c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

06 April 2023

13:04 WIB

AMRO Perkirakan ASEAN+3 Tumbuh 4,6% Dipimpin Rebound China

AMRO juga menilai terdapat berbagai risiko yang bisa membatasi pertumbuhan ekonomi ASEAN+3

Editor: Fin Harini

AMRO Perkirakan ASEAN+3 Tumbuh 4,6% Dipimpin <i>Rebound</i> China
AMRO Perkirakan ASEAN+3 Tumbuh 4,6% Dipimpin <i>Rebound</i> China
Logo KTT ASEAN Summit 2023 di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (27/1/2023). Antara Foto/Galih Pradipta

JAKARTA - Kantor Penelitian Makroekonomi ASEAN+3 (The ASEAN+3 Macroeconomic Research Office/AMRO) memperkirakan perekonomian ASEAN+3, yakni negara ASEAN ditambah China, Jepang, dan Korea Selatan, akan tumbuh 4,6% pada 2023. Pertumbuhan ini dipimpin oleh rebound atau kebangkitan kembali perekonomian China.

Sementara untuk tahun 2024, perekonomian kawasan ini diproyeksikan sedikit menurun menjadi 4,5%, dengan kemungkinan pertumbuhan ekonomi ASEAN sebesar 4,9% pada tahun ini dan 5,2% pada tahun depan.

"Dorongan pariwisata dan perdagangan intraregional dari pemulihan ekonomi China akan membantu mengurangi permintaan eksternal yang melemah dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa,” kata Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor dalam konferensi pers ASEAN+3 Regional Economic Outlook 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (6/4).

Baca Juga: AFMGM: ASEAN Komitmen Jaga Stabilitas Ekonomi

Dia menilai kawasan ASEAN+3 diperkirakan akan tetap tangguh, terlepas dari tantangan kuat dari permintaan eksternal yang lebih lemah dan kondisi keuangan global yang lebih ketat.

Permintaan domestik kemungkinan akan tetap kuat, dengan belanja rumah tangga yang akan ditopang oleh peningkatan pendapatan dan inflasi yang lebih rendah.

AMRO mengantisipasi inflasi kawasan ini akan menjadi moderat, dari 6,5% pada tahun lalu menjadi 4,7% pada tahun 2023, sebelum normal menjadi 3% di tahun depan.

Dengan pijakan pertumbuhan yang lebih kuat, Khor mengatakan pembuat kebijakan di ASEAN+3 telah mengalihkan fokus untuk menahan inflasi yang tetap tinggi dan memulihkan penyangga kebijakan.

Risiko Penurunan Pertumbuhan
Namun, terdapat risiko penurunan yang sangat besar. Prospek pertumbuhan kawasan ini dapat diredam oleh lonjakan harga energi yang disebabkan oleh eskalasi krisis Ukraina, pemulihan yang lebih lemah dari perkiraan di China, atau pelambatan tajam di AS.

Pengetatan kebijakan moneter AS yang berlanjut di tengah meningkatnya kekhawatiran stabilitas keuangan juga dapat meningkatkan volatilitas pasar keuangan dan memicu kekhawatiran penularan.

Baca Juga: Presiden Harap Asean+3 Atasi Krisis Pangan dan Resesi Ekonomi

Kendati demikian, berdasarkan pelajaran dari krisis keuangan Asia, dia mengungkapkan sistem keuangan ASEAN+3 saat ini cenderung lebih tangguh dan diatur dengan baik.

“Meski begitu, kita hidup di masa genting. Pembuat kebijakan perlu tetap waspada dan terus membangun kembali penyangga kebijakan," tegasnya.

Selain itu, lanjut Khor, para pembuat kebijakan diharapkan pula agar tetap fleksibel untuk memberikan dukungan tambahan bagi perekonomian jika diperlukan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar