07 Februari 2022
20:21 WIB
JAKARTA- Nestlé, produsen makanan dan minuman multinasional asal Swiss, mengumumkan rencana inovatif untuk mengurangi pekerja anak, dengan meningkatkan pendapatan buat para petani kakao. Di antaranya dengan memberikan insentif tunai senilai Rp8 juta selama dua tahun pertama program.
Dalam keterangannya yang diterima Validnews, Senin (7/2), rencana ini berfokus pada program Income Accelerator (akselerasi pendapatan) inovatif. Tujuannya, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga petani kakao, sekaligus memajukan praktik pertanian regeneratif dan kesetaraan gender.
Insentif berupa uang tunai akan diberikan kepada para petani kakao, untuk menunjang berbagai keperluan. Seperti pendaftaran sekolah anak, peningkatan produktivitas pertanian dan sebagainya.
Untuk diketahui, komunitas petani kakao menghadapi tantangan besar, termasuk luasnya tingkat kemiskinan di daerah pedesaan. Kemudian peningkatan risiko iklim dan kurangnya akses ke layanan jasa keuangan dan infrastruktur dasar seperti air, pelayanan kesehatan, dan pendidikan.
Faktor-faktor kompleks ini berkontribusi pada risiko terjadinya pekerja anak di pertanian keluarga. Berkerja sama dengan para mitra dan pemerintah, serta meneruskan program percontohan yang menjanjikan, inisiatif baru Nestlé diharapkan dapat mempertajam fokus pada penyelesaian akar penyebab risiko terjadinya pekerja anak.
Melalui monitoring and remediation system (sistem pemantauan dan perbaikan) yang telah dilembagakan sejak 2012, sebanyak 149.443 anak telah mendapatkan bantuan perlindungan dari risiko terjadinya pekerja anak. Kemudian, sekitar 53 sekolah telah dibangun atau diperbaiki.
“Ambisi kami adalah untuk memberikan dampak lebih yang positif dan nyata terhadap keluarga petani kakao yang jumlahnya meningkat. Terutama di daerah yang mengalami kendala kemiskinan dan kelangkaan sumber daya,” kata Mark Schneider, Nestlé CEO.
Petani menjemur biji kakao. dok. Antara FotoKesenjangan Kesejanteraan
Selain itu, pihaknya berharap program ini dapat membantu menutup kesenjangan kesejahteraan yang mereka hadapi dari waktu ke waktu. Sejalan dengan upaya yang telah pihaknya lakukan sejak lama untuk memasok kakao secara berkelanjutan, Mark memastikan Nestlé akan terus membantu anak-anak agar dapat bersekolah, memberdayakan perempuan, meningkatkan metode pertanian, dan memfasilitasi pendanaan.
“Nestlé percaya, bersama dengan pemerintah, LSM, dan pihak lain di industri kakao, kami dapat membantu meningkatkan kehidupan keluarga petani kakao. Juga memberi anak-anak kesempatan untuk belajar serta tumbuh di lingkungan yang aman, sehat, dan layak untuk mereka dapatkan,” imbuhnya.
Asal tahu saja, Program Income Accelerator Nestlé ini, menawarkan pendekatan baru untuk mendukung para petani dan keluarga, dalam transisi menuju pertanian kakao yang lebih berkelanjutan. Insentif diyakini akan mendorong perilaku dan praktik pertanian yang dirancang untuk terus membangun ketahanan sosial dan ekonomi dari waktu ke waktu.
Melalui pendekatan baru Nestlé, para keluarga petani kakao akan menerima manfaat lebih tidak hanya dari segi kuantitas dan kualitas biji kakao yang dihasilkan, tetapi juga manfaat dari segi kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat setempat. Insentif ini merupakan tambahan dari premi yang diperkenalkan oleh pemerintah Pantai Gading dan Ghana yang dibayarkan Nestlé, serta premi yang ditawarkan Nestlé untuk kakao bersertifikat.
“Kakao ini diaudit secara independen berdasarkan Rainforest Alliance Sustainable Agriculture Standard (Standar Pertanian Berkelanjutan Rainforest Alliance), untuk mempromosikan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan petani dan masyarakat setempat,” serunya.
Nestlé sendiri memastikan keberlanjutan kakao, perusahaan secara global berencana untuk menginvestasikan total CHF 1,3 miliar pada 2030. Angka tersebut lebih dari tiga kali lipat investasi tahunan saat ini.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar mengatakan, semangat yang sama dengan Nestlé global terkait produksi bertanggung jawab dan berkelanjutan, juga dibawa di Indonesia. Ia memastikan, pihaknya terus mempelajari setiap peluang agar kami bisa memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitar area operasi Nestlé.
“Salah satu langkah yang sudah kami lakukan adalah program pembinaan para petani kopi dan peternak sapi. Kami akan terus memperkuat program pembinaan dan memperluas program kemitraan untuk menjaga ketangguhan dan kesejahteraan para petani, keluarga, dan masyarakat sekitar," tuturnya.
Insentif yang lebih tinggi di awal (Rp8 Juta) akan membantu mempercepat penerapan praktik pertanian yang baik untuk membangun dampak di masa depan. Insentif ini kemudian akan disesuaikan menjadi CHF 250 (atau setara dengan IDR 4.000.000) setelah program mulai memberikan hasil yang nyata.
Pemberdayaan Perempuan
Asal tahu saja, insentif ini tidak dibayar berdasarkan volume kakao yang dijual dan inklusif untuk memberikan dukungan yang berarti bagi petani kecil, tanpa terkecuali. Berbeda dengan praktik pada umumnya, program ini juga menawarkan insentif keuangan bagi pasangan petani yang biasanya bertanggung jawab atas pengeluaran rumah tangga dan pengasuhan anak.
Ilustrasi. Petani perempuan memetik kakao. dok. Antara FotoDengan membagi pembayaran antara petani dan pasangan, program ini diharap visa membantu memberdayakan perempuan dan meningkatkan kesetaraan gender. Contoh praktik yang didorong oleh Nestlé meliputi:
Pendaftaran sekolah untuk setiap anak berusia 6 – 16 tahun. Kemudian menerapkan praktik pertanian yang baik, seperti pemangkasan (pruning) yang meningkatkan produktivitas pertanian.
Lalu, melakukan kegiatan agroforestri untuk meningkatkan ketahanan iklim, seperti penanaman pohon peneduh. Selanjutnya, menghasilkan pendapatan yang beragam, misalnya dengan menanam tanaman lain, memelihara ternak seperti ayam, beternak lebah atau mengolah produk lain seperti singkong.
Pembayaran akan diberikan melalui transfer layanan seluler terlindungi yang akan memastikan penelusuran langsung dari pemasok Nestlé ke penerima yang dituju. Karena arus kas sepanjang tahun sering kali menjadi tantangan, insentif tunai akan dibagikan pada saat paling dibutuhkan.
Berdasarkan masukan dari para petani kakao, situasi tersebut termasuk pada masa kembali ke sekolah dan sebelum musim hujan. Mitra pihak ketiga, termasuk International Cocoa Initiative dan Rainforest Alliance, akan bekerja sama dengan Nestlé untuk memantau tingkat partisipasi.
Berdasarkan hasil positif dari program percobaan pada 2020 dengan 1.000 petani di Pantai Gading, pada 2022 Nestlé akan memperluas program untuk mencakup 10.000 keluarga di negara tersebut, sebelum memperluasnya ke Ghana pada 2024. Kemudian akan menilai hasil dari fase uji dan mengadaptasi jika diperlukan, sebelum bergerak untuk menjangkau semua keluarga petani kakao dalam rantai pasokan kakao global Nestlé pada 2030.
Nestlé sendiri, akan memperkenalkan berbagai produk dengan kakao yang telah dipasok dari program inovatif ini dan menawarkan konsumen kesempatan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan keluarga petani kakao dan perlindungan anak-anak.
“Kami akan memulai dengan pilihan produk KitKat pada 2023,” kata Magdi Batato, Executive Vice President and Head of Operations Nestlé