c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

01 November 2024

19:53 WIB

Anak Buah Rosan Ungkap Tantangan Gaet Investasi Sektor Petrokimia

BKPM akan mengawal investasi dan fasilitasi bagi industri petrokimia RI, guna mendongkrak produksi dan substitusi impor.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Anak Buah Rosan Ungkap Tantangan Gaet Investasi Sektor Petrokimia</p>
<p>Anak Buah Rosan Ungkap Tantangan Gaet Investasi Sektor Petrokimia</p>

Pekerja beraktivitas di kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). Antara Foto/Moch Asim/pras.

JAKARTA - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan memastikan investasi masuk ke industri petrokimia guna mendorong produksi dalam negeri hingga rencana hilirisasi.

Ahli Madya Bidang Hilirisasi Minyak dan Gas Bumi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Ikhsan Adhi mengatakan, pihaknya akan mengawal investasi yang masuk, serta fasilitasi bagi sektor petrokimia.

Ikhsan menilai, keduanya penting untuk mengatasi tantangan yang dialami industri petrokimia RI. Salah satu kendalanya, produk besutan dalam negeri kerap kalah dari produk impor. Contohnya, produk plastik.

"Challenge-nya itu mungkin sekarang yang sedang kita coba untuk optimalkan dukungannya, dari sisi kompetisi antara produk hasil nasional dengan produk impor," ujarnya kepada awak media di Kempinski, Jakarta, Jumat (1/11).

Dengan kata lain, terjadi kompetisi produk akhir yang tembus di pasar, antara produk buatan dalam negeri dan impor. Oleh karena itu, investasi dan fasilitasi industri petrokimia perlu dikawal, agar produk yang dihasilkan optimal dan tidak kalah saing di pasar. 

Ikhsan juga menyampaikan, investasi dan fasilitasi di industri kimia bertujuan mendorong substitusi impor. Oleh karena itu, BKPM akan fokus hilirisasi migas, salah satunya pada industri petrokimia.

"Tahun ini kami sedang melakukan penajaman di industri petrokimia. Bagaimana kita coba memperkuat untuk posisi di petrokimia hulu dan mencoba untuk mengamankan posisi-posisi pemain di hilir," katanya.

Adapun investasi dan pembangunan pabrik petrokimia yang akan dikawal, salah satunya PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten. BKPM mencatat, nilai investasi pembangunan pabrik senilai Rp59,37 triliun, dan ditargetkan mulai produksi komersial pada Maret 2025.

Lotte Chemical Indonesia juga ditargetkan memproduksi berbagai produk, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Hasil pabrik petrokimia itu dipatok untuk ekspor mulai Mei 2025, antara lain ke Malaysia, Thailand dan India. 

"Pada prinsipnya Lotte juga dalam fasilitasi pengawalan kami sekarang. Apabila proyek itu berjalan akan sangat memberikan (kontribusi) untuk substitusi impor dan positioning (pasar) Indonesia. Ini akan sangat membantu pemenuhan domestic demands," ucap Ikhsan.

Dia juga mengeklaim, banyak investor yang berminat menyuntikkan modal ke industri petrokimia di Indonesia. Namun, ia tidak membeberkan lebih lanjut mengenai investor yang tertarik untuk berinvestasi.

"Untuk investasi ke depan di petrokimia sendiri memang kita sudah melakukan pemetaan dan identifikasi beberapa potensi ya. Mungkin belum bisa kita raise karena masih di level minat ya," tutur Anak Buah Rosan Roeslani.

Sebagai informasi, industri petrokimia adalah industri yang menghasilkan berbagai produk dengan bahan baku dasar bersumber dari pengolahan minyak dan gas bumi (migas), pencairan batu bara, serta yang sekarang sedang dikembangkan berbasis biomassa.

Industri petrokimia dibagi menjadi 2, yaitu industri petrokimia hulu dan hilir. Di hulu, produk yang dihasilkan masih berupa produk dasar dan setengah jadi, yang nantinya dipakai sebagai bahan baku untuk produk jadi.

Contoh produk dasar, yaitu etilena, propilena, butadiene, BTX, dan n-parafin, dll. Sementara produk setengah jadi, yaitu etil alkohol, propilen-oksida, purified terephthalic acid (PTA), dimethyl terephthalate (DMT), butil alkohol, urea, dll.

Di hilir, industri petrokimia menghasilkan produk akhir atau produk jadi. Contoh produk akhir, yakni urea, bahan peledak TNT (trinitro toluena), poli ester, dll. Sementara produk jadi yang biasa dipakai di kehidupan sehari-hari, seperti plastik, deterjen, pakaian dari poliester dan nilon, ban mobil, dll.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar