c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

24 Januari 2023

20:39 WIB

Akhir Tahun 2023, IHSG Diproyeksi Capai 7.510

Pertumbuhan IHSG karena investor menilai bursa saham Indonesia lebih menarik dibandingkan emerging market lainnya. Apa saja faktor pendukungnya?

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

Akhir Tahun 2023, IHSG Diproyeksi Capai 7.510
Akhir Tahun 2023, IHSG Diproyeksi Capai 7.510
Pengunjung melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (29/12/2022). Antara Foto/Indrianto Eko Suwarso

JAKARTA - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hingga akhir tahun 2023 bisa tembus level 7.500, atau tepatnya 7.510. 

Hal itu disampaikan secara langsung oleh Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Silva Halim dalam Konferensi Pers - Pre Event Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 di Jakarta, Selasa (24/1). 

“Mandiri Sekuritas optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pasar modal akan tetap resilien di tahun 2023, sama seperti tahun 2022. Meskipun kami prediksikan gejolak global masih akan tetap berlanjut, tapi kami tetap optimis dan kami memproyeksikan IHSG di akhir tahun 2023 akan mencapai 7.510,” ujar Silva. 

Meski IHSG diproyeksi bisa tembus 7.510, namun ia memperkirakan IHSG pada semester I-2023 berpotensi melemah terlebih dahulu. Lantaran, terdampak country rotation akibat pembukaan kembali China yang lebih cepat dari pada ekspektasi investor. 

Namun demikian, lanjutnya, secara valuasi, IHSG ini lebih menarik dibandingkan dengan negara emerging market lainnya. Terdapat beberapa faktor pendukung, yakni tingkat pertumbuhan EPS (Earnings per Share) sebesar 17% di luar sektor komoditas dan juga kondisi likuiditas perbankan yang pasti besar. 

Di samping itu, lanjut dia, IHSG diperkirakan akan tumbuh ditopang oleh struktur neraca perdagangan yang jauh lebih baik. 

"Mencermati faktor-faktor global dan apa yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun ini, selalu menarik bagi kami semua, apalagi bagi para investor. Karena itu, kami berharap bersama-sama bisa mensukseskan Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 ini sebagai forum investasi terbesar dan terlengkap di Indonesia," tutur Silva. 

Baca Juga: Pekan Ini, Rata-rata Volume Transaksi Bursa Saham Naik

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bersama perusahaan anak, PT Mandiri Sekuritas akan kembali menggelar Mandiri Investment Forum (2023) pada tanggal 1 Februari 2023 mendatang dengan mengusung tema "Prevailing Over Turbulence"

Oleh karena itu, Mandiri Sekuritas akan mendukung penyelenggaraan MIF 2023 dengan site visit dan corporate day. Adapun, site visit kali ini dibagi menjadi dua sektor, yaitu banking visit dan consumer visit

Silva menjelaskan, pada banking visit, investor akan bertemu dengan dua bank BUMN terbesar, yaitu Bank Mandiri dan BRI. Dalam kesempatan tersebut, Bank Mandiri akan mempresentasikan dua produk digital utamanya. Yakni, Livin' by Mandiri dan Kopra. 

Untuk consumer visit, akan dilakukan pada 30 Januari 2023. Consumer visit sendiri adalah pertemuan investor dengan perusahaan-perusahaan besar industri konsumen, seperti PT Mayora Indah Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk. 

Pertemuan akan diselenggarakan di pabrik mereka, di mana investor bisa mendalami secara dekat proses end to end dari produksi produk-produk mereka yang sebagian sudah dieskpor ke luar negeri. 

Sementara untuk corporate day, akan dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada tanggal 31 Januari 2023, 2 Februari 2023, dan 3 Februari 2023. 

"Tahun ini pertemuan offline. Jadi ini tahun pertama sejak pandemi, kami menyelenggarakannya secara offline. Dimana investor asingnya harus datang ke Indonesia," ucapnya.

Menurut Silva, pertemuan corporate day adalah pertemuan antara emiten dengan institusi investor baik lokal maupun asing. Hingga saat ini, jumlah investor yang akan hadir di corporate day dan juga site visit adalah lebih dari 150 investor, dimana 42% asing dan berasal dari berbagai negara. 

Dari Asia, ada Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong, India. Sedangkan dari Eropa, ada Inggris, Norwegia, Swiss, Jerman. Selain itu, ada pula dari Amerika Serikat. 

Baca Juga: Jokowi Optimistis Masa Depan Pasar Saham

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Masih dalam kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menyampaikan, Riset Office of Chief Economist Bank Mandiri memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 masih akan cukup resilien, yakni mencapai 5,04%, di tengah meningkatnya risiko global. 

Sementara pada tahun 2020, GDP Indonesia anjlok dengan mencatat minus 2,07%. Pada 2021 tumbuh menjadi 3,69% dan pada 2022 kembali tumbuh menjadi 5,17%.  

Dalam merespons beragam tantangan global tersebut, kata Andry, berbagai strategi dan bauran kebijakan perlu terus dijalankan oleh pemerintah, otoritas moneter, dan perbankan sebagai upaya mendorong perekonomian nasional pasca pandemi covid-19 dan menjaga stabilisasi sistem keuangan. 

“Strategi bisnis dan reformasi struktural juga akan dijalankan untuk mendukung sektor industri yang potensial, seperti pariwisata, consumer sector, dan electric vehicle,” pungkas Andry.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar