c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

25 Maret 2019

14:56 WIB

Transaksi Dagang Langsung Indonesia-Thailand Naik Empat Kali Lipat

Nilai perdagangan kedua negara yang menggunakan mata uang lokal mencapai Rp121 miliar sampai Februari 2019

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Transaksi Dagang Langsung Indonesia-Thailand Naik Empat Kali Lipat
Transaksi Dagang Langsung Indonesia-Thailand Naik Empat Kali Lipat
Gubernur Bank Indonesisa, Perry Warjiyo. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

JAKARTA – Pada dua bulan pertama tahun 2019, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, nilai perdagangan antara Republik Indonesia (RI) dan Thailand yang menggunakan mata uang lokal (local currency settlement/LCS) mencapai Rp121 miliar. Angka perdagangan tanpa menggunakan dolar Amerika Serikat (AS) itu meningkat sampai empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2018 dengan nilai sebesar Rp30 miliar.

Gubernur BI, Pery Warjiyo mengungkapkan, selama 2018, nilai perdagangan Indonesia dengan Thailad yang menggunakan mata uang lokal rata-rata per bulan mencapai Rp58 miliar.

"Sejak diimplementasikan pada 11 Desember 2017, total transaksi perdagangan melalui local currency settlement telah menunjukkan peningkatan," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (25/3).

LCS merupakan penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara yang dilakukan di dalam wilayah salah satu negara dengan menggunakan mata uang lokal. LCS pertama kali diterapkan oleh Indonesia dan Thailand pada Desember 2017.

Pengimplementasian tersebut bertujuan mengurangi ketergantungan masing-masing negara terhadap penggunaan dolar AS. Pengimplementasian itu juga untuk meningkatkan volume perdagangan antara kedua negara.

Selain dengan bank sentral Thailand, BI juga telah menandatangani nota kesepahaman terkait penerapan LCS dengan Bank Negara Malaysia (BNM). Kedua negara tersebut termasuk dalam 10 besar mitra dagang utama Indonesia.

Pada periode sebelum kesepakatan LCS dibuat, tepatnya tahun 2010-2016, nilai rata-rata tahunan perdagangan Indonesia dengan Malaysia mencapai US$19,5 miliar. Nilai itu terdiri atas ekspor sebesar US$9,3 miliar dan impor US$10,2 miliar.

Dengan nilai tersebut, rata-rata impor Indonesia dari Malaysia sebesar 6,4% dari total impor. Sementara ekspor ke Malaysia senilai 5,5% dari total ekspor.

Sementara itu, pada periode yang sama, nilai rata-rata tahunan perdagangan Indonesia dengan Thailand mencapai US$15 miliar. Nilai tersebut terdiri dari impor US$9,5 miliar dan ekspor US$5,5 miliar. Dengan nilai tersebut, rata-rata impor dari Thailand mencapai 5,94% dari total impor dan ekspor sebesar 3,2%

Perkembangan penerapan LCS tersebut menjadi salah satu topik yang dibicarakan dalam pertemuan bilateral antara Gubernur BI,  Perry Warjiyo, dan Gubernur Bank of Thailand, Veerathai Santiprabhob, di Jakarta.

"Pertemuan strategis tersebut membahas mengenai perkembangan perekonomian kedua negara serta arah dan implementasi kebijakan bank sentral terutama di bidang sistem pembayaran," ujar Perry.

Menurutnya, kedua bank sentral menekankan pentingnya optimalisasi manfaat perkembangan ekonomi dan keuangan digital dengan berbagai inovasi teknologi terkini. Di dalamnya termasuk penerapan kode respons cepat (quick response code/QR code) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.

BI dan Bank Sentral Thailand juga tetap memitigasi potensi risiko yang mungkin terjadi dari berkembangnya sistem pembayaran, termasuk dari sisi stabilitas sistem keuangan, serta Anti Pencucian Uang (APU), dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT).

"Ke depan, kedua gubernur meneguhkan komitmen untuk terus memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua bank sentral, termasuk melanjutkan pertemuan bilateral dalam tataran pimpinan bank sentral maupun dalam tataran teknis," kata Perry. (Sanya Dinda)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar