c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

05 April 2023

17:45 WIB

Airlangga: Momen Lebaran Akan Jadi Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi

Realisasi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun 2022 sebesar 5,51% (yoy) atau lebih rendah dari proyeksi 6,5% (yoy)

Penulis: Sakti Wibawa

Airlangga: Momen Lebaran Akan Jadi Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi
Airlangga: Momen Lebaran Akan Jadi Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Jawa 2023 di Purwakarta, Rabu (5/4). Dok. Kemenko Perekonomia

PURWAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah pada saat lebaran. Hal ini ditambah dengan diprediksi masyarakat yang akan melakukan mudik sebanyak 123 juta orang.

“Masalah inflasi yaitu masalah daya beli, nah ini sangat tepat waktu pada momen lebaran untuk memacu pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi akan berarti ketika kita berhasil mengendalikan inflasi,” katanya dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Jawa Tahun 2023 di Purwakarta, Rabu (5/4).

Lebih lanjut, pemerintah bersama dengan bank indonesia terus mendorong kebijakan fiskal, moneter dan sektoril secara fleksibel, responsif, dan akomodatif.

Dirinya mengungkapkan, pada maret sendiri, tercatat realisasi inflasi inflasi tahun 2022 sebesar 5,51% (yoy) atau lebih rendah dari consensus forecast 6,5% (yoy). 

Selanjutnya mengawali tahun 2023, inflasi pada bulan Maret juga tercatat sebesar 4,97% (yoy) atau menurun dibandingkan bulan Februari yang sebesar 5,47% (yoy).

Baca Juga: BPS: Disumbang Bensin dan Beras, Inflasi Maret 0,18%

Beberapa strategi dilakukan untuk menekan inflasi di antaranya, peningkatan operasi pasar, fasilitasi distribusi pangan dari daerah surplus ke defisit, perluasan kerja sama antar daerah, peningkatan produksi melalui program tanam pekarangan, pengembangan food estate maupun urban farming, dan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Bauran kebijakan tersebut salah satunya diimplementasikan Pemerintah dengan mengalokasikan anggaran ketahanan pangan sebesar Rp104,2 triliun untuk penguatan sektor pertanian dan penguatan cadangan pangan mulai dari pengembangan budidaya pertanian, penguatan infrastruktur dan sarana prasarana pertanian, subsidi pupuk maupun bunga kredit, DAK fisik dan non fisik, serta dana desa ketahanan pangan.

Guna mendorong peningkatan produksi petani, Pemerintah juga telah memberikan dukungan akses pembiayaan khusus bagi petani melalui Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian (Kredit Alsintan) serta KUR Super Mikro. 

Selain itu, perluasan inovasi teknologi dan digitalisasi pertanian juga dilakukan Pemerintah melalui perluasan adopsi teknologi (Internet Of Things) seperti smart irrigation dan smart farming.

“Kerja sama antardaerah di wilayah Jawa, termasuk Jawa Barat, menjadi penting. Dan tadi Gubernur BI mengatakan agar daerah juga mengatur transportasi dan subsidi transportasi dari daerah penghasil ke daerah penerima,” tegas Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga juga menerangkan bahwa Pemerintah terus melakukan pemantauan harga dan memastikan ketersediaan kebutuhan bahan pokok selama Ramadan dengan operasi pasar, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), memberikan bantuan pangan berupa 10 kg beras selama bulan Maret-Mei kepada 21,353 juta penerima manfaat di 514 Kabupaten/Kota, serta melakukan penyampaian upaya Pemerintah melalui tokoh agama atau masyarakat dan media sosial.

Baca Juga: BPS: Inflasi Awal Ramadan Rendah Karena Konsumsi Belum Pulih

Usai menyampaikan arahan, Airlangga juga melakukan tinjauan terhadap Operasi Pasar Murah sebagai bagian dari kegiatan GNPIP tersebut. Operasi Pasar tersebut dilengkapi dengan 14 kios bahan pangan pokok mulai dari beras, minyak goreng, telur, hingga sayuran.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menekankan penguatan sinergi TPIP/TPID dan GNPIP  turut mendorong penurunan inflasi pangan pada 2022, diharapkan di tahun 2023 dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional.

“Sinergi dan Inovasi untuk menjaga ketahanan pangan melalui TPIP/TPID dan GNPIP adalah pengejawantahan filosofi luhur bekerja bersama, silih asih, silih asah dan silih asuh demi kesejahteraan rakyat,” katanya.

Dalam jangka pendek, guna memastikan terkendalinya inflasi menjelang periode HBKN dan antisipasi perubahan cuaca, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dalam menjaga terkendalinya inflasi volatile food (VF) dan ekspektasi inflasi melalui penguatan dukungan fasilitasi pasar murah, koordinasi penguatan dan perluasan kerjasama antar daerah (KAD), serta penguatan koordinasi dan komunikasi kebijakan pengendalian inflasi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar