c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

31 Mei 2022

08:00 WIB

Aceh Perlu Investor Dirikan Cold Storage

Selama ini udang vaname yang dibudidayakan oleh masyarakat Aceh selalu diekspor lewat Sumatra Utara.

Editor: Rikando Somba

Aceh Perlu Investor Dirikan <i>Cold Storage</i>
Aceh Perlu Investor Dirikan <i>Cold Storage</i>
Ilustrasi hasil panen udang vaname yang dikembangkan dengan metode bioflok di Desa Lambung, Banda Aceh, Aceh. ANTARAFOTO/Irwansyah Putra

BANDA ACEH – Selama ini, udang hasil tangkapan nelayan di provinsi Aceh selalu dikirim melalui Sumatra Utara. Aceh tidak punya gudang pendingin khusus (cold storage) untuk menampung udang hasil budi daya di sana.  

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh menyatakan bahwa saat ini Aceh memerlukan investor yang mau mendirikan gedung cold storage tersebut.

Saat ini, lanjutnya, Aceh baru memiliki cold storage atau gudang pendingin penampungan ikan, namun itu tidak bisa dimanfaatkan untuk menampung ikan karena spefikasinya berbeda.

"Kita berharap ada investor cold storage di Aceh, dan itu khusus untuk udang," kata Kepala DKP Aceh Aliman, di Banda Aceh, Senin (30/5).

Aliman menguraikan, selama ini udang vaname yang dibudidayakan oleh masyarakat Aceh selalu diekspor lewat Sumatra Utara. Hasil budi daya atau tangkapan itu diekspor melalui para pengusaha atau penampung di provinsi tetangga Aceh itu.

Biasanya, ketika para pembudidaya udang di Aceh panen, maka para penampung datang langsung membeli ke tambak yang dikelola masyarakat tersebut. "Ekspor selama ini lewat Sumatra Utara semua, karena begitu panen dalam keadaan segar langsung di bawa ke sana, lalu baru di ekspor," ujar Kepala DKP Aceh.

Setelah itu, mereka membawanya ke Sumatra Utara menggunakan mobil guna dilakukan proses lebih lanjut. Ekspor dilakukan melalui Medan.

"Mereka budidaya, kemudian waktu panen langsung datang pembeli ke tambak, diangkut ke Sumatra Utara, dan langsung dikirim (ke luar negeri.red)," katanya.


Belum Dongkrak PAD
Hal sama terjadi di ujung timur Indonesia.  Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Manokwari, Papua Barat hingga kini belum dapat dimanfaatkan secara optimal guna mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat.

Kepala PPI Manokwari Toni Dance Kandami di Manokwari, dikutip dari Antara, mengatakan sejauh ini perhatian dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua Barat terhadap PPI Manokwari sangat minim. Padahal fasilitas penunjang PPI Manokwari sjudah cukup lengkap.

Sebagai kabupaten yang terletak di bibir pantai, berhadapan dengan Samudra Pasifik, Kelautan Manokwari memiliki potensi perikanan terutama jenis ikan tuna yang masih sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan warga nelayan setempat.

Hingga kini Tempat Pelelangan Ikan (TPI), tempat pembekuan ikan (cold storage) hingga Pelabuhan Perikanan tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana peruntukannya.

"Kami hanya melaksanakan rutinitas kantoran, karena 90%  fasilitas PPI Manokwari untuk para nelayan tidak berfungsi sama sekali, Usulan kami ke Dinas Perikanan dan Kelautan Papua Barat tidak pernah mendapat perhatian," kata Dance.

"Jujur saja Papua Barat kehilangan banyak sumber PAD karena fasilitas PPI tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya," ujarnya lagi. 

Selama ini, hasil tangkapan para nelayan di Manokwari dan sekitarnya belum diekspor. Hasilnya hanya untuk dijual untuk konsumsi warga Kota Manokwari saja, belum ada upaya-upaya konkret menjualnya ke luar wilayah. Padahal harga daging ikan tuna di pasaran internasional saat ini sangat mahal.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar