c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

20 Oktober 2025

10:25 WIB

Airbus Dan Garuda Indonesia Siap Optimalkan Bioavtur Berbasis Minyak Jelantah

Bioavtur berbasis minyak jelantah yang dibuat Pertamina digadang-gadang bisa menekan 80% emisi karbon industri aviasi.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Airbus Dan Garuda Indonesia Siap Optimalkan Bioavtur Berbasis Minyak Jelantah</p>
<p id="isPasted">Airbus Dan Garuda Indonesia Siap Optimalkan Bioavtur Berbasis Minyak Jelantah</p>

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mulai menguji coba produksi avtur berbahan baku minyak jelantah. Antara/HO-KPI

JAKARTA - PT Pertamina kini memiliki produk anyar untuk bahan bakar pesawat, yakni bioavtur berbasis minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) yang dinamakan Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Inovasi itu mendapat sambutan hangat dari pelaku industri yang biasa menenggak avtur, yakni Airbus Indonesia dan Garuda Indonesia. Kedua perusahaan tersebut bahkan mendukung penuh optimalisasi SAF untuk industri aviasi di dalam negeri.

Senior Manager Business Growth Airbus Indonesia Ridlo Akbar lewat keterangan tertulis menyebut SAF saat ini jadi solusi yang paling realistis untuk mendukung dekarbonisasi dari sektor industri aviasi.

Pasalnya, SAF sebagai drop-in fuel dapat digunakan langsung atau tanpa modifikasi pesawat maupun infrastruktur bandara. Jadi, tidak ada alasan yang pas untuk tidak menggunakan SAF sebagai bahan bakar penerbangan.

Baca Juga: Segera Mengudara, Pertamina Kebut Produksi Avtur Minyak Jelantah

"Secara teknis, SAF mampu menurunkan emisi karbon hingga 80% dibandingkan bahan bakar fosil, menjadikannya langkah signifikan menuju penerbangan rendah emisi," ujar Ridlo, Senin (20/10).

Seluruh pesawat Airbus, sambung Ridlo, mampu terbang dengan campuran SAF sebanyak 50%. Ke depan, tepatnya pada 2030, Airbus Indonesia berharap penggunaan SAF bisa mencapai 100% pada seluruh pesawat Airbus.

"Kami percaya dengan kolaborasi erat antara produsen bahan bakar, produsen pesawat, regulator & pembuat kebijakan, serta operator maskapai, SAF dapat menjadi standar baru penerbangan global," kata dia.

Bukan hanya Airbus Indonesia, PT Garuda Indonesia juga menjadi salah satu maskapai yang sudah menggunakan SAF pada penerbangan reguler.

Caretaker Corporate Sustainability Group Head Garuda Indonesia Heri Martanto menerangkan pihaknya sudah menggunakan SAF untuk penerbangan internasional rute Amsterdam-Jakarta beberapa waktu lalu.

"Hasil uji menunjukkan performa mesin pesawat tetap stabil dan aman. Tidak ada implikasi teknis yang mengganggu operasional, bahkan SAF memberikan kontribusi nyata dalam penurunan emisi karbon hingga 80%," ungkapnya.

Maskapai pelat merah berkode saham GIAA itu pun bakal terus berpartisipasi aktif dalam menggunakan bioavtur berbasis minyak jelantah di berbagai rute penerbangan, baik domestik maupun internasional.

"Kami menargetkan pada tahun 2027 Garuda Indonesia juga sudah menggunakan SAF tidak hanya pada bandara internasional namun juga pada penerbangan dari bandara di Indonesia, sesuai target SAF Roadmap Indonesia, dan pada tahun 2030 terus dilakukan peningkatan penggunaan SAF sesuai target yang ditetapkan oleh ICAO secara global," jabar Heri.

Sementara itu, SVP Business Development PT Pertamina Wisnu Medan Santoso mengatakan pengembangan bioavtur berbasis minyak jelantah jadi bagian strategi perusahaan untuk memperkuat ketahanan energi dan mendukung dekarbonisasi dari sektor aviasi.

Baca Juga: Pertamina Bakal Sulap Minyak Jelantah Jadi Avtur Di Kilang Dumai Dan Balongan

Pertamina dalam hal ini tak hanya menjadikan SAF sebagai inovasi teknologi, tetap juga solusi strategis untuk menggerakkan ekonomi sirkular. Terlebih, Indonesia ia nilai punya potensi besar dari limbah minyak jelantah yang bisa dimanfaatkan.

Penelitian dan pengembangan SAF sejatinya telah dilakukan lebih dari satu dekade yang lalu, mulai dari konversi bahan baku, penyulingan, hingga sertifikasi kualitas produk. Hingga pada akhirnya, SAF garapan PT Pertamina berhasil memenuhi standar internasional yang menjadi acuan industri aviasi global.

"Produk kami telah melewati fase uji coba penerbangan bersama Pelita Air dengan hasil yang sangat positif. Tanpa perlu modifikasi signifikan pada mesin pesawat, SAF kami menunjukkan performa yang stabil, aman, dan efisien," pungkas Wisnu.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar