c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

12 Oktober 2024

09:15 WIB

Asing Jual Instrumen Investasi RI Rp2,84 T Pekan Ini

Bank Indonesia (BI) mencatat investor asing terpantau kembali menjual instrumen investasi RI sebesar Rp2,84 triliun di pekan ini.

Penulis: Khairul Kahfi

<p>Asing Jual Instrumen Investasi RI Rp2,84 T Pekan Ini</p>
<p>Asing Jual Instrumen Investasi RI Rp2,84 T Pekan Ini</p>

Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat investor asing terpantau kembali menjual instrumen investasi RI sebesar Rp2,84 triliun di pekan ini. Capaian ini kembali terhitung negatif setelah sempat di pekan lalu menorehkan beli tipis Rp0,57 triliun.

Adapun torehan akumulasi jual instrumen asing lebih besar berhasil diputus dengan aliran beli asing buat instrumen SBN yang masih deras di pekan ini. Sementara itu, asing masih cenderung ‘membuang’ aset saham dan SRBI yang dipunya, seperti pekan lalu.

“Berdasarkan data transaksi 7-10 Oktober 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp2,84 triliun; terdiri dari beli neto sebesar Rp4,37 triliun di pasar SBN, jual neto sebesar Rp4,47 triliun di pasar saham, dan jual neto sebesar Rp2,73 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Jumat (11/10).

BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 10 Oktober 2024 (ytd), asing tercatat masih dominan mengoleksi SRBI di pasar investasi RI. Di mana nonresiden monerahkan beli neto Rp193,51 triliun untuk SRBI, Rp46,68 triliun di pasar saham, dan Rp41,19 triliun di pasar SBN.

Baca Juga: Naik Tipis, Asing Beli Instrumen Investasi RI Rp0,57 T Pekan Ini

Dari semester II/2024 hingga 10 Oktober 2024, pembelian instrumen investasi lokal oleh asing cenderung lebih besar untuk SRBI dan SBN yang berkisar Rp60-70 triliunan. Nonresiden tercatat beli neto Rp75,15 triliun di pasar SBN, Rp63,16 triliun di SRBI, dan Rp46,33 triliun di pasar saha

“(Sementara itu), premi credit default swap atau CDS Indonesia lima tahun per 10 Oktober 2024 sebesar 68,30 basis poin (bps), naik dibandingkan 4 Oktober 2024 yang sebesar 67,25 bps,” sebutnya.

Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak turun tipis ke level 6,65% pada Jumat pagi (11/10), setelah sehari sebelumnya juga sempat bergerak naik ke level 6,67%. Adapun range imbal hasil tersebut bergerak lebih tinggi ketimbang pekan lalu yang bergerak lebih rendah di kisaran 6,51-6,62% jelang libur akhir pekan lalu.

Per akhir Kamis (10/10), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau bergerak menguat menuju level 102,99 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.

Hasilnya, Ramdan tuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat sebesar Rp20 jelang libur akhir pekan ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.660 per dolar AS pada akhir Kamis (10/10) dan dibuka level bid Rp15.640 per dolar AS pada Jumat pagi (11/10).

Baca Juga: Balik Arah, Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp9,73 T Pekan Ini

Selanjutnya, Ramdan juga menginformasikan, imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami kenaikan per kamis (10/10). “Yield US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,062%,” paparnya.

Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi eksternal RI yang tengah berlangsung saat kini.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ucap Denny. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar