c

Selamat

Kamis, 9 Mei 2024

EKONOMI

16 September 2023

13:14 WIB

Asal Usul Harga Beras di Indonesia Terus Melambung

Harga beras di Indonesia terus naik, baik beras medium maupun premium. Anjloknya produksi dan banyaknya negara menyetop ekspor menjadi alasan pemerintah.

Penulis: Erlinda Puspita Wardani

Editor: Rheza Alfian

Asal Usul Harga Beras di Indonesia Terus Melambung
Asal Usul Harga Beras di Indonesia Terus Melambung
Pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta, Kamis (27/7/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Kenaikan harga beras dalam beberapa waktu terakhir terus terjadi. Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) periode 1-16 September 2023, untuk harga beras premium sudah mengalami kenaikan 0,76% menjadi Rp14.600 per kilogram (kg) dan beras medium naik 0,70% menjadi Rp12.930 per kg. Keduanya merupakan rata-rata harga nasional di tingkat pengecer.

Jika mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang telah ditetapkan melalui Peraturan Badan  (Perbadan) Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023, maka kenaikan harga beras premium dan medium telah melebihi rata-rata HET, dengan beras medium mengalami lonjakan yang signifikan.

Pada Perbadan 7/2023 tersebut tertulis, zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi) memiliki HET beras medium senilai Rp10.900 per kg dan beras premium Rp13.900 per kg. 

Zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan) memiliki HET beras medium sebesar Rp11.500 per kg dan beras premium Rp14.400 per kg. Zona 3 (Maluku dan Papua) memiliki HET beras medium senilai Rp11.800 per kg dan beras premium sebesar Rp14.800 per kg.

Baca Juga: Sepanjang 2023, Pemerintah Telah Impor 1,59 Juta Ton Beras

Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) salah satu penyebab naiknya harga beras karena banyak negara produsen menyetop ekspor pangan. Salah satunya yaitu India sebagai pengekspor beras, sehingga berdampak pada harga beras di Indonesia.

“19 negara sudah membatasi ekspor pangan, menyelamatkan rakyatnya sendiri-sendiri. India baru saja setop ekspor beras, akibatnya harga beras naik di semua negara,” ujar Jokowi dalam pidatonya di Sidang Terbuka Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Bogor (IPB), Jumat (15/9).

Alasan lainnya, dari catatan Validnews, menurut Ketua Umum Komunitas Industri Beras Rakyat (KIBAR), Syaiful Bahari, harga beras naik karena anjloknya produksi padi oleh petani sehingga mendorong harga gabah naik, dan imbasnya harga beras juga terkerek naik.

“Produksi padi kita anjlok. Rata-rata panen padi saat ini paling bagus 5 ton per hektare (ha),” kata Syaiful pada Validnews.

Baca Juga: Produksi Beras 2024 Ditargetkan Naik Jadi 55,42 Juta Ton

Penurunan produksi disebabkan adanya fenomena El Nino sehingga membuat sawah kering. Ini diperkuat melalui pernyataan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini, yang menyampaikan bahwa berdasar pada Kerangka Sampel Area (KSA), luas panen padi dan produksi beras di Agustus 2023 mengalami penurunan dibanding Juli 2023.

“Kalau berdasarkan catatan kerangka sampel area yang dilakukan BPS, jika dibandingkan Juli 2023, maka Agustus 2023 ini memang mengalami penurunan sebesar 1,55% dan produksi padi juga diprediksi menurun sebesar 4,01%,” jelas Pudji.

Upaya pemerintah stabilkan harga beras
Sebagai upaya menstabilkan harga beras, pemerintah pun mempercepat penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk bantuan sosial (bansos) pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). 

Untuk bansos direncanakan sebanyak 210 ribu ton per bulan akan disalurkan bagi 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama periode September-November 2023.

Selain itu, pemerintah melalui Bulog juga memasok beras SPHP untuk operasi pasar, salah satunya di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). 

Pada tahap awal, Rabu (13/9) Bulog menyalurkan 4.500 ton beras ke PIBC, yang secara rinci 1.500 ton disalurkan ke 50 pedagang tersertifikasi, dan 3.000 ton disalurkan ke gudang Food Station BUMD DKI di PIBC. Beras ini pun dijual dengan harga sesuai HET, yaitu eceran tertinggi pasar turunan dan masyarakat Rp10.900 per kg, sedangkan eceran tertinggi di PIBC sendiri Rp10.385 per kg.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang saat itu menghadiri agenda penyaluran beras operasi pasar di PIBC pun mengaku optimis jika harga beras akan berangsur normal. Ini karena penyaluran beras SPHP dan bansos baru dimulai awal pekan ini, Senin (11/9).

“Kalau dibanjiri, Insyallah cepat turunnya. Kapan turunnya? Ya seminggu ke depan. Wong ini baru mulai 3 hari kemarin. Kita lihat lagi Insyaallah harganya stabil sedikit turun,” tutur Zulhas.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar