10 November 2025
18:12 WIB
Bahlil Buka Peluang Tambang Bawah Tanah PTFI Tak Terdampak Longsor Kembali Beroperasi
Penghentian operasional tambang bawah tanah PTFI akibat insiden longsor berdampak negatif terhadap penerimaan negara maupun daerah.
Penulis: Yoseph Krishna
Tim Tanggap Darurat PTFI menggunakan berbagai peralatan canggih untuk menyelamatkan tujuh pekerja yang masih terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Mimika, Papua Tengah. ANTARA/HO-PT Freeport Indonesia.
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka peluang tambang bawah tanah milik Anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID PT Freeport Indonesia yang tak terdampak longsor kembali beroperasi.
Dia menjelaskan, peluang itu muncul demi memutar perekonomian di daerah. Pasalnya, ada banyak karyawan PT Freeport Indonesia yang bergantung pada tambang tersebut, begitu pula dengan pendapatan daerah yang berpotensi amblas dengan dihentikannya tambang bawah tanah PTFI.
"Ini lagi di-exercise untuk bagaimana bisa kita produksi karena kalau tidak produksi, dampaknya nanti ke pendapatan negara, karyawan di sana, kemudian pendapatan daerah, dan juga adalah kontinuitas terhadap smelter yang ada di Gresik," ucap Bahlil saat ditemui di kantornya, Senin (10/11).
Eks-Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu menerangkan PT Freeport Indonesia punya tambang yang menghampar sangat luas. Jika ditarik garis lurus, bisa mencapai lebih dari 300 km dan ada beberapa bagian yang tidak terdampak oleh musibah longsoran material basah beberapa waktu lalu.
Karena itu, ada peluang PTFI mendapat lampu hijau operasional pertambangan pada bagian-bagian yang tidak terdampak insiden tersebut. Tapi sampai sekarang, seluruh kegiatan pertambangan Freeport di Bumi Cenderawasih masih dihentikan.
"Kita belum lakukan pergerakan apa-apa sambil kita mempelajari tambang underground di Freeport itu kan gede, kalau digaris lurus itu sekitar 300 km lebih dan ada bagian yang memang tidak ada kaitannya dengan musibah," paparnya.
Paralel, tim dari Kementerian ESDM juga masih melakukan investigasi soal musabab insiden longsoran material basah yang terjadi di tambang bawah tanah Grassberg Block Cave (GBC) yang menewaskan tujuh pekerja tambang.
"Tim saya masih di sana. Kita tidak bisa pakai deadline. Nanti kita target waktu, kerjanya tidak benar nanti bahaya, karena ini masalah nyawa dan harus betul-betul teliti," sambung Menteri Bahlil.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bersama Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas sepakat untuk menghentikan aktivitas pertambangan di Grassberg, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Keputusan itu diambil setelah tim evakuasi menemukan dua jenazah yang diduga merupakan bagian dari tujuh pekerja dari PT Freeport Indonesia yang tertimbun longsoran material basah beberapa waktu lalu.
"Kita sudah memutuskan untuk menyetop seluruh aktivitas produksi dan kita fokuskan semuanya, bantuan, peralatan, waktu, tenaga, semua kita fokuskan untuk pencarian pekerja yang terjebak di dalam," ungkap Bahlil saat mengunjungi Ruang Wartawan Kementerian ESDM, Jumat (26/9).
Di lain sisi, Bahlil juga menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas tewasnya dua dari tujuh pekerja tambang PT Freeport yang terjebak longsor.
Kejadian longsor tambang bawah tanah terjadi di area Grasberg Block Cave (GBC) pada Senin (8/9) sekitar pukul 22.00 WIT. Aliran material basah dalam jumlah besar menerobos masuk ke dalam tambang bawah tanah dan berakibat pada tertutupnya akses ke area tertentu.
Mulanya, tambang milik PTFI direncanakan kembali beroperasi pascaproses audit rampung. Audit itu dilakukan terhadap keseluruhan operasional tambang bawah tanah sebagai mitigasi supaya kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Itu dibutuhkan berbagai langkah-langkah terkait dengan teknik sipilnya, teknik tambangnya. Ini tim saya lagi terus melakukan proses audit di sana," tandasnya.