27 Maret 2025
10:57 WIB
Airlangga: Indonesia Diminta Berinvestasi Di New Development Bank BRICS
Indonesia telah diminta untuk melakukan investasi di NDB, sesuai dengan formula yang telah ditetapkan. Pembayaran investasi tersebut dapat dilakukan dalam jangka waktu tujuh tahun.
Editor: Khairul Kahfi
Presiden Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Presiden New Development Bank (NDB) Y.M. Dilma Vana Rousseff (kiri) usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Antara Foto/Galih Pradipta/YU
JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia sebagai anggota BRICS memiliki hak untuk bergabung dengan New Development Bank (NDB), dan telah diminta untuk melakukan investasi sesuai dengan formula yang telah ditetapkan.
"New Development Bank itu sebagian dari perbankan di bawah BRICS. Indonesia sebagai anggota BRICS punya jatah untuk ikut dalam New Development Bank. Kemarin Bapak Presiden sudah putuskan kita akan masuk di sana, dan ada formulanya, dari formula itu kita diminta untuk melakukan investasi," ujarnya melansir Antara, Jakarta, Rabu (26/3).
Meski belum merinci besaran penyertaan modal yang harus disetor, Airlangga memastikan, pembayaran investasi tersebut dapat dilakukan dalam jangka waktu tujuh tahun.
"Sebenarnya, saya belum lihat. Pokoknya bayar bisa dalam tujuh tahun," kata Airlangga menjawab berapa besaran nilai investasi yang dibutuhkan untuk NDB.
Baca Juga: Indonesia Resmi Gabung BRICS, Dunia Usaha Minta Mitigasi Persaingan Global
Ia mengatakan, keikutsertaan Indonesia sebagai member NDB diharapkan dapat memperkuat kerja sama ekonomi dengan negara-negara BRICS. Sekaligus membuka peluang pendanaan baru untuk berbagai proyek pembangunan di tanah air.
Adapun, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan, Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk bergabung dengan New Development Bank (NDB), bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS.
Keputusan Indonesia untuk bergabung dalam NDB dilakukan setelah Presiden NDB Dilma Vana Rousseff mengundang Indonesia untuk bergabung dalam keanggotaan bank tersebut, mengingat Indonesia juga telah resmi menjadi anggota penuh BRICS pada awal 2025.
"Kita juga telah diundang untuk ikut menjadi anggota New Development Bank dan kita juga sudah bicarakan dan tim keuangan kita sudah menilai. Dan dengan pembicaraan dengan tim keuangan kita, Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk bergabung dengan New Development Bank," kata Prabowo, Selasa (25/3).
Prabowo menjelaskan bahwa NDB didirikan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan berkelanjutan dan juga untuk mendorong ekonomi negara-negara berkembang.
Kepala negara memerinci, NDB telah memiliki modal awal sebesar US$100 miliar yang telah disumbangkan oleh negara-negara pendiri.
Sebagai bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara anggota BRICS pada 10 tahun lalu, NDB memiliki kantor pusat di Shanghai, China dan kantor pusat regional di Afrika.
Dalam pertemuan sekitar 1,5 jam dengan Presiden Dilma yang juga mantan Presiden Brasil itu, Prabowo mengatakan bahwa diskusi keduanya berjalan sangat intensif dan membicarakan tentang rencana jangka pendek, menengah dan panjang terhadap program pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Ekonom Ungkap Potensi Negatif Dan Peluang Indonesia Gabung BRICS
Menurut Presiden, ada banyak kesamaan dan pengalaman yang ditemukan antara Indonesia dan Brasil. Di akhir sambutannya, Presiden Prabowo mengapresiasi Presiden Dilma yang telah mengajak dan mengundang Indonesia untuk bergabung dengan NDB.
"Saya telah memutuskan untuk bergabung dengan New Development Bank dan mengikuti prosedur dan permintaan yang telah diberikan kepada kami. Sekali lagi, terima kasih banyak telah mengajak kami untuk bergabung dengan NDB," kata Prabowo.
Sudah Lakukan Diskusi Teknis
Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia telah menjalani berbagai diskusi teknis dengan NDB, sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung sebagai anggota.
Ia menjelaskan bahwa berbagai aspek teknis telah dibahas dengan NDB, termasuk syarat keanggotaan, kontribusi negara anggota lain, serta peran NDB dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia.
NDB sebagai bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS berkontribusi membiayai proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang.
NDB berfokus pada pembangunan infrastruktur, kemudian pada pembangunan untuk melawan kemiskinan dengan program-program yang mendukung industrialisasi sehingga akan menambah penciptaan lapangan pekerjaan.
Menurut Sri Mulyani, salah satu potensi kolaborasi yang diharapkan adalah kerja sama antara NDB dan Danantara sebagai lembaga pembiayaan infrastruktur Indonesia.
"Kan kita juga punya Danantara, nanti bisa berkolaborasi dan lain-lain," kata Sri Mulyani, Selasa (25/3).