). Hal seperti itu sangat tidak sehat, enggak masuk akal karena kita saling membunuh di dalam,” imbuhnya.

Sebab itu, Febri menegaskan saat ini Danantara melalui Danantara Asset Management (DAM) berupaya untuk melakukan restrukturisasi BUMN termasuk anak-cucu perusahaan dengan berbagai opsi yang memungkinkan, baik melalui konsolidasi, perampingan, hingga opsi terakhir yakni likuidasi bagi perusahaan yang tidak menunjukkan performa bagus.

“Kita harus menghilangkannya, jadi anak-anak (BUMN) yang tidak ada manfaatnya, atau dulu dibuat dengan konteks dan keputusan yang berbeda, hari ini harus kita hilangkan,” tegas Febri.

Pada akhirnya, Febri menegaskan Danantara berharap dengan rencana restrukturisasi yang dilakukan dalam beberapa tahun ke depan akan menyisakan 200 perusahaan BUMN yang bergerak di sektor yang tepat baik secara ukuran maupun tepat dalam memberikan banyak manfaat dan nilai bagi negara.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar