c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

18 Mei 2021

18:28 WIB

Analis: Pembentukan GoTo Jadi Langkah Awal Sebelum IPO

Belum ada perusahaan rintisan sekelas Unicorn atau Decacorn yang melakukan IPO

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Nadya Kurnia

Analis: Pembentukan GoTo Jadi Langkah Awal Sebelum IPO
Analis: Pembentukan GoTo Jadi Langkah Awal Sebelum IPO
Warga membuka platform MallUMKM melalui telepon genggam untuk berbelanja pada Tokopedia di Kota Kediri, Jawa Timur. ANTARAFOTO/Prasetia Fauzani

JAKARTA – Tokopedia dan Gojek mengumumkan merger kemarin, Senin (17/5) menjadi GoTo. Bergabungnya dua perusahaan ini disebut-sebut sebagai grup teknologi terbesar di Indonesia.

Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama menilai bergabungnya Tokopedia dan Gojek merupakan langkah awal dalam rangka penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering/IPO.

Nafan berharap nantinya jika GoTo telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia, dapat disambut positif oleh investor. Hal ini karena market cap perusahaan tersebut berpotensi akan semakin menguat.

"Merger ini merupakan langkah awal dalam rangka memaksimalkan potensi IPO dan untuk meningkatkan daya tarik kepada para investor untuk berinvestasi saham saat IPO nanti. Apalagi, rencananya kan juga dual listing di AS. Ini otomatis akan menjadi magnet bagi para investor domestik Indonesia maupun investor global," ujar Nafan kepada Validnews, Selasa (18/5).

Menurutnya, jika nanti dilakukan IPO, akan sangat menarik perhatian investor. Terlebih, belum ada perusahaan rintisan sekelas Unicorn atau Decacorn yang melakukan IPO. Bahkan, ia juga menilai GoTo akan berpotensi menjadi IPO terbesar di Indonesia.

"Apakah merger ini berpotensi jadi IPO terbesar di Indonesia? Unicorn dan Decacorn ya, jadi masih berpotensi menjadi IPO terbesar di Indonesia," terangnya.

Nafan juga mengatakan, meskipun IPO dari perusahaan berbasis teknologi digital belum memberikan dampak signifikan di Pasar Modal Indonesia, ia tetap optimis GoTo akan menjadi pembeda jika nantinya jadi melantai di Bursa.

"Memang sebenarnya IPO di sisi teknologi digital di Tanah Air masih belum memberikan dampak yang luar biasa. Saat ini, perbankan yang market cap-nya luar biasa. Tapi, mudah-mudahan dengan adanya IPO GoTo ini, bisa berpotensi meningkatkan market cap pada sektor digital berbasis teknologi," kata Nafan.

Selain itu, ia juga berpendapat, dengan GoTo yang nantinya jadi IPO, maka akan mendorong perusahaan-perusahaan Unicorn lainnya untuk melakukan kebijakan IPO. Dengan demikian, perlahan market cap Pasar Modal perlahan akan menguat.

Kedua perusahaan ini nantinya diprediksi akan kembali bersaing dengan perusahaan teknologi besar lainnya seperti Grab, Bukalapak, Lazada, Shopee, dan sebagainya.

Sementara itu, berbeda dengan pendapat Nafan, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah tidak bisa menyebut penggabungan kedua perusahaan ini sebagai langkah awal sebelum IPO.

Namun jika nanti hasil merger Tokopedia dan Gojek melakukan IPO, menurut dia, nilai valuasinya akan sangat besar berpotensi menjadi IPO terbesar di Indonesia.

"Kalau mereka melakukan IPO dengan.potensi dan valuasi yang mereka miliki, saya kira akan banyak yang mau investasi ke saham mereka," ujar Piter kepada Validnews melalui pesan singkat, Selasa (18/5).

Lebih lanjut, Piter pun menegaskan bahwa merger keduanya tidak akan mengubah struktur pasar. Sebab, terdapat dua argumentasi yang mendasarinya.

"Merger keduanya saya kira tidak akan mengubah struktur pasar. Argumentasinya pertama, mereka berada di pasar yg berbeda. Satu di ride hailing dan yang satu di e-commerce. Kedua, pasar online berbeda dengan pasar offline. Pasar online lebih cair dan dinamis, tidak mudah satu pihak memonopoli pasar online," tuturnya.

Belum Ada Permohonan IPO
Terkait rencana IPO, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, hingga saat ini BEI belum menerima dokumen permohonan pencatatan baik dari Gojek, Tokopedia, ataupun entitas gabungan Gojek-Tokopedia.

Namun, sebagai salah satu regulator dan penyelenggara perdagangan di Pasar Modal Indonesia, BEI turut menyambut baik merger antara dua perusahaan rintisan Indonesia tersebut.

"Kami menyambut baik pengumuman merger antara Gojek dan Tokopedia dengan harapan hal tersebut akan memberikan manfaat yang luas baik kepada perusahaan dan industri baik pada tingkat nasional maupun global," kata Nyoman dalam keterangan resmi.    

Nyoman menegaskan, pihaknya akan selalu siap menerima dan memproses seluruh permohonan perusahaan yang berencana untuk IPO dan mencatatkan sahamnya di BEI.

"Namun sebagaimana kita ketahui bahwa IPO merupakan sebuah keputusan perusahaan yang bersifat strategis. Dengan demikian, sebuah perusahaan tentu harus mempertimbangkan dengan masak dan mempersiapkan segala sesuatu dengan cermat, termasuk aksi korporasi yang dilakukan sebelum IPO," ujar Nyoman.

Menjadi perusahaan yang tercatat di papan utama, menurutnya, adalah tujuan dari semua perusahaan di Indonesia. Terkait kebutuhan pengaturan baru sebagaimana telah diketahui dan disampaikan sebelumnya, BEI telah dan senantiasa melakukan beberapa pengembangan yang dapat mendukung kegiatan IPO dan pencatatan di Indonesia, termasuk bagi perusahaan di bidang teknologi.

Beberapa hal yang telah dan sedang BEI lakukan salah satunya melakukan pengembangan terhadap klasifikasi perusahaan melalui peluncuran IDX-IC (IDX-Industrial Classification) dan sudah berlaku mulai 25 Januari 2021 lalu.

Dengan adanya klasifikasi baru tersebut, diharapkan lebih menggambarkan sektoral dan industri dari para perusahaan tercatat.

BEI juga sedang dalam tahapan penyelesaian pengembangan Peraturan Bursa no. I-A dan berdiskusi bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka pengembangan regulasi terkait multiple voting shares (MVS).

"Beberapa hal tersebut di atas diharapkan dapat mengakomodasi perusahaan yang memang layak tercatat di papan utama untuk dapat tercatat di papan utama serta sebagai upaya BEI dalam rangka merespons perkembangan dunia bisnis saat ini," kata Nyoman.

Sekadar informasi, GoTo disebut akan menggabungkan layanan e-commerce, pengiriman barang, transportasi, dan keuangan. Grup GoTo mengantongi Gross Transaction Value (GTV) lebih dari US$22 miliar tahun lalu. Sementara, jumlah transaksi lebih dari 1,8 miliar pada 2020.

Untuk pengguna aktif bulanan, GoTo memiliki lebih dari 100 juta pengguna. GoTo juga berencana untuk mengembangkan bisnis ke negara-negara tempat Gojek beroperasi. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar