06 November 2024
17:10 WIB
Analis: Potensi Kemenangan Trump Di Pilpres AS Sebabkan Rupiah Melemah
Trump telah mendeklarasikan kemenangan di depan pendukungnya di Florida. Pada akhir perdagangan Rabu, rupiah turun 84 poin atau 0,53% menjadi Rp15.833 per dolar AS
Editor: Fin Harini
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Jumat (18/10/2024). Sumber: AntaraFoto/Muhammad Ramdan
JAKARTA - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan, perkiraan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) akan dimenangkan oleh Donald Trump, menyebabkan pelemahan rupiah.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup merosot seiring pasar menunggu dan mengantisipasi hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) dan Federal Open Market Committee (FOMC) AS.
Pada akhir perdagangan Rabu, rupiah turun 84 poin atau 0,53% menjadi Rp15.833 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.749 per dolar AS.
“Perkiraan hasil Pilpres AS akan dimenangkan oleh Donald trump, kemungkinan akan berdampak negatif bagi emerging market termasuk Indonesia karena dolar AS akan semakin kuat dengan kebijakan Trump yang proteksionis,” kata Rully di Jakarta, Rabu (6/11), dikutip dari Antara.
Rully menuturkan, jika Kamala Harris menang dalam Pilpres AS, terdapat risiko di antaranya pemerintah AS akan terus menyerap dolar AS melalui penerbitan obligasi negara karena belanja sosial yang akan semakin tinggi.
Sementara ekonom senior Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, dolar AS saat ini menguat karena pasar merespons hasil awal pemilu AS, dan selera risiko tetap rendah yang dipengaruhi oleh prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve yang tidak terlalu agresif.
Indeks dolar AS menguat karena Donald Trump unggul atas Kamala Harris dalam perhitungan sementara. Hingga kini, dilansir dari CNBC, Trump telah memenangkan beberapa negara bagian utama yakni Texas, Florida, North Carolia, Georgia dan Pennsylvania. Sedangkan Kamala Harris memenangkan New York, California dan Virginia. Tinggal empat negara bagian lagi yang tersisa yakni Arizona, Michigan, Nevada dan Wisconsin. Namun, Trump telah mendeklarasikan kemenangan di depan pendukungnya di Florida.
Indeks dolar AS naik ke level 104,7 pada perdagangan hari ini, naik ke level tertinggi sejak 24 Juli 2024. Hal ini menunjukkan penguatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.
"Investor global bereaksi terhadap hasil awal pemilihan presiden AS, di mana Trump menang atas Harris. Perlombaan sebagian besar berlangsung sesuai perkiraan, dengan hasil sekarang bergantung pada tujuh negara bagian utama," ujarnya.
Reny menuturkan, investor juga fokus pada kendali Kongres, karena hasilnya dapat memiliki implikasi signifikan terhadap pengeluaran dan kebijakan pajak di masa mendatang. Kebijakan Trump akan mengontrol ketat terkait masalah tarif, perdagangan, dan imigrasi.
Dalam beberapa pekan terakhir, dolar AS telah didukung oleh hal yang disebut sebagai "perdagangan Trump," karena kebijakan ekonominya sering dianggap inflasioner.