c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

28 Maret 2024

18:42 WIB

Analis: Ada Potensi Penurunan Harga Bitcoin Jelang Halving Day

Jelang halving day, Bitcoin berpotensi turun ke level US$68.000, sebelum rebound ke level tertinggi di level US$73.000. Pergerakan ini mengikuti pola aset berisiko lainnya, seiring fluktuasi Dolar AS

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Faisal Rachman

Analis: Ada Potensi Penurunan Harga Bitcoin Jelang Halving Day
Analis: Ada Potensi Penurunan Harga Bitcoin Jelang Halving Day
Ilustrasi Bitcoin. Shutterstock/Creativan

JAKARTA - Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menyatakan saat ini terdapat potensi penurunan harga jelang Halving Day. Ini lantaran harga Bitcoin tampaknya tengah berada dalam fase stagnan, bergerak mendatar setelah mengalami penurunan pada hari Rabu (27/3).

"Hal ini terdampak oleh kekuatan dolar AS yang tercermin dalam tekanan indeks DXY. Selain itu, data terbaru menunjukkan perlambatan aliran modal ke pasar kripto, mencerminkan tumbuhnya kehati-hatian di kalangan investor," kata Fyqieh dalam pernyataan tertulis, dikutip Kamis (28/3).

Fyqieh mencatat, Bitcoin turun sekitar 2% pada hari Rabu, menyentuh level US$68.600. Ini terjadi setelah beberapa hari sebelumnya Bitcoin melonjak di atas US$71.000, mendekati rekor tertingginya.

"Faktor pembatas bagi harga Bitcoin saat ini adalah kekuatan dolar AS. Penguatan greenback membatasi potensi kenaikan Bitcoin karena banyak trader masih memilih dolar AS mengingat ketidakpastian seputar suku bunga AS. Indeks dolar tetap berada di level tertinggi dalam sebulan terakhir," ungkap Fyqieh.

Menurutnya, sikap dovish Swiss National Bank dan Bank of England menunjukkan preferensi pasar terhadap dolar AS sebagai mata uang dengan imbal hasil tinggi dan risiko rendah. Setidaknya hingga kebijakan The Fed terkait suku bunga berubah.

Selain itu, data PDB AS, yang merupakan tolok ukur inflasi bagi The Fed, diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut pada akhir pekan. Menurutnya, tanda-tanda inflasi yang kuat bisa mempengaruhi pandangan The Fed menjadi lebih hawkish, memungkinkan penundaan dalam pemangkasan suku bunga.

Ini, kata dia, juga bisa memperburuk kondisi dolar AS dan memicu koreksi lebih lanjut. Selain itu, pidato Ketua The Fed Jerome Powell dan anggota FOMC Mary Daly pada akhir pekan ini dapat memberikan wawasan tambahan tentang kebijakan suku bunga.

"Dengan prospek suku bunga AS yang lebih tinggi, para investor cenderung memilih dolar AS yang dianggap lebih aman daripada Bitcoin, terutama karena kripto seringkali terpengaruh oleh suku bunga yang tinggi. Kenaikan suku bunga hingga tahun 2022 telah menimbulkan kerugian besar bagi Bitcoin, mendorongnya turun hingga US$15.000 pada akhir tahun 2022," ucap Fyqieh menganalisis.


Pelaku bisnis Kripto memantau grafik perkembangan nilai aset kripto Bitcoin di Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2023). ValidNewsID/Arief Rachman 


Aliran Modal
Meskipun Bitcoin telah pulih hampir lima kali lipat dari posisi terendahnya pada tahun 2022, dan mencatat rekor tertinggi baru-baru ini di atas US$73.000, data terbaru justru menunjukkan adanya perlambatan aliran modal ke ETF Bitcoin. Arus keluar berkelanjutan dari ETF Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) juga memberikan tekanan jual pada koin tersebut.

"Meskipun ETF Bitcoin mengalami arus masuk besar dalam beberapa minggu terakhir karena persetujuan ETF spot baru-baru ini, namun arus masuk ini melambat, terutama karena kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian suku bunga AS," jelas Fyqieh.

Namun dia melihat, penurunan minat terhadap Bitcoin tidak seharusnya menjadi sinyal khawatir atau menunjukkan bahwa BTC akan diperdagangkan di bawah US$69.000. Ini kemungkinan mencerminkan kekhawatiran akan resesi ekonomi yang lebih luas dan tekanan eksternal, seperti tuduhan terhadap bursa KuCoin dan Coinbase oleh Departemen Kehakiman AS.

Dari segi analisis teknikal, Fyqieh memperkirakan, Bitcoin mungkin akan turun ke kisaran US$68.000 sebelum kembali naik ke level tertinggi di sekitar US$73.000. Pergerakan ini akan mengikuti pola aset berisiko lainnya seiring dengan volatilitas yang diberikan oleh Dolar AS.

"Dengan semua data ekonomi AS telah tersedia, kemungkinan Bitcoin akan mengalami penurunan menjelang Halving di akhir April 2024. Ini karena kemungkinan adanya pola double top jika Bitcoin mencapai US$73.000, yang bisa menjadi pertanda koreksi dalam jangka menengah," tambahnya.

Meskipun demikian, ia yakin level support yang kuat saat ini untuk Bitcoin tetap berada di sekitar US$60.000. Level kemungkinan tidak akan terlampaui kecuali ada sentimen negatif yang signifikan terhadap pasar kripto.

"Oleh karena itu, trader dan investor disarankan untuk menjaga modal mereka saat ini dan memanfaatkan potensi jangka panjang setelah momen Halving,” ucapnya.

Dollar Cost Averaging
Sementara itu, CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan diversifikasi portofolio melalui dollar cost averaging (DCA) menjadi salah satu cara untuk menghadapi momentum Halving Day dan altcoin season.

“Diversifikasi membantu investor untuk mengurangi risiko dengan tidak menaruh semua telur dalam satu keranjang. Investor dapat mengalokasikan dananya ke berbagai jenis aset kripto, seperti Bitcoin, altcoin, dan stablecoin dengan menggunakan teknik dollar cost averaging,” kata Oscar di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, dollar cost averaging merupakan strategi berinvestasi kripto secara rutin. Dengan strategi ini, seorang investor dapat secara teratur membeli aset kripto dengan jumlah yang tetap pada jadwal yang ditentukan sebelumnya, terlepas dari harga aset tersebut pada waktu pembelian.

Teknik tersebut akan membantu investor untuk membeli aset kripto potensial secara berkala, sehingga menciptakan konsep investasi yang konsisten dan sehat setiap bulan. Selain teknik itu, perwakilan komunitas kripto Aryad Satriawan mengatakan salah satu strategi menghadapi momentum halving Bitcoin adalah dengan tidak menunda-nunda dalam pembelian Bitcoin.

Hal itu disebabkan jejak historis harga Bitcoin cenderung terus meningkat dengan fluktuasi yang terbilang minor.

“Jika tujuan utamanya adalah untuk mengamankan aset, maka Bitcoin dapat menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika ingin mendapatkan keuntungan, disarankan untuk melakukan diversifikasi ke dalam berbagai jenis koin lainnya,” tuturnya.

Perwakilan komunitas kripto Algotrading Edwin Ardyanto menambahkan salah satu strategi menyambut altcoin season adalah dengan membuat trading plan dan menyebarkan ke 100 koin kripto teratas. Dengan begitu dapat membantu para trader untuk memaksimalkan keuntungan yang akan dicapai.

“Setelah disebarkan, sistem yang dibuat oleh Algotrading akan menjual dan membeli koin secara otomatis,” ujar Edwin.

 

 

Powered by Froala Editor


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar