c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

04 Juli 2023

17:14 WIB

Ada Gejolak, OJK: Perbankan Indonesia Tetap Resilien

Pada Mei 2023, data OJK menunjukkan kredit perbankan tumbuh 9,39% (yoy) menjadi Rp6.577 triliun, didorong pertumbuhan kredit investasi sebesar 12,69%.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

Ada Gejolak, OJK: Perbankan Indonesia Tetap Resilien
Ada Gejolak, OJK: Perbankan Indonesia Tetap Resilien
Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Surabaya. Shutterstock/wisnupriyono

JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Dian Ediana Rae menyampaikan bahwa perbankan Indonesia tetap resilien.

Hal ini ditandai dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang memadai di tengah pelemahan ekonomi mitra dagang utama, kebijakan hawkish yang masih akan dilanjutkan secara terbatas di negara maju, dan masih tingginya tensi geopolitik, serta kecenderungan penurunan harga komoditas utama penopang ekspor.

"Pada Mei 2023, kredit perbankan tumbuh 9,39% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp6.577 triliun, didorong pertumbuhan kredit investasi sebesar 12,69%. Per jenis kepemilikan, pertumbuhan kredit Bank Umum Swasta Nasional domestik tumbuh tertinggi, yaitu sebesar 15,2% yoy," kata Dian dalam dalam konferensi pers Rapan Dewan Komisioner OJK Juni 2023, Selasa (4/7).

Baca Juga: OJK Ungkap Alasan Kredit Perbankan April Tumbuh Lebih Rendah

Kredit perbankan Mei tercatat menguat daripada kredit perbankan April. Sebelumnya, pada April 2023, kredit perbankan tumbuh 8,08% secara tahunan (yoy) menjadi Rp6.464 triliun.

Seiring pengetatan likuiditas global, lanjut Dian, pertumbuhan tahunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2023 melambat menjadi 6,55% yoy dari April 2023 sebesar 6,82% yoy. Dengan pertumbuhan tersebut, DPK Mei 2023 menjadi sebesar Rp8.007 triliun, utamanya didorong penurunan pada giro ke level 8,35% yoy dari April 2023 sebesar 13,61%.

Selain itu, likuiditas industri perbankan pada Mei 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga.

Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) naik menjadi 123,27% pada Mei 2023 dari April 2023 yang sebesar 118,25%. Kemudian, Alat Likuid/DPK (AL/DPK) Mei 2023 naik 27,52% dari April 2023 sebesar 26,58%.

Angka tersebut diklaim jauh di atas ambang batas ketentuan, yaitu masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Kualitas kredit juga masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77% dari April 2023 sebesar 0,78%. Lalu, NPL gross pada Mei 2023 sebesar 2,52% dari April 2023 sebesar 2,53%.

Baca Juga: OJK Susun Kajian Dukung Pembangunan Financial Center di IKN

Dian melanjutkan, kredit restrukturisasi covid-19 kembali mencatatkan penurunan, baik nominal maupun jumlah nasabah, yaitu sebesar Rp13,96 triliun menjadi Rp372,07 triliun dari April 2023 sebesar Rp386,03 triliun. Sedangkan, jumlah nasabah turun 100 ribu menjadi 1,64 juta nasabah dari April 2023 sebesar 1,74 juta nasabah.

Risiko pasar juga menurun ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat stabil sebesar 1,57% dari April 2023 sebesar 1,60%, jauh di bawah threshold 20%.

Sementara itu, permodalan perbankan masih di level yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan 25,21% dari April 2023 sebesar 25,54%.

Selanjutnya, OJK terus menjaga ketahanan perbankan terhadap tekanan kondisi makro ekonomi, geopolitik, cyber-attack termasuk penguatan digital maturity & digital resiliency.

"OJK meminta perbankan secara terus menerus memperkuat tata kelola, manajemen assets & liabilities serta anti-fraud system," ujar Dian.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar