05 Februari 2024
17:49 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengutarakan, pemerintah akan terus menjaga iklim kepastian di dalam negeri untuk memberikan optimisme kegiatan konsumsi nasional. Menurutnya, ketidakpastian berpengaruh besar dalam kegiatan konsumsi yang ikut menurun.
“Tentu, saat sekarang kita terus memberi kepercayaan untuk masyarakat ada kepastian. Biasanya, mereka akan less spending kalau merasa bahwa ke depan ada ketidakpastian, (sehingga) mereka akan menabung,” katanya menjawab wartawan di konpers Laporan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 di Jakarta, Senin (5/2).
Pemerintah, lanjutnya, akan memberikan jaminan bahwa proses politik akan berjalan lancar sehingga memberikan katalis bagi ekonomi. Dengan begitu, orang akan lebih percaya diri untuk mengeluarkan uang konsumsi, juga investasi yang direncanakan tidak tertunda.
Baca Juga: BPS: IKN dan Hilirisasi SDA Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI 2023
Secara khusus, pemerintah juga akan terus menjamin ekonomi masyarakat kelas menengah-bawah lewat dan ganjalan bantuan sosial (bansos). “Agar daya beli bisa tertahan, kemudian juga inflasi bisa lebih rendah, sehingga diharapkan market confidence akan lebih tinggi lagi,” urainya.
Soal stimulus untuk memperkuat konsumsi masyarakat, Airlangga mengungkapkan, pemerintah akan melakukan evaluasi dalam kurun tiga bulan mendatang. Hal ini juga akan menghitung pergerakan konsumsi masyarakat kelas menengah yang terpantau melambat.
Evaluasi ini juga dibutuhkan, apalagi Indonesia akan segera memasuki HBKN Ramadan-Idulfitri 1445 Hijriah. Agar daya beli masyarakat tidak terlampau melemah.
“Nanti bulan puasa kita akan lihat lagi seberapa jauh daya beli masyarakat, seberapa jauh tingkat ketidakpastian atau fluktuasi harga. Tentu pemerintah akan mengevaluasi kebijakan yang diberikan, baik terkait dengan BLT maupun bansos yang lain,” sebutnya.
Sebelumnya, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menilai, daya beli masyarakat Indonesia saat ini masih cukup terjaga kendati terkonfirmasi mengalami pelambatan pertumbuhan. Adapun kontribusi konsumsi terhadap ekonomi kuartal IV/2023 mencapai 53,83%.
BPS mencatat, pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga di kuartal IV/2023 sebesar 4,47% (yoy), atau lebih rendah ketimbang kuartal sebelumnya yang sekitar 5,05% (yoy).
“Pelambatan konsumsi rumah tangga (kuartal keempat) utamanya kalau kami perhatikan, (akibat) melambatnya pengeluaran (konsumsi) kelompok menengah-atas,” sebut Amalia menjawab wartawan usai melaporkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (PDB) kuartal IV/2023.
Winny memaparkan, pelambatan konsumsi ini terindikasi dari perolehan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan jumlah penumpang udara yang mengalami perlambatan. Adapun, penjualan mobil penumpang tahun ini juga disinyalir tidak sebanyak sepanjang 2022.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Salah Satu Tertinggi Di Dunia
Di sisi lain, konsumsi yang menurun ini terpantau mengalami pergeseran. Pihaknya menyebut, jumlah investasi finansial masyarakat seperti simpanan berjangka terlihat mengalami penguatan.
“Artinya, ada sedikit pergeseran (konsumsi masyarakat di kuartal IV) dari spending ke investasi… (Ada) perlambatan (konsumsi) pengeluaran kelas menengah karena mereka bergeser lebih cenderung melakukan investasi,” urainya.
Secara kumulatif, konsumsi Rumah Tangga 2023 bertumbuh 4,82% (ctc). Konsumsi Rumah Tangga yang terus tumbuh ini terjadi seiring terkendalinya inflasi dan daya beli masyarakat.
Kelompok konsumsi yang tumbuh tinggi antara lain, Restoran dan Hotel, seiring maraknya kegiatan wisata selama libur sekolah, Natal, dan Tahun Baru. Transportasi dan Komunikasi, mendukung mobilitas masyarakat untuk berwisata. Selain itu, pembelian sepeda motor juga mengalami peningkatan.