c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

22 Juli 2025

15:56 WIB

Bahlil Setor Kajian Awal 18 Proyek Hilirisasi Rp618,13 T Ke Danantara

Bahlil menyerahkan kajian awal 18 proyek hilirisasi kepada Danantara senilai US$38,63 miliar atau sekitar Rp618,13 triliun. Mencakup sektor minerba, pertanian, perikanan, hingga transisi energi.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Bahlil Setor Kajian Awal 18 Proyek Hilirisasi Rp618,13 T Ke Danantara</p>
<p>Bahlil Setor Kajian Awal 18 Proyek Hilirisasi Rp618,13 T Ke Danantara</p>

CEO Danantara Rosan Roeslani bersama Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan KEN Bahlil Lahadalia usai meneken dokumen prastudi kelayakan 18 proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional, Jakarta, Selasa (22/7). Antara/Putu Indah Savitri

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional Bahlil Lahadalia menyerahkan dokumen pra studi kelayakan (Pre-Feasibility Study/Pre-FS) sebagai kajian awal proyek hilirisasi kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Dokumen kajian awal itu terdiri dari 18 proyek hilirisasi strategis di berbagai sektor, terutama mineral dan batu bara, pertanian, serta kelautan dan perikanan. Kemudian, terdapat juga proyek strategis bidang transisi energi dan ketahanan energi.

Tak tanggung-tanggung, seluruh 18 proyek hilirisasi dan ketahanan energi itu memakan investasi hingga US$38,63 miliar atau sekitar Rp618,13 triliun. Mayoritas, kebutuhan investasi diperlukan untuk hilirisasi mineral dan batu bara senilai US$20,1 miliar atau setara Rp321,8 triliun.

"Total investasi sebesar US$38,63 miliar atau setara Rp618,3 triliun. Ini di luar ekosistem baterai mobil yang kita akan bangun sesuai dengan arahan Bapak Presiden," ujarnya dalam sesi konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/7).

Baca Juga: Danantara Fokus Garap Hilirisasi Mineral-Energi 6 Bulan Ke Depan

Bahlil menjabarkan, di dalam dokumen kajian awal tersebut terdapat 8 proyek hilirisasi mineral dan batu bara, diikuti 3 proyek hilirisasi pertanian, 3 proyek hilirisasi kelautan dan perikanan, 2 proyek transisi energi, dan 2 proyek ketahanan energi.

Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional pun mengestimasi ada lebih dari 276.000 tenaga kerja yang berpeluang terserap dari 18 proyek hilirisasi strategis. Karena itu, Bahlil berharap, Danantara mau menyuntikkan modal pada proyek-proyek tersebut.

Khusus 8 proyek hilirisasi mineral dan batu bara, tersebar pada proyek industri smelter alumunium di Mempawah, industri Dimethyl Ether (DME) di enam titik, industri aspal di Buton, hingga industri mangan sulfat di Kupang.

Kemudian, ada industri stainless steel slab yang berbahan baku nikel di Kawasan Industri Morowali; industri copper rod, wire, dan tube di Gresik; industri besi baja di Kabupaten Sarmi; serta industri chemical grade alumina di Kendawangan, Kalimantan Barat.

Lebih lanjut, Bahlil menegaskan, dokumen kajian awal itu disusun dengan kajian yang melibatkan tim dari akademisi, pelaku usaha, hingga penyedia teknologi dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

Dia mengakui, masih banyak kekurangan pada dokumen kajian awal itu, sehingga Danantara diharapkan mau menyempurnakan dan kemudian menyuntikkan modal pada proyek-proyek hilirisasi strategis tersebut.

"Danantara punya uang untuk melakukan penyempurnaan, karena kita uangnya setengah-setengah, penyelesaiannya juga tidak utuh. Tapi saya yakin dan percaya bahwa Danantara di bawah pimpinan Pak Rosan akan semakin paten dan bagus untuk mengeksekusi," imbuhnya.

Bakal Koordinasi Intens
Setelah menyerahkan dokumen kajian awal, Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional bakal berkoordinasi intens dengan Danantara, antara lain untuk menentukan skema pembiayaan serta skala prioritas dari proyek-proyek tersebut.

Baca Juga: Dear Danantara, Ini Proyek Strategis Hilirisasi Yang Butuh Pembiayaan

Kemudian, Satgas dan Danantara bakal menentukan model bisnis dan pelaku usaha pelaksanaan proyek, hingga menetapkan lokasi dan persiapan pelaksanaan groundbreaking.

"Maupun juga penyelesaian kendala proyek terkait perizinan, penyiapan lahan, dan mitigasi sosial dan lingkungan," ungkap Bahlil.

Eks-Ketua Umum HIPMI itu juga menekankan, Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional bakal berperan aktif untuk memberi detail informasi kebutuhan investasi dan lain sebagainya.

Sementara BPI Danantara, diharapkan bisa mengambil peran dalam mengulik segala hal dari sisi bisnis, mulai dari aspek kelayakan, sampai kepada sistem pembiayaan.

"Dengan kata lain, teman-teman Danantara yang bisa melihat visibilitas bisnisnya, sistem pembiayaan, dan kemudian partner-partnernya. Kalau itu 100% dilakukan oleh Danantara itu akan jauh lebih baik. Tapi kalau tidak, itu juga bisa ada partner dan kita dari Satgas sudah ada beberapa sinkronisasi data yang bisa kita sampaikan tentang partner," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar