c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

23 Februari 2023

08:50 WIB

Antisipasi Ramadan, RI Impor Beras, Gula, Daging Hingga Bawang Putih

Jelang Ramadan, Surat Persetujuan Impor untuk beberapa komoditas dalam rangka menjaga ketersediaan di dalam negeri sudah ditandatangani

Antisipasi Ramadan, RI Impor Beras, Gula, Daging Hingga Bawang Putih
Antisipasi Ramadan, RI Impor Beras, Gula, Daging Hingga Bawang Putih
Ilustrasi - Pekerja memindahkan karung berisi beras impor di Gudang Bulog Divre Sumatera Barat, di Padang, Selasa (31/1/2023). Antara Foto/Iggoy el Fitra

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan sejumlah izin impor gula, daging, beras, bawang putih, kedelai hingga DOC broiler untuk daging ayam. Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan bahan pokok selama periode bulan puasa dan Lebaran 2023.
 
Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan mengatakan, surat Persetujuan Impor untuk beberapa komoditas dalam rangka menjaga ketersediaan di dalam negeri sudah ditandatangani. Khususnya menjelang periode Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Puasa dan Lebaran 2023
 
"Beberapa komoditas dipasok dari impor seperti gula, daging, beras, bawang putih, kedelai dan DOC broiler untuk daging ayam, dimana saat ini telah diterbitkan Persetujuan Impor untuk beberapa komoditas," kata Kasan saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu (22/2).
 
Kasan menyampaikan, Kemendag terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, untuk mempercepat pemasukan, produksi dan distribusi komoditas yang diimpor.
 
Lebih lanjut, saat ini kondisi barang kebutuhan pokok relatif aman, baik dari segi harga maupun pasokannya. 

Namun demikian, pemerintah tetap terus melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menjaga pasokan bahan pokok ke masyarakat tetap terjaga.
 
"Termasuk melakukan pengadaan dari luar negeri dalam rangka menjaga ketersediaan di dalam negeri khususnya menjelang periode HBKN Puasa dan Lebaran 2023 di mana pada periode tersebut biasanya terjadi kenaikan permintaan," ujarnya.
 
Kementerian BUMN melalui Holding BUMN Pangan atau ID FOOD akan mengimpor gula sebesar 237.575 ton dan 100 ribu ton daging sapi. 

Sementara itu, Bulog pada akhir Februari mendatangkan beras impor dari Thailand sebanyak 13.500 ton, sehingga jika ditotal dengan stok yang tersedia di gudang Bulog saat ini jumlahnya sekitar 20.000 ton.

Stok Nasional
Sebelumnya, Komisi IV DPR RI meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk meningkatkan stok beras nasional dengan minimal stok sebanyak 1 juta ton hingga 1,5 juta ton. Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan, stok nasional beras Bulog yang hanya sekitar 400 ribu ton terhitung belum aman untuk operasi pasar maupun kebencanaan.
 
"Pada Februari, Maret, dan April ini ada panen raya, kami berharap stok beras bisa mencapai 1 juta hingga 1,5 juta ton," ujarnya, Rabu.
 
Andi mengungkapkan, data acuan beras nasional saat ini berbeda-beda antar instansi, sehingga perlu ada kesepakatan antara BPS, Bappenas, Kementerian Pertanian, Bulog, dan Badan Pangan Nasional terkait data mana yang akan digunakan agar datanya tidak lagi berbeda. 

Menurutnya, jika memang data yang dijadikan acuan adalah data BPS, maka seharusnya ada potensi lebih dari 1 juta hektar panen yang artinya peluang untuk memenuhi stok Bulog menjadi 1 juta hingga 1,5 juta ton sangat terbuka.
 
Apalagi sebentar lagi memasuki bulan puasa dan lebaran, maka data beras yang akurat tidak akan menimbulkan kesimpangsiuran di masyarakat. "Kita jangan berpikir impor dulu, tapi bagaimana memaksimalkan penyerapan dalam negeri, artinya beras-beras dari petani kita dengan harga fleksibilitas," pesan Andi.
 
Lebih lanjut ia menyampaikan Bulog memiliki peran strategis sebagai institusi negara yang bertugas mendistribusikan dan memutus rantai pasokan komoditas beras agar tidak mahal.
 
Oleh karena itu, Bulog seharusnya tidak hanya berupaya untuk memenuhi stok pangan saja, tetapi juga pangan yang terjangkau bagi masyarakat sekaligus membantu petani.
 
"Bulog, Badan Pangan Nasional, dan Kementerian Pertanian harus bekerjasama untuk menyerap beras dalam negeri, sehingga petani bisa tersenyum dengan harga yang baik dan konsumen bisa membeli beras dengan harga yang normal," ucap Andi.
 
Berdasarkan hasil tinjauan representasi terhadap petani padi, angka serapan beras hanya sekitar 70 hingga 80%. Anggota Komisi IV DPR RI Alien Mus berharap Bulog dapat meningkatkan serapan terhadap petani padi hingga 100%.
 
"Saya berharap ketersediaan pangan terkhusus beras masih tetap terjaga," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar