c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

11 Januari 2019

17:12 WIB

Trans-Jawa Hadir, Pendapatan Daerah Pantura Menggetir

Semenjak kehadiran Trans-Jawa, omzet rumah makan di sepanjang jalan Pantura turun hingga 40% per hari

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Trans-Jawa Hadir, Pendapatan Daerah Pantura Menggetir
Trans-Jawa Hadir, Pendapatan Daerah Pantura Menggetir
Kesiapan Ruas Tol Trans Jawa Milik Jasa Marga dan Waskita Karya. Kementerian BUMN

BATANG – Apik dalam memperlancar akses transportasi darat di Pulau Jawa, kehadiran Tol Trans-Jawa nyatanya juga berimbas ke ancaman menurunnya pendapatan sejumlah daerah di jalur Pantura. Salah satunya Kabupaten Batang. Kekhawatiran turunnya pendapatan asli daerah (PAD) daerah tersebut dikarenakan adanya penurunan omzet sejumlah rumah makan semenjak Trans-Jawa diresmikan.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan, dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Batang; Bambang Supriyanto mengatakan, turunnya jumlah pengunjung di sejumlah rumah makan atau restoran jalur pantura Batang bisa berimbas ke target penyerapan pajak dan restribusi restoran.  

Padahal tahun ini, target retribusi pajak dari sektor restoran dan rumah makan ditetapkan Rp3 juta. Angka ini masih dengan target tahun sebelumnya dikarenakan belum memperhatikan imbas tol baru tersebut.  

“Dibukanya jalur Tol Trans-Jawa maka akan berimbas langsung pada penyerapan pajak dari sektor rumah makan atau restoran," tegasnya di Batang, seperti dilansir Antara, Jumat (11/1).

Tak ayal, harapan untuk mencapai target PAD pada 2019 sedikit dialihkan ke rest area yang ada dalam Tol Trans-Jawa. Titik-titik rest area tersebut diharapkan bisa membantu mendulang serapan pajak dan retribusi daerah

“Kami berharap target PAD 2019 bisa terlampaui karena dibangunnya rest area berkonsep transit oriented development (TOD) yang berlokasi di tepi jalur Tol Batang-Semarang KM 369," tutur Bambang.

 Sedikit informasi, pada tahun 2018 target PAD Batang sukses dengan kinerjanya yang melampaui target. Realisasi kabupaten ini pada tahun lalu telah mencapai Rp74,20 miliar. Jumlah tersebut sebanding dengan 104,16% dari target yang ditetapkan senilai Rp71,23 miliar.

Kekhawatiran akan turunnya pendapatan daerah karena omzet rumah makan yang menurun bukan bualan. Setidaknya, omzet tersebut pulalah yang dirasakan pemilik rumah makan "Buyung", Arif Munandar. Semenjak kehadiran Trans-Jawa, omzet rumah makannya turun hingga 40% per hari.

“Sebelumnya, omzet yang kami terima mampu mencapai Rp2,25—2,5 juta per hari. Kini hanya Rp1,5 juta," ujar Arif, seperti dilansir Antara, Jumat (11/1).

Turun drastisnya omzet rumah makan tersebut, menurutnya, dikarenakan sepinya pengunjung berkendaraan yang mampir untuk beristirahat. Ini dikarenakan mereka lebih memilih menyintaskan kendaraannya di jalan bebas hambatan.

Saat ini, konsumen yang datang ke rumah makan sebagian adalah pengendara sepeda motor dan sopir truk. Sementara itu, mobil pribadi maupun bus memilih lebih melintas jalur tol itu.

"Kondisi yang dihadapi pemilik rumah makan ini bisa dikatakan kembang kempis. Kami hanya berharap semoga bisa ramai lagi. Karena jika tidak ada perubahan signifikan maka lebih baik tutup usaha," keluhnya.

Sebelumnya untuk tetap menghidupkan industri kuliner di wilayah sekitar Tol Trans-Jawa, Kementerian Perhubungan menerbitkan buku kuliner Trans-Jawa pada akhir tahun 2018. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap, terbitnya buku ini bisa membuat bisnis kuliner berkembang hingga membuka lapangan pekerjaan lebih luas.

"Saya sangat bersemangat bahwa (bisnis) kuliner itu harus ditumbuhkan. Kalau kuliner itu bangkit, maka banyak sekali orang yang punya kesempatan untuk bekerja," ujar Menhub.

Budi Karya sendiri termasuk pencinta kuliner khas Indonesia. Ia suka mencari serta mencicipi kuliner-kuliner khas lokal saat berkunjung ke kota-kota di Indonesia.

"Itu bisa dipublikasi. Katakanlah ada makanan di sini yang enak, kita bisa bawa ke Jakarta. Mereka (pebisnis kuliner) bisa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya," tambahnya.

Buku Peta Kuliner Trans Jawa diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Buku ini menyajikan info kuliner-kuliner unik khas lokal yang terdapat di kota-kota yang dilalui Tol Trans-Jawa, mulai dari Cilegon hingga Banyuwangi, lengkap dengan alamatnya. (Bernadette Aderi)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar