15 Agustus 2025
20:17 WIB
Abreena; Perhiasan Inspiratif Pendukung Ibu Menyusui
Pernah lihat ASI, rambut, hingga tali pusar jadi perhiasan? Di Abreena, benda-benda tersebut bisa diubah jadi perhiasan unik yang penuh kisah inspiratif.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
(Kanan ke kiri) Pendiri sekaligus pemilik Abreena Breastmilk & DNA Jewelry Febrina Malahayati (29) dan Dwirachmayuni (34) tengah memarkan beberapa produk di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/8). ValidNews.ID/Erlinda PW
JAKARTA - Lelah fisik dan emosi sering kali melanda kaum ibu yang tengah menjalani masa-masa menyusui bayi, tak terkecuali dengan Febrina Malahayati (29). Wanita yang akrab disapa Febrina ini mengaku, masa-masa menyusui anaknya merupakan masa yang penuh tantangan dalam hidup. Walau begitu, Febrina justru merasa masa sulit menyusui adalah kenangan berharga bagi hidupnya dan sang buah hati.
Untuk mengenang masa-masa menyusui yang berharga dan tidak akan terulang tersebut, Febrina pun berinisiatif ingin mengabadikan air ASI miliknya menjadi perhiasan. Ide ini muncul ketika ia tengah asyik menggulirkan layar ponsel, dan menemukan unggahan orang lain yang memamerkan perhiasan bermaterikan ASI.
Melihat hal unik tersebut, Febrina merasa perhiasan ASI sangat cocok untuk mengabadikan momen sekaligus obat pelipur lara bagi diri sendiri yang telah berjuang mengatasi kesulitan untuk menyusui buah hati pertamanya.
"Awalnya aku lihat postingan orang, bagus gitu kan dan pengen punya juga. Terus zaman dulu tuh, aku juga lumayan struggling di nyusuin. Terus pas aku lihat, 'kayaknya, gue butuh nih kayak gini, harus nih dikasih reward perhiasan asli' gitu," ungkap Febrina saat ditemui Validnews, di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (14/8).
Produk best seller Abreena berupa Breastmilk Bracelet. Instagram/abreena.id
Seketika itu juga, ibu satu anak ini langsung melakukan riset mendalam untuk produk perhiasan ASI yang ia idam-idamkan itu, mulai dari model, harga, hingga bahan perhiasan. Harapannya mendadak pupus begitu mengetahui harga perhiasan ASI yang ia temukan sangat mahal. Saat itu, sekitar tahun 2022, Febrina merasa ekonominya masih belum mencukupi, sehingga berat baginya mengeluarkan biaya jutaan rupiah hanya untuk membuat perhiasan ASI.
Dia masih ingin mencari lagi dan lagi, hingga menemukan harga perhiasan ASI yang sesuai. Sayangnya, ketika harga sesuai, tapi bahan perhiasan tersebut dirasa kurang apik lantaran menggunakan tembaga.
Lagi-lagi, Febrina tidak menyerah begitu saja. Rasa penasaran mendorongnya untuk mencari tahu bagaimana cara membuat perhiasan ASI sendiri. Riset dan uji coba ia lakukan berkali-kali dengan ASI miliknya untuk membuat perhiasan tersebut.
"Akhirnya, waktu itu aku iseng lah sendiri. Aku belajar sendiri, terus cari bahannya, cari supliernya. Oh oke, berarti minimal bahannya harus stainless, supaya dia nggak berkarat gitu. Terus oke, akhirnya dapet lah. Nyobain-nyobain bikin sendiri, terus ternyata bisa gitu," tutur Febrina dengan nada ceria, mengingat masa lalu.
Tepat di akhir tahun 2022, Febrina berhasil dengan penemuannya itu. Tak mau senang sendiri, dua pekan kemudian dia pun membuka pemesanan produk perhiasan ASI melalui berbagai akun media sosial miliknya. Alasannya sederhana, hanya ingin memberikan alternatif pilihan bagi kaum ibu menyusui yang memiliki keinginan serupa untuk mengenang masa "mengASIhi" dengan perhiasan ASI berkualitas namun harga terjangkau.
Maka di akhir tahun 2022 tersebut lahirlah produk perhiasan ASI milik Febrina sendiri dengan merek Abreena, sama seperti nama putri pertamanya. Tak disangka, dalam satu jam ia mempromosikan produk perhiasan ASI buatan sendiri, pesanan mendadak banjir menghampiri. Jumlahnya tembus hingga 25 orang.
Semula ia sanggup meladeni pesanan perhiasan ASI. Namun, lama-kelamaan di tengah kesibukannya yang sangat padat, yaitu sebagai guru SD, pengajar les, ibu baru, bahkan merangkap jadi mahasiswa pascasarjana, Febrina mulai kewalahan.
Teringat kakak iparnya yang juga tengah menyusui, Febri pun mengajak kakak iparnya tersebut yakni Dwirachmayuni (34) untuk menjalankan usaha Abreena bersama-sama di awal tahun 2023.
Bukan berujung maut, duet ipar ini justru membuahkan banyak untung. Febrina yang lihai mematri perhiasan ASI, ditambah Dwirachmayuni yang menguasai berbagai jenis material perhiasan, kolaborasi keduanya mengantarkan Abreena bisa memiliki aneka model perhiasan ASI dengan harga yang variatif. Dari semula hanya menyediakan pemesanan perhiasan ASI dari stainless, saat ini Abreena berhasil memproduksi beragam perhiasan ASI dari titanium, perak, hingga emas muda.
"Awalnya Uni (kakak ipar) aku tertarik juga buat join usaha, akhirnya aku bilang 'ayo barengan yuk'. Jadilah kakak iparku invest, kita hire karyawan, dan kita cari material lebih banyak lagi," kata Febrina.

Ketelatenan Membuahkan Hasil
Febrina bercerita, modal awal yang ia keluarkan di awal membuat perhiasan ASI untuk Abreena hanya berkisar Rp350 ribu. Kapasitas produksinya pun kecil, yakni dalam sebulan hanya menerima sekitar 20 hingga 25 orang pemesan. Kala itu, seluruh pelayanan ia lakukan sendiri, mulai dari admin, produksi, pengemasan, hingga bergelut dengan rumitnya pengiriman ASI.
Namun, setelah membesarkan Abreena melalui kerja sama dengan kakak ipar, produksinya meningkat pesat tembus 100 hingga 120 pemesan dalam sebulan. Begitupun dengan pemasukan yang kian membesar, yaitu dari sekitar Rp15 juta per bulan saat ini bisa mencapai Rp80 juta per bulan. Dari semua digarap serba sendiri, Febri dan kakak ipar Dwirachmayuni kini berhasil merekrut 5 orang karyawan.
Rasa overwhelming alias kewalahan tentu saja tak terelakkan. Febrina bercerita, beberapa kali ia merasa pesanan sudah sangat terlalu banyak. Reviu dari para ibu yang menjadi pelanggan selalu berhasil mengembalikan semangatnya.
"Jadi ngerasa kaya banyak banget. Cuma karena ternyata dari orang-orang yang pesan feedback-nya oke ya, mereka happy karena barang kita murah kan, tapi bisa dapet kualitas yang sama-sama yang harganya mahal. Itu yang bikin semangat lagi,” ungkap dia.
Melalui ketelatenan Febrina, Dwirachmayuni, dan timnya untuk membuat setiap butir perhiasan ASI tersebut berkesan, maka tak heran jika saat ini pelanggannya berasal dari seluruh Indonesia. Mulai dari sabang hingga Merauke.
Seiring berjalannya waktu, Febrina pun memutuskan untuk fokus mengembangkan Adreena dan merawat anaknya. Sehingga ia kini fulltime menjalani Adreena.
Bukan Asal Perhiasan Asi
Meski harga tergolong murah, perhiasan hasil buatan Abreena diyakini memiliki kualitas dan model yang menarik. Sehingga para ibu menyusui pun tak ragu mengeluarkan sebagian biaya bulanannya untuk memesan perhiasan asi sebagai kenang-kenangan.
“Ibu-ibu ketika melahirkan, punya anak dan menyusui, biasanya nggak dapet perhatian lagi. Makanya biasanya di situlah terjadi fase baby blues gitu. Nah, makanya kenapa kita kasih harga range yang di bawah rata-rata, karena kita pengen jadi bagian yang ngesupport ibu-ibu ini,” cerita dia.
Seperti tujuan awal Febrina mendirikan Abreena ini, yaitu ingin memberikan dukungan bagi ibu-ibu menyusui yang sudah melalui masa sulit, maka perhiasan-perhiasan yang diproduksi Abreena pun harus memiliki makna di setiap tetes ASI-nya. Hal ini ia tanamkan pada calon pelanggan juga pengrajin-pengrajinnya, sehingga story telling di setiap perhiasan menjadi kunci berbagai produk Abreena.
Oleh karena itu, ia akan memastikan lebih dulu tujuan awal pembuatan perhiasan setiap calon pelanggan, hingga menggali kisah-kisah unik di baliknya. Tak jarang, Febrina meminta calon pelanggannya menunda pemesanan karena belum memasuki masa-masa menyusui.
Misalnya saja, calon ibu yang sudah hamil tua, namun sudah memesan perhiasan asi di Abreena lebih dulu dengan bahan baku perhiasan yaitu ASI baru akan diberikan setelah bayi lahir. Hal ini akan Febrina tolak secara halus, dengan alasan sang ibu artinya belum melewati masa-masa sulit yang dilalui ibu menyusui.
“Kita nggak maksa customer, tapi memang biasanya kita tolak. Karena pelanggan harus punya dulu nih cerita tentang menyusui paling enggak 3 bulan. Jadi ada cerita ups and downs-nya, sedihnya malem-malem pumping, anak nangis, lain-lain lah. Jadi perhiasan itu sebenarnya memang untuk menyimpan memori. Kita pengen mereka punya memori dulu, baru nanti boleh balik pesen lagi di kita,” tutur Febrina.
Namun, Abreena tak menolak jika ada ibu menyusui yang memesan perhiasan berbahan dasar emas muda ketika harga emas tengah turun, namun si calon pelanggan belum memiliki cerita. Dalam kondisi tersebut, biasanya Febri tetap menawarkan harga emas sesuai dengan tanggal pemesanan, dan baru akan memproduksi perhiasan emas ketika pelanggan sudah memiliki ceritanya sendiri.
Secara umum, perhiasan Abreena yang paling laris dan diminati pelanggannya adalah berbahan stainless. Menurut Febrina, bahan stainless memiliki harga yang cukup terjangkau untuk dijadikan aksesoris yang memang dapat disimpan di jangka waktu yang panjang. Selain harga terjangkau, bahan ini sudah termasuk anti luntur dan anti karat.
Selain memiliki story telling, keunggulan Abreena juga memiliki berbagai model yang variatif, seperti kalung, gelang, cincin, anting, bahkan hingga tasbih, rosario, dan yang termahal adalah japamala atau tasbih milik umat Buddha. Seluruhnya dapat dibuat dengan bahan dasar perhiasan dari stainless, titanium, perak, hingga emas muda.
Berbeda dari kebanyakan perhiasan ASI lainnya, keunggulan perhiasan ASI dari Abreena adalah memiliki rentang harga yang terjangkau dari kisaran Rp279 ribu per buah hingga sekitar Rp3 juta untuk berbahan dasar emas muda.
“Kelebihan kita lebih ke desain produknya, jadi kita ada yang pakai dried flower, pelanggan juga boleh request desain yang aneh-aneh. Kalau yang lain biasanya lebih fokus di model perhiasannya, jadi bahan emasnya mau di-custom gimana,” kata Febrina.
Bahkan tidak hanya menawarkan desain perhiasan berbahan baku ASI, Abreena juga menawarkan desain perhiasan dari DNA, seperti rambut, kuku, dan tali pusar, bahkan sesekali gigi susu.
Aksesoris gelang anak dari asi. Instagram/abreena.id
Kekuatan Media Sosial untuk Marketing
Selama menjalankan Adreena, Febrina dan Dwirachmayuni mengaku beberapa kali mendadak kebanjiran pesanan tanpa ada promo yang terencana. Padahal selama ini mereka hanya mengandalkan penjualan secara online dan beriklan di Meta Ads saja.
Beberapa kejadian yang paling berkesan bagi mereka adalah saat Adreena mendadak banyak diperbincangkan di media sosial. Salah satunya saat muncul kabar duka dari seorang selebgram yang kehilangan suami. Saat itu, banyak netizen yang menyarankan agar abu jenazah suami selebgram tersebut bisa dijadikan perhiasan untuk dikenang. Momen lainnya juga lagu Gala Bunga Matahari yang sempat booming, turut mewarnai keviralan konten-konten Adreena.
Tak sampai di situ, Febrina mengaku produk Adreena juga sering naik #ForYourPage atau FYP baik di Instagram maupun TikToK, karena hasil ulasan yang dibuat oleh pelanggannya secara suka rela.
“Jadi sebenarnya kita ngga minta direviu, tapi kan sering ya pembeli pada posting terus nanti di caption atau di video dijelasin cerita di balik perhiasan mereka. Ada cerita seneng kaya suami bikinin buat istrinya, atau ibu sengaja bikin buat mengenang momen ASI yang penuh struggle. Tapi, banyak juga yang sedih, kaya bikin ternyata untuk anaknya yang udah meninggal,” cerita Febrina.
Melalui kejujuran story telling pelanggannya tersebut, hingga sampai saat ini pun Febrina mengaku belum pernah secara sengaja untuk melakukan endorse atau kolaborasi dengan artis maupun selebgram. Baginya, Adreena merupakan produk yang memang untuk mengenang momen, sehingga tak perlu terlalu ‘ngoyo’ untuk dipromosikan.
Tak bermaksud jumawa lantaran enggan ngoyo mempromosikan, namun Febrina mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih pada pelanggan yang suka rela mengunggah hasil perhiasan ASI Adreena dengan cerita unik mereka masing-masing. Berkat reviu itulah, Adreena bahkan kerap kali mendapat pelanggan dari kreator konten, artis, hingga Putri Indonesia. Febrina menilai produknya justru tidak cocok dengan platform belanja online yang menyediakan banyak produk mirip di tiap-tiap etalase. Karenanya, pemesanan hanya dilakukan via aplikasi whatsap dan platform instagram.
“Jadi Adreena itu memang pure hanya pesan by request di akun media sosial kami. Karena kan tiap perhiasan yang dibuat pasti punya cerita yang berbeda. Makanya setiap ada calon pembeli yang kontak kita, di awal akan selalu kami tanya tujuan bikinnya untuk apa, mau harga yang bagaimana, ada cerita apa di balik makna perhiasan yang dipesan,” katanya.
Adapun untuk penjualan, Dwirachmayuni menyampaikan bahwa secara umum tak ada waktu pasti kapan perhiasan ASI ini mengalami permintaan tinggi. Seluruhnya cenderung sama. Namun, ia melihat adanya kenaikan permintaan di bulan Mei-Juni, serta di hari-hari besar seperti Idulfitri dan Natal.
Produk perhiasan berisi asi dari Abreena. ValidNewsID/Erlinda PW
Proyeksi Mendatang
Adreena yang berbasis di Jakarta Timur ini masih fokus melayani penjualan dalam negeri. Febrina mengatakan, niatan untuk ekspor baru sebatas rencana. Pasalnya, selama ini dari pengalaman yang sudah-sudah, pengiriman ASI dari luar negeri cenderung rumit ke Indonesia, walaupun untuk pengiriman perhiasan Abreena ke luar negeri bisa mulus dilakukan. Hal ini sempat terjadi pada beberapa calon pelanggannya dari Malaysia.
Kendati begitu, Febrina dan Dwirachmayuni mengaku sempat menerima pelanggan asal Amerika Serikat (AS) dan berhasil.
"Kita pernah ada customer dari luar, dari US yang kebetulan dia lagi di Bali. Jadi kita kirimnya ke Bali dan dia minta prioritas kan, jadi kita produksi prioritas sekitar 6-8 minggu," tutur Dwirachmayuni.
Namun ke depan, keduanya tak menutup kemungkinan bisa ekspor jika berhasil menemukan cara paling efektif pengiriman ASI ke Indonesia.
Untuk saat ini, Febrina mengaku akan lebih fokus pada perbaikan manajemen lebih dahulu karena usahanya berbasis pada kerajinan. Kata dia, salah satu kesulitan menjalankan bisnis ini adalah menjaga kualitas perhiasan agar sesuai permintaan dan detail yang rapi. Menurutnya, butuh pelatihan dan penjagaan mood yang baik kepada pengrajin sehingga pelanggan menerima produk yang tidak mengecewakan.
Namun yang pasti, Febrina dan Dwirachmayuni meyakini bisnis seperti ini tak akan lekang oleh waktu dan keadaan. Sehingga keduanya tetap optimis masa depan bisnisnya.
"Kita pede kok ini jalan terus, karena ibu-ibu juga akan tetap banyak yang menyusui. Mereka juga pasti ada keinginan seperti kami untuk mengabadikan momen sekali seumur hidup ibaratnya. Jadi akan tetap ada ke depannya," tutup Febrina.