08 September 2025
09:16 WIB
Anak Usaha MDKA Umumkan IPO, Incar Dana Hingga Rp4,88 T
PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), Anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), menargetkan pencatatan saham perdana (IPO) di BEI berlangsung pada 23 September 2025 mendatang.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Proyek Emas Pani sedang dikembangkan di Gunung Pani di Pulau Sulawesi. Sumber: MDKA
JAKARTA - Anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) secara resmi mengumumkan rencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun, perusahaan menargetkan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di BEI berlangsung pada 23 September 2025 mendatang.
Sementara itu, masa penawaran awal yakni pada periode 8-10 September 2025, tanggal efektif 15 September 2025, masa penawaran umum pada 17-19 September 2025, tanggal penjatahan pada 19 September 2025, dan tanggal distribusi pada 22 September 2025.
Berdasarkan prospektus yang dikutip dari laman e-ipo, EMAS menawarkan sebanyak 1,61 miliar saham dengan nilai nominal Rp150 setiap saham. Jumlah ini setara dengan sebanyak-banyaknya 10% dari modal yang ditempatkan perusahaan.
"Sebanyak-banyaknya 1.618.023.300 saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah Saham Baru dan dikeluarkan dari Portepel perseroan, dengan nilai nominal Rp150 setiap saham, yang mewakili sebesar-besarnya 10% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah penawaran umum perdana saham," dikutip dari prospektus perseroan, Senin (8/9).
Melalui IPO ini, emiten yang mengembangkan Proyek Emas Pani ini akan melepas saham dengan harga antara Rp1.800–Rp3.020 per lembar saham.
Dengan demikian, dari aksi korporasi perusahaan, diperkirakan akan mengantongi dana hingga mencapai Rp4,88 triliun dari IPO.
Merdeka Gold Resources menunjuk tiga penjamin pelaksana emisi efek, yakni PT Indo Premier Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dan PT Sinarmas Sekuritas.
Asal tahu saja, PT Merdeka Gold Resources, anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) saat ini menjalankan kegiatan usaha sebagai perusahaan induk atas grup usaha yang bergerak di bidang pertambangan emas dan mineral pengikutnya, pengolahan dan kegiatan usaha lainnya yang terintegrasi secara vertikal.
Proyek Emas Pani milik Grup Perseroan akan menjadi tambang yang dapat dioperasikan selama multi-dekade dengan kapasitas pemrosesan dapat mencapai 19,0 juta ton per tahun.
Produksi emas pada puncaknya di tahun 2033 diperkirakan akan mencapai 500 ribu ounce per tahun, yang memposisikan Proyek Emas Pani sebagai salah satu tambang emas terbesar di Indonesia dan wilayah Asia Pasifik.
Rencana Usai IPO
Lebih lanjut, Merdeka Gold Resources berencana menggunakan dana hasil IPO untuk kebutuhan modal kerja anak usaha dan pembayaran sebagian utang kepada pemegang saham pengendali, setelah dikurangi biaya emisi.
Sebesar US$20 juta atau Rp328,4 miliar akan disalurkan ke PT Pani Bersama Tambang (PBT) dalam bentuk uang muka setoran modal secara bertahap. Dana ini akan dipakai untuk modal kerja, termasuk pembelian bahan baku utama dan penunjang, biaya listrik, serta gaji karyawan. Setelah konversi setoran modal, Merdeka Gold Resources tetap menguasai 99,99% saham PBT.
Kemudian, sebanyak US$20 juta atau Rp328,4 miliar juga diberikan dalam bentuk pinjaman kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) untuk mendanai modal kerja operasional.
Sementara itu, sisa dana IPO akan digunakan untuk pembayaran lebih awal atas pinjaman kepada PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berdasarkan perjanjian utang piutang sejak April 2022.
Hingga 4 Agustus 2025, saldo pinjaman Merdeka Gold Resources ke MDKA masih sebesar US$260 juta atau Rp4,26 triliun.
Di sisi lain, Merdeka Gold Resources bersama entitas anak usaha mencatat total liabilitas sebesar US$280 juta per 31 Maret 2025. Jumlah tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek US$77,9 juta dan liabilitas jangka panjang US$202,1 juta.
Sepanjang periode 31 Maret-4 Agustus 2025, perusahaan melakukan tambahan pencairan pinjaman sebesar US$306,25 juta. Masih pada saat yang sama, Merdeka Gold Resources juga telah membayar pinjaman senilai US$50 juta.