c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

23 Januari 2024

17:09 WIB

Akibat Aksi Sell The News Bitcoin Tergelincir ke US$39.815

Pagi ini Selasa (23/1) pukul 08.00 WIB BTC bertengger di harga US$39.815 melemah sebesar 3,64% dalam 24 jam terakhir dan anjlok 6,65% lebih rendah dalam periode seminggu.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Akibat Aksi <i>Sell The News</i> Bitcoin Tergelincir ke US$39.815
Akibat Aksi <i>Sell The News</i> Bitcoin Tergelincir ke US$39.815
Pelaku bisnis Kripto memantau grafik perkembangan nilai aset kripto, Bitcoin di Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (18/1/2023). ValidNewsID/Arief Rachman

JAKARTA - Bitcoin (BTC) tergelincir di bawah US$40,000, turun hingga mencapai level terendah sejak 4 Desember 2023. Pagi ini Selasa (23/1) pukul 08.00 WIB BTC bertengger di harga US$39.815 melemah sebesar 3,64% dalam 24 jam terakhir dan anjlok 6,65% lebih rendah dalam periode seminggu.

Menurut Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha, Bitcoin memang sempat mencapai level tertinggi US$48.983 di hari pertama kalinya ETF Bitcoin spot diperdagangkan di Amerika Serikat (AS) pada 11 Januari 2024. 

Namun pada hari yang sama, hingga saat ini Bitcoin mengalami penurunan akibat aksi ‘sell the news’ dan didorong aksi ambil untung (profit taking) oleh sebagian investor.  

“Pagi ini, BTC bergerak di level US$39.830 bertengger tepat di dynamic support MA-100. Jika BTC turun di bawah MA-100, maka potensi lanjut melemah ke support US$38.000," kata Panji Yudha dalam pernyataan resmi, Selasa (23/1).

Sebaliknya, apabila BTC dapat rebound MA-100 potensi naik terbatas menuju resistance US$40.500. Melihat situasi saat ini, menurut Panji, strategi yang dapat dipertimbangkan dengan menerapkan strategi dollar cost averaging (DCA) atau pembelian secara dicicil.

"Ini dengan tujuan untuk mendapatkan harga rata-rata yang rendah dan untuk mengurangi stres dari dampak fluktuasi harga aset kripto," ujarnya.

Baca Juga: Investasi Kripto, Investor Lirik Cara Mudah dan Aman

Bitcoin telah naik sekitar 70% dari bulan Agustus bergerak di sekitar harga US$28.500, ketika pengadilan federal memaksa SEC untuk meninjau kembali keputusannya untuk menolak aplikasi ETF bitcoin Grayscale Investment. 

Adapun, kabar perihal persetujuan ETF Bitcoin spot ini telah sangat dinantikan ketika Blackrock mengajukan ETF Bitcoin spot-nya pada juni 2023 di mana ketika itu harga Bitcoin sekitar US$25.000 yang artinya telah menguat sebesar 95% hingga mencapai level tertinggi baru baru ini.

Sementara, permintaan global untuk produk investasi aset kripto mereda minggu lalu, dengan arus keluar dana sebesar US$21 juta, menurut laporan dari CoinShares. 

"Akibatnya, pergerakan pasar aset kripto secara keseluruhan terkena dampak buruk. Total kapitalisasi pasar aset kripto anjlok dari level tertinggi di angka US$1,8 triliun ketika ETF Bitcoin spot pertama kali diperdagangkan di AS," sebut Panji.

Pagi ini Selasa (23/1) pukul 08.00 WIB total kapitalisasi pasar Aset Kripto berada di level US$1,522 Triliun, turun 4,34% dalam 24 jam terakhir. Sementara pada waktu yang sama, Ethereum (ETH) juga tersendat, diperdagangkan sekitar 4,53% lebih rendah selama 24 jam terakhir menjadi sekitar US$2.325.

Dalam beberapa hari terakhir, sebagian besar altcoin mencatat penurunan yang signifikan dalam periode tujuh hari terakhir. Seperti, Injective (INJ) turun 19,86% menjadi US$33,45, Worldcoin (WLD) anjlok 19,50% menjadi $2,27 dan Celestia (TIA) melemah 19,20% menjadi US$15,35.

Meski demikian, beberapa altcoin masih mengalami kenaikan dalam periode tujuh hari terakhir seperti, Pendle (PENDLE) menguat 18,80% bertengger di US$2,06, Chiliz (CHZ) naik 4,65% menjadi US$0,0942 dan Frax Share (FXS) naik 4,19% bergerak di US$9,27.  

Sementara, Panji menilai, periode saat ini sebagian besar altcoin akan mengikuti pergerakan Bitcoin tercermin pada Bitcoin Dominance (BTC.D) masih kuat berada di level 51,23% yang artinya 50% pasar aset kripto masih didominasi oleh Bitcoin, sehingga belum ada tanda tanda munculnya altseason dalam waktu dekat.

"Altseason umumnya terjadi ketika Bitcoin bergerak naik hingga mencapai level tertingginya dan diikuti dengan Bitcoin Dominance yang turun," ujar Panji.

Baca Juga: Bappebti: Transaksi Kripto Januari-November 2023 Sentuh Rp122 Triliun

Pekan ini, terdapat dua data ekonomi penting akan dirilis. Angka awal pertumbuhan PDB kuartal keempat AS akan dirilis pada Kamis (25/1), diikuti oleh indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) dirilis oleh Departemen Perdagangan AS untuk Desember pada Jumat (26/1).

Pelaku pasar juga menantikan kapan Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga, yang akan menjadi penentu utama arah perekonomian dan pasar tahun ini. Penurunan suku bunga tentunya akan berpotensi akan menarik minat investor ke aset-aset berisiko maka demikian berpotensi akan dampak positif juga ke pasar aset kripto.

Menurut FedWatch Tool dari CME Group pelaku pasar optimis bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25%-5,50% pada FOMC 30-31 Januari dengan peluang sebesar 97,4%. 

Sementara, investor melihat peluang 42,40% untuk penurunan suku bunga 25 basis poin atau 0,25% pada FOMC 19-20 Maret 2024.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar