14 November 2022
16:59 WIB
Editor: Fin Harini
BALI – Bank Pembangunan Asia (ADB) Senin (14/11) bergabung dengan mitra-mitra utama di Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk bersama-sama menjajaki pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara pertama milik swasta produsen listrik (IPP) di bawah Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB.
Penandatanganan yang berlangsung di sela-sela G20 Leaders' Summit di Bali itu dihadiri oleh Presiden ADB Masatsugu Asakawa, Direktur Utama Cirebon Electric Power (CEP) Hisahiro Takeuchi, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, dan Indonesian Investment Direktur Utama Authority (INA) Ridha D.M. Wirakusumah.
MoU setuju untuk membuka diskusi rinci untuk mempercepat penghentian Cirebon-1, pembangkit listrik 660 megawatt milik CEP di Jawa Barat.
Transaksi yang direncanakan bertujuan untuk mencapai pengurangan emisi karbon dioksida yang signifikan melalui model yang dapat direplikasi yang dapat diterapkan pada IPP lain di Indonesia, bagian lain di Asia dan Pasifik, dan sekitarnya.
Setelah kesepakatan definitif dicapai di antara para pihak, diharapkan ADB akan memberikan fasilitas pensiun dini dalam bentuk utang senior, dengan syarat jangka waktu perjanjian jual beli listrik antara CEP dan PLN akan dipersingkat.
“MoU dengan mitra terpercaya kami di Indonesia ini merupakan momen penting bagi Mekanisme Transisi Energi ADB dan transisi energi bersih yang akan dikembangkannya,” kata Presiden ADB Masatsugu Asakawa.
Baca Juga: Sri Mulyani: PLN Tentukan Keberhasilan Indonesia Kurangi Emisi CO2
Ia melanjutkan, sebagai bank iklim Asia dan Pasifik, ADB bangga menunjukkan kelayakan pendekatan ini, didukung oleh kepemimpinan Indonesia yang luar biasa.
“Kami mendorong pemangku kepentingan keuangan lainnya untuk terlibat dalam transisi energi yang adil dan terjangkau di sini dan di seluruh Asia dan Pasifik,” imbuhnya.
Direktur Utama Cirebon Electric Power (CEP) Hisahiro Takeuchi menuturkan, ETM memberikan pendekatan inovatif bagi perusahaan seperti CEP untuk melakukan transisi dari batu bara ke energi bersih sambil menyediakan daya yang andal dan terjangkau untuk infrastruktur energi Indonesia.
“MOU ini merupakan langkah maju yang besar bagi Indonesia dan kami bangga dapat bekerja sama dengan Bank Pembangunan Asia dan Otoritas Investasi Indonesia,” katanya.
Komitmen PLN dan INA
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan, PLN berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam transisi energi Indonesia menuju net zero emisi secara adil dan terjangkau.
"Komitmen PLN untuk energi bersih dan bekerja melalui ETM dengan IPP, seperti CEP, dapat mempercepat transisi energi secara signifikan,” ujarnya.
Sementara itu,Direktur Utama Authority (INA) Ridha D.M. Wirakusumah mengatakan peran INA adalah untuk membantu mewujudkan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan membangun kekayaan bagi generasi penerus negara ini.
“Kemampuan INA untuk melengkapi mitra lain dengan ekuitas dapat melengkapi rangkaian alat keuangan yang dapat membantu meningkatkan aktivitas ETM di Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Mengenal Green Ammonia
ETM adalah program regional, transformatif, keuangan campuran yang berupaya menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara yang ada dengan jadwal yang dipercepat dan menggantinya dengan kapasitas listrik bersih.
ETM adalah salah satu komponen dari rangkaian inisiatif yang lebih besar baik domestik maupun multilateral, yang bertujuan untuk membantu Asia dan Pasifik memitigasi dampak terburuk perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut yang ekstrem dan peristiwa cuaca yang merusak.
MOU ditandatangani pada acara di mana Indonesia meluncurkan ETM Country Platform, kerangka kerja pembiayaan dan investasi pemerintah yang akan mendanai dan mengelola kegiatan transisi energi negara.
ADB menandatangani MOU tambahan dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) untuk memberikan dukungan, termasuk sumber daya staf dan pengembangan kapasitas untuk platform tersebut.