c

Selamat

Sabtu, 20 April 2024

EKONOMI

14 Juni 2021

14:18 WIB

Anak Pertamina Bukukan Laba Usaha US$98,83 Juta Tahun Lalu

Rasio kesehatan perusahaan meningkat.

Penulis: Zsasya Senorita

Editor: Fin Harini

Anak Pertamina Bukukan Laba Usaha US$98,83 Juta Tahun Lalu
Anak Pertamina Bukukan Laba Usaha US$98,83 Juta Tahun Lalu
Kapal tanker raksasa Pertamina Pride bersandar di Teluk Semangka Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Kamis (15/4/2021). (ANTARA/HO-Pertamina)

JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) berhasil mencatatkan laba US$98,83 juta pada tahun buku 2020. Meningkat 146% dibandingkan laba usaha periode 2019 yang sebesar US$67,62 juta.

Peningkatan laba usaha ditopang pendapatan usaha, yang naik sekitar 121%. Yakni, dari US$493,97 juta pada 2019 menjadi US$598,86 juta pada 2020.

Kondisi tersebut membuat laba tahun berjalan juga ikut melonjak 126% dari US$66,58 juta pada 2019 menjadi US$83,7 juta tahun lalu. 

“Realisasi Laba Bersih Audited Perusahaan pada tahun 2020 meningkat, utamanya disebabkan oleh usaha optimasi operasi yang dilakukan. Kenaikan beban operasi berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan secara proporsional,” jelas Direktur Keuangan Pertamina International Shipping Diah Kurniawati dalam keterangan tertulisnya hari ini, Senin (14/6).

Diah juga menegaskan, kinerja cemerlang turut dibuktikan dari tingkat rasio kesehatan perusahaan yang mencapai skor 92,46 atau masuk kategori sehat AA. 

EBITDA anak usaha Pertamina Persero yang sudah menjadi Subholding shipping ini meningkat 206%, dari US$80,16 juta di 2019 menjadi US$164,77 juta, meski turut mengarungi bisnis di tengah kondisi pandemi covid-19.

Kenaikan laba bersih juga membuat posisi ekuitas perseroan ikut terdongkrak, dari US$263,65 juta pada 2019 menjadi US$347,33 juta pada 2020. Sementara untuk Aset di tahun lalu tercapai US$548,36 juta atau naik dari tahun sebelumnya sebesar US$419,06 juta. 

“Dari aspek aset perusahaan, total aset audited 2020 meningkat disebabkan oleh adanya penambahan asset under construction yakni 2 VLCC New Building. Selain itu, kenaikan aset juga dipengaruhi meningkatnya Kas dan Setara Kas dan pencatatan Aset Hak Guna sebagai salah satu dampak penerapan PSAK 73,” jelas Diah lebih lanjut.

Di sisi lain total liabilitas perseroan untuk 2020 tercatat mencapai US$201,02 juta atau meningkat dari 2019 yang tercatat sebesar US$155,40 juta. Hal ini dipengaruhi meningkatnya utang usaha seiring dengan meningkatnya beban operasi. 

“Adapun kenaikan Beban Umum & Administrasi dipengaruhi oleh meningkatnya biaya terkait human capital seiring dengan perluasan struktur organisasi dan biaya konsultasi untuk proses restrukturisasi,” sambung Diah.

Sebelumnya, saat meresmikan PIS sebagai subholding shipping pada awal Mei 2021, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan harapannya agar PIS meningkatkan kinerja. Dengan cara bertransformasi menjadi perusahaan yang mengintegrasikan kegiatan pelayaran dan angkutan logistik kelautan agar bisa bersaing di kancah global sesuai dengan visinya.

Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury menambahkan, dengan melakukan transformasi bisnis, valuasi PIS di pasar saham bisa meningkat dan mengerek nilai jual. Bahkan, Pahala berharap dengan adanya transformasi dan diikuti penawaran umum saham perdana (IPO), nilai perusahaan bisa meningkat hingga 10 kali lipat.

Pakar kemaritiman dari Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya Raja Oloan Saut Gurning pun menilai positif langkah Kementerian BUMN menyiapkan PIS untuk melakukan IPO tahun ini. Aksi korporasi ini diharap dapat memperkuat posisi PIS di industri energi dan logistik kelautan di tanah air.

Saut menjelaskan, bisnis maritim secara prinsip adalah klaster bisnis yang mensyaratkan kondisi usaha dengan lingkungan yang terbuka dan global, termasuk dalam bisnis pelayaran khususnya usaha pelayaran migas.

Dalam bisnis ini, baik operator kapal, penyewa, unit manajemen kapal, awak kapal, galangan kapal dan manajemen kepemilikan kapal atau operasi pelayaran dapat dilakukan dengan berbagai pola yang melibatkan banyak pihak dengan kompetensinya masing-masing.

Menurutnya, usaha kolaborasi tersebut dalam banyak kasus empiris membawa tingkat efisiensi usaha dari jasa pelayaran itu termasuk jasa pelayaran migas. Dengan demikian, rencana aksi korporasi PIS yang akan melakukan IPO pada tahun ini, Saut nilai dapat menjadikan biaya angkutan minyak mentah dan gas nasional menjadi efisien.

“Ini adalah pola praktis dan dilakukan banyak entitas global,” kata Saut seperti dikutip Antara, Kamis (20/5).  

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar