30 Maret 2024
09:17 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut, investor asing terpantau kembali lanjut melepas instrumen investasi lokal sebesar Rp1,36 triliun sepanjang 25-28 Maret 2024. Asing terpantau dominan melepas instrumen saham Indonesia di pekan ini.
Capaian ini kembali menandakan kegiatan investasi portofolio di dalam negeri yang masih volatil tinggi selama beberapa pekan terakhir. Jika dibandingkan pekan lalu, asing sudah melepas koleksi portofolio lokalnya sekitar Rp6,68 triliun.
“Nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp1,36 triliun; terdiri dari jual neto Rp1,36 triliun terdiri dari beli neto Rp0,97 triliun di pasar SBN, jual neto Rp1,59 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,74 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” jelasnya dalam keterangan resmi yang diakses, Jakarta, Sabtu (30/3).
Baca Juga: Sepekan Terakhir, Modal Asing Keluar Bersih Capai Rp6,68 Triliun
BI mencatat, sepanjang tahun berjalan mengacu data setelmen hingga 27 Maret 2024 (year-to-date/ytd), perkembangan investasi nonresiden di pasar keuangan domestik bergerak variatif. Dengan torehan nonresiden jual neto Rp33,31 triliun di pasar SBN, beli neto Rp28,90 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp20,05 triliun di SRBI.
“(Sementara itu), premi credit default swap/CDS Indonesia lima tahun per 27 Maret 2024 sebesar 71,39 basis poin (bps), naik dibandingkan 22 Maret 2024 sebesar 70,90 bps,” sebutnya.
Kemudian, yield SBN 10 tahun bergerak naik ke level 6,73% pada Kamis pagi (28/3), setelah sehari sebelumnya juga sudah naik ke posisi 6,70%. Adapun, yield SBN ini ditutup lebih kompetitif ketimbang pantauan Jumat pagi pekan lalu (22/3) yang bertengger di level 6,63%.
Per akhir Rabu (27/3), hasil pantauan BI, Indeks Dolar DXY terpantau melemah ke level 104,35 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.
Hasilnya, Erwin menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat tipis Rp10 jelang libur akhir pekan yang panjang ini. Rupiah pada level (bid) Rp15.850 per dolar AS pada akhir Rabu (27/3) dan dibuka level (bid) sebesar Rp15.860 per dolar AS pada Kamis pagi (28/3).
Overall, pergerakan rupiah atas mata uang Negeri Paman Sam di akhir pekan ini lebih lemah ketimbang akhir pekan lalu yang bergerak di rentang lebih murah. Rupiah sempat dijual di pasar spot di rentang bid Rp15.655-15.710 per dolar AS pada Kamis dan Jumat pekan lalu (21-22 Maret).
Baca Juga: Disokong Pembelian Saham, Akumulasi Asing Investasi Capai Rp4,07 T
Selanjutnya, Erwin juga menginformasikan, bahwa imbal hasil atau yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau mengalami penurunan per Rabu (27/3). “Yield US Treasury Note 10 tahun turun ke level 4,190%,” paparnya.
Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan proses pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung hingga kini.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” katanya.
Powered by Froala Editor