c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

05 Februari 2025

19:23 WIB

ASPI: Di 2024, Nilai Transaksi QRIS Naik Rp10 Triliun Lebih Tiap Bulan

Pada awal peluncuran pada Januari 2020, nilai transaksi QRIS untuk mencapai Rp10 triliun membutuhkan waktu 33 bulan dan baru tercapai pada September 2022

<p>ASPI: Di 2024, Nilai Transaksi QRIS Naik Rp10 Triliun Lebih Tiap Bulan</p>
<p>ASPI: Di 2024, Nilai Transaksi QRIS Naik Rp10 Triliun Lebih Tiap Bulan</p>

Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Djamin Edison Nainggolan dalam acara bertajuk "VIDA - Where’s the Fraud? How to Face Account Takeovers and AI-Generated Fraud" di Jakarta, Rabu (05/02/2025). Antara/ Muhammad Heriyanto

JAKARTA - Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Djamin Edison Nainggolan mengungkapkan, nilai transaksi QRIS bertumbuh senilai lebih dari Rp10 triliun setiap bulan sepanjang 2024.

"Di tahun 2024, (tumbuh) Rp10 triliun itu semuanya rata-rata bisa tiga kali terjadi dalam waktu 2 bulan. Itu menunjukkan, QRIS bukan hanya fungsinya untuk transaksi pembayaran tetapi inklusivitas," ujar Djamin dalam acara bertajuk "VIDA - Where’s the Fraud? How to Face Account Takeovers and AI-Generated Fraud" di Jakarta, Rabu (5/2).

Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi menggunakan QRIS telah mencapai Rp188,36 triliun per Oktober 2024. Pada awal peluncuran pada Januari 2020, ia menjelaskan nilai transaksi QRIS untuk mencapai Rp10 triliun membutuhkan waktu 33 bulan dan baru tercapai pada September 2022. Lalu, untuk mencapai pertumbuhan nilai transaksi Rp10 triliun berikutnya, dibutuhkan waktu 13 bulan dan baru tercapai pada Oktober 2023.

Mulai dari itu, sejak Oktober 2023 dan seterusnya pertumbuhan nilai transaksi sebesar Rp10 triliun hanya membutuhkan waktu dua bulan. Kemudian, pada tahun 2024, pertumbuhan nilai transaksi sebesar Rp10 triliun dapat dicapai sebanyak tiga kali dalam waktu dua bulan.

Sampai saat ini, Ia mengungkapkan terdapat sebanyak 35 juta merchant yang telah menggunakan QRIS, meskipun banyak yang belum aktif. "Saya percaya masih banyak yang belum aktif, hanya baru ke register. Tapi, sudah 35 juta di seluruh Indonesia," ujar Djamin.

Ia mengatakan, QRIS merupakan game changer, dengan sebesar 50% digunakan oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menurutnya, sistem pembayaran QRIS bukan hanya terkait interkoneksi (saling terhubung) dan interoperabilitas (saling dapat dioperasikan), namun juga menjamin inklusivitas dari konsumen di Indonesia dan UMKM

Apalagi, lanjutnya, sistem pembayaran yang aman dan efisien sangat penting di era digital saat ini. "Kami mengapresiasi langkah-langkah inovatif dalam autentikasi yang tidak hanya meningkatkan keamanan transaksi, tetapi juga memberikan kemudahan bagi pengguna dalam melakukan pembayaran digital," ujar Djamin.

Volume Transaksi
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melaporkan,  volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) tumbuh pesat sebesar 175,2% year on year (YoY) pada 2024.        

“Di samping itu, volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh pesat sebesar 175,2% YoY didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant,” kata Perry.

Ia mengatakan, tercatat ada 34,5 miliar transaksi pembayaran digital atau tumbuh 36,1% YoY yang didukung seluruh komponennya. Volume transaksi pada aplikasi mobile tumbuh sebesar 39,1% YoY, dan volume transaksi pada internet naik 4,4% YoY pada 2024.

“Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada tahun 2024 tetap tumbuh didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” ungkapnya.

BI pun memproyeksikan pembayaran digital meningkat 52,3% YoY pada 2025. Melihat dari sisi infrastruktur, katanya, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST (Fast Payment) mencapai 3,4 miliar transaksi atau tumbuh 62,4% YoY dengan nilai mencapai Rp8,9 triliun pada tahun 2024.

Volume transaksi nilai besar yang diproses melalui BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) mencapai 10,3 juta transaksi atau tumbuh 3,1% YoY dengan nilai Rp126,3 ribu triliun, meningkat 17,6% YoY pada tahun lalu. Pada 2025, volume transaksi BI-FAST diprediksi tumbuh 34,1% YoY dan nilai transaksi BI-RTGS naik 11,4%.

“Sementara itu, dari sisi pengelolaan uang rupiah, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 9,3% YoY menjadi Rp1.204,5 triliun pada akhir Desember 2024 dan diprakirakan tumbuh 5,7% YoY pada tahun 2025,” ucapnya.

Lebih lanjut, Perry menegaskan, stabilitas sistem pembayaran tetap terjaga berkat topangan struktur industri yang sehat dan infrastruktur yang stabil. Di sisi infrastruktur, stabilitas sistem pembayaran tercermin pada kelancaran dan keandalan penyelenggaraan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI), serta kecukupan pasokan uang dalam jumlah dan kualitas yang memadai pada Desember 2024.

Pada sisi struktur industri, interkoneksi antarpelaku dalam sistem pembayaran disebut terus menguat, diikuti oleh ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) yang meluas. Transaksi pembayaran berbasis Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) turut meningkat, sejalan dengan perluasan tingkat adopsi oleh perusahaan jasa sistem pembayaran, baik bank maupun non bank.

“Bank Indonesia terus menjaga ketersediaan uang rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk daerah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T),” ujar Perry Warjiyo.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar