c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

25 November 2024

11:18 WIB

Amankan Transisi Energi, PGN Optimalkan Pemanfaatan LNG Domestik

Tren pemanfaatan gas bumi untuk ekspor, menurun sejak tahun 2012. Sedangkan hingga pertengahan tahun 2024, kurang lebih 60% gas dimanfaatkan secara domestik

<p>Amankan Transisi Energi, PGN Optimalkan Pemanfaatan LNG Domestik</p>
<p>Amankan Transisi Energi, PGN Optimalkan Pemanfaatan LNG Domestik</p>

Petugas mengamati Terminal Gas Alam Cair (LNG) FSRU (Floating Storage Regasification Unit) Lampung yang dikelola PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) menerima pengiriman LNG. dok.PGN

JAKARTA - PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina menyatakan akan mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi yang bersumber dari Liquefied Natural Gas (LNG) domestik. Khususnya untuk menopang kebutuhan pada masa transisi, menuju penggunaan energi baru terbarukan dan target emisi nol bersih pada 2060.

“Pertumbuhan pemanfaatan gas bumi akan didukung oleh optimalisasi pasokan gas baik langsung dari sumur produksi maupun melalui moda LNG dalam rangka meningkatkan ketersediaan gas bumi,” ujar Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini dalam keterangan di Jakarta, Senin (25/11).

Dia pun mengutip data Kementerian ESDM yang menyebutkan, tren pemanfaatan gas bumi untuk ekspor, menurun sejak tahun 2012. Sedangkan, pada posisi pertengahan tahun 2024, kurang lebih 60% gas dimanfaatkan secara domestik.

Kebutuhan yang paling besar adalah dari kalangan industri dengan rata-rata pemakaian gas sebesar 1.592 BBTUD, pada rentang waktu 2020 -2024. Di sisi lain untuk kebutuhan listrik juga sudah dialihkan pemenuhan gasnya menggunakan LNG.

Puncak pemanfaatan gas bumi di negara berkembang termasuk Indonesia, diperkirakan terjadi pada tahun 2040-an. Sebagian besar akan dipenuhi melalui LNG. Selain itu, produksi atas gas juga meningkat sesuai dengan discovery mayoritas gas projects yang ada di Indonesia.

PGN sebagai badan usaha pemanfaatan gas bumi nasional di Indonesia, lanjutnya, mengambil peran dalam kondisi tersebut khususnya dalam menyediakan LNG untuk keperluan domestik. 

Penyediaan LNG ini juga bagian dari upaya adaptasi PGN terhadap dinamika lingkungan bisnis yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Peluang dan Tantangan
Ratih mengatakan, pemanfaatan LNG domestik merupakan peluang sekaligus tantangan bagi PGN. Bagaimana PGN dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk menghadapi natural decline gas pipa eksiting.

Keadaan tersebut memerlukan dukungan dari pasokan baru yang andal dan menjadi tantangan bagi PGN agar mampu menyediakan LNG dan meraih potensi suplai LNG domestik yang besar. Seperti dari Bontang, Tangguh dan Donggi-Senoro.

“Kemudian juga ada potensi dari Lapangan Andaman. Hal ini menarik, karena lokasinya dekat dengan Fasilitas LNG Arun yang akan kami fungsikan untuk regasifikasi LNG,” ujar Ratih.

Saat ini, menurut Ratih, PGN sudah mengoptimalkan pemanfaatkan fasilitas LNG yang ada di FSRU Lampung dan FSRU Jawa Barat. Sebagai informasi, kebutuhan LNG PGN di tahun 2025 khususnya untuk Jawa Bagian Barat kurang lebih 22 - 25 cargo LNG (1 kargo kurang lebih setara dengan 8-10 BBTUD).

Pasokan gas hasil regasifikasi LNG juga diperlukan sebagai penyeimbang dari penurunan pasokan gas pipa eksisting, baik karena terjadinya gangguan pada sumur gas maupun adanya jadwal pemeliharaan yang dilakukan oleh para pemasok gas.

Dalam pemanfaatan LNG juga ada sejumlah hal yang menjadi perhatian. Salah satunya adalah mengenai harga LNG. Harga beli LNG domestik mengacu dengan realisasi harga minyak produksi domestik atau Indonesia Crude Price (ICP) yang ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan. Namun secara historis, harga beli LNG domestik cenderung stabil, jika dibandingkan JKM sebagai referensi harga pasar LNG Asia.

“PGN berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan gas bumi domestik dalam jangka panjang,” serunya.

Dia memastikan, pihaknya memanfaatkan uncommited kargo LNG domestik. Juga optimalisasi fasilitas regasifikasi LNG untuk mengurangi defisit pasokan eksisting, serta menjalin kerja sama secara long term dengan penyedia LNG domestik untuk menjaga kelangsungan gas bumi.

“Sinergi dengan pemerintah, pengguna gas bumi dan stakeholder lain juga kami lakukan dalam rangka menciptakan kebijakan yang mendorong pasar gas bumi yang adaptif,” tandasnya.

Pasokan Untuk Industri
Sebelumnya, PT PGN juga menjamin ketersediaan pasokan gas bumi, di tanah air di tengah kebutuhan pelanggan yang terus meningkat khususnya sektor industri. Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengatakan, pihaknya mengutamakan keberlanjutan industri dengan tetap mendukung pada kebijakan pemerintah yang ada.

Menurutnya, beberapa tahun ke depan, gas akan memiliki peranan yang penting sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan strategi menuju NZE. “Kita tahu di negara berkembang seperti Indonesia ini akan terus bertumbuh dari segala aspek seperti industri, sehingga diperlukan adanya ketersediaan energi,” serunya.

Saat ini, Indonesia menjalin komitmen dengan komunitas di dunia yang ingin merealisasikan terciptanya energi bersih, salah satunya dengan gas bumi. Menurut dia, PGN juga telah melakukan berbagai upaya yakni memaksimalkan serapan gas seperti LNG di Jawa Barat yang sudah mencapai 60 BBTUD.

Saat ini layanan gas bumi nasional telah mengalami pergeseran portofolio pasokan yang awalnya didominasi oleh gas pipa, sekarang 60% dilayani gas pipa dan 40% melalui LNG.

"Saat ini, demand gas bumi terus meningkat, sehingga PGN akan terus berusaha menyediakan gas pipa dengan komunikasi intensif degan pemerintah untuk mengalokasikan gas pipa pada pelanggan industri. Sedangkan, sisanya akan diisi oleh suplai LNG yang dipasok dari infrastruktur FSRU Lampung, Nusantara Regas, dan Aceh," kata Ratih.

Pembangunan infrastruktur juga sedang digiatkan PGN dengan tujuan gas bumi yang bersumber dari Sumatera dapat didistribusikan ke Jawa melalui pipa Dumai-Sei Mangke, SSWJ, dan Cisem 2.

"PGN secara agresif mengharapkan penyerapan gas secara maksimal oleh industri untuk menjaga keberlanjutan salah satunya dengan LNG. Karena LNG menjadi energi pilihan dan signifikan untuk mendukung pasokan energi pada tahun-tahun berikutnya sesuai dengan proyeksi ketersediaan pasokan di beberapa wilayah pengembangan baru yang didominasi offshore," ujar Ratih.

Ratih juga menyampaikan mekanisme harga gas pada 2025 akan sama dengan 2024, yang terdiri atas harga gas pipa dan harga gas regasifikasi. Dia melanjutkan harga gas regasifikasi akan menyesuaikan dinamika harga LNG sesuai dengan formula yang ditetapkan oleh regulator dan kondisi ICP, sehingga memungkinkan pelanggan memperoleh price signal yang tepat dan harga gas kompetitif dibandingkan BBM.

Dia menambahkan, PGN senantiasa berupaya mendukung pemenuhan gas bumi domestik khususnya pada sektor industri yang berjumlah sekitar 2.500 pelanggan per 2024, dan diperkirakan akan meningkat mencapai 2.700-2.750 pelanggan pada beberapa tahun ke depan.

"Mengingat peningkatan kebutuhan masyarakat akan gas, maka LNG akan menjadi penopang ketersediaan dan keandalan dalam distribusi gas bumi PGN," ucap Ratih.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar