12 Juni 2025
16:03 WIB
Andalkan MBG, Luhut Optimis Ekonomi RI Bisa Tumbuh Sampai 9%
Luhut menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) jadi salah satu program yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi sesuai target 8% di tahun 2029, bahkan lebih mencapai 9%.
Penulis: Siti Nur Arifa
Seorang siswa menunjukkan makanan gratis yang disediakan pemerintah di sebuah sekolah dasar di Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Antara Foto/Yulius Satria Wijaya/nz
JAKARTA - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dirinya optimis perekonomian Indonesia akan tumbuh sesuai target sebesar 8% pada tahun 2029. Lebih dari itu, dirinya menyebut pertumbuhan yang dimaksud bahkan bisa melampaui target hingga menyentuh angka 9%.
“Proyeksi Indonesia untuk lima sampai sepuluh tahun ke depan, saya percaya perekonomian kita bisa tumbuh 8%, bahkan sampai 9%,” imbuhnya dalam International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di JICC, Senayan, Jakarta, Kamis (12/6).
Proyeksi tersebut menurut Luhut berdasarkan pada hasil kajian yang dilakukan Dewan Ekonomi Nasional. Berbagai program unggulan yang dijalankan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi pendorong target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai, salah satunya program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca Juga: Ekonom Ragu MBG Dan 3 Juta Rumah Topang Pertumbuhan Ekonomi 8%
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di era pemerintahan Jokowi tersebut mengatakan, program MBG dengan alokasi dana hingga Rp171 triliun di tahun 2025 ini memberikan dampak besar berupa kesetaraan di seluruh wilayah Indonesia.
Luhut menilai MBG merupakan program pertama dengan alokasi dana besar yang memiliki jangkauan ke seluruh penjuru negeri. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana dana tersebut biasanya hanya terkonsentrasi di wilayah padat penduduk seperti Pulau Jawa.
“Kita tidak mau fokuskan pada satu area saja. Jadi bisa bayangkan Rp160 triliun, biasanya kita hanya mengucurkannya di Jawa saja. Tapi sekarang kami menyebar dana ini ke seluruh Indonesia,” tambahnya.
Luhut tak menampik, program MBG masih memiliki sejumlah kendala di berbagai daerah, namun dirinya menegaskan dengan kerja tim yang solid, ke depan, pemerintah akan terus membangun mata rantai yang mendukung program tersebut.
Meningkat Rp300 Triliun
Naik hampir dua kali lipat, Luhut menyebut di tahun 2026 anggaran untuk program MBG akan bertambah menjadi Rp300 triliun. Sebab, MBG bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat program ini melibatkan banyak aktor ekonomi sehingga perputaran ekonomi bisa ditingkatkan.
Sebagai catatan, untuk tahun anggaran 2025 MBG mendapat alokasi dana sebesar Rp71 triliun dengan target awal sebanyak 17,9 juta penerima yang terdiri dari 15,5 juta anak sekolah dan 2,4 juta ibu hamil/menyusui serta balita.
Setelahnya, Presiden memberi arahan agar penerima Program MBG tahun ini ditargetkan meningkat dengan mencapai 82,9 juta penerima.
Baca Juga: Penasihat Presiden: MBG Dan 3 Juta Rumah Tentukan Pertumbuhan Ekonomi 2025
Namun berdasarkan data Kementerian Keuangan, per 21 Mei 2025, realisasi penyerapan anggaran program MBG baru mencapai Rp3 triliun dan menjangkau 3,98 juta penerima manfaat, yang dilayani oleh 1.386 SPPG. Angka ini jauh dari target alokasi yang ditetapkan pada APBN.
Sebab itu, Luhut menyebut pentingnya kerja tim yang kuat dan detail, guna mendorong penguatan regulasi agar program bisa berjalan dengan baik dan tujuan program dapat tercapai.
“Tahun depan akan menjadi Rp300 triliun. Jadi ini membuat kami menjadi cukup percaya diri bahwa pertumbuhan 8% bisa dicapai. Hanya saja kita harus melakukan ini melalui satu tim yang kuat dan harus mendetil bekerjaan kita, regulasinya harus ada dan tinggal kami bekerja,” pungkasnya.