23 Maret 2020
19:24 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
BANDA ACEH – PT Hutama Karya (Persero) menargetkan Ruas Tol Sigli–Banda Aceh (Sibanceh), khususnya pada seksi 4, yaitu Indrapuri–Blang Bintang akan rampung menjelang arus mudik Lebaran 2020 agar masyarakat dapat menggunakan fasilitas tol pertama di Kota Banda Aceh tersebut.
Kehadiran Ruas Tol Sibanceh diyakini akan memangkas waktu tempuh pengendara yang biasanya memakan 2–3 jam perjalanan dengan jalan nasional menjadi hanya 1 jam saja.
Dengan menggandeng PT Adhi Karya (Persero) selaku kontraktor, Ruas Tol Sibanceh secara keseluruhan mulai dari seksi 1 (Padang Tiji–Seulimum) hingga seksi 6 (Kuto Baro–Baitussalam) ditargetkan selesai pada tahun 2021
“Hingga saat ini, progres konstruksi pembangunan tol Sibanceh seksi 4 (Indrapuri – Blang Bintang) sepanjang 13,5 km mencapai 99%,” ujar Senior Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan dalam keterangan tertulis, Senin (23/3).
Selain itu, Tol Sibanceh juga diharapkan mempermudah akses masyarakat setempat dalam melaksanakan kegiatan perekonomian. Bank Indonesia (BI) Aceh memprediksi perekonomian daerah tersebut akan meningkat pada level 4,83-5,23% pada 2020.
Kepala BI Aceh, Zainal Arifin menuturkan angka tersebut ditopang oleh perkiraan kenaikan harga komoditas Kopi Arabika melalui jalur ekspor dan juga keberlanjutan pembangunan Jalan Tol ruas Sibanceh yang akan mendongkrak investasi di Aceh.
Diketahui, Ruas Tol Sibanceh merupakan jalan tol pertama di Banda Aceh yang menjadi salah satu bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Ruas tol itu terbagi menjadi 6 seksi dengan total panjang 74 km.
Untuk Seksi 1 sepanjang 24,3 km membentang dari Padang Tiji-Seulimum. Sementara untuk Seksi 2 dari Seulimum-Jantho sepanjang 7,6 km dan Seksi 3 sepanjang 16 km dari Jantho-Indrapuri.
Kemudian untuk Seksi 4 yang sedang digenjot yaitu Indrapuri–Blang Bintang dengan panjang 13,5 km, Seksi 5 dari Blang Bintang–Kuta Baro 7,7 km, serta Seksi 6 Kuto Baro–Baitussalam sepanjang 5 km.
Muhammad Fauzan berharap kehadiran ruas tol pertama di Aceh tersebut dapat meningkatkan konektivitas masyarakat setempat dan turut memberikan andil dalam perekonomian Indonesia.
“Kita lihat bahwa tak lama setelah Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang dilakukan pada tahun 2018 silam, proses pembebasan lahan didukung secara penuh oleh Pemerintah Banda Aceh dan juga masyarakat setempat,” tuturnya. (Yoseph Krishna)