c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

19 Oktober 2020

18:50 WIB

Tingkatkan Ekspor Udang, KKP Kembangkan Program Klaster Daya Saing

Program ini baru dimulai dengan fasilitas penyediaan 1-2 juta benur udang vaname melalui kemitraan usaha

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Tingkatkan Ekspor Udang, KKP Kembangkan Program Klaster Daya Saing
Tingkatkan Ekspor Udang, KKP Kembangkan Program Klaster Daya Saing
Petambak memberi pakan udang vanamei di lahan tambak Desa Singajaya, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (9/10/2020). Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi perikanan budi daya tahun 2021 sebesar 19,47 juta ton atau naik dari tahun 2020 sebesar 18,44 juta ton. ANTARAFOTO/Dedhez Anggara

JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan program Klaster Daya Saing, yaitu integrasi usaha sektor kelautan dan perikanan dari hulu ke hilir, yang difasilitasi program pengembangan usaha.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan atau PDSPKP Artati Widiarti menjelaskan, program ini diciptakan agar penyerapan pasar berjalan beriringan dengan produksi udang. Pasalnya, KKP menargetkan peningkatan nilai ekspor udang sebesar 2,5 kali lipat hingga 2024. 

“Tujuannya agar daya saing SDM, produk, dan perusahaan bisa terangkat sekaligus mengangkat daya saing daerah dan nasional,” ujar Artati di Jakarta, Senin (19/10).

Sebagai langkah awal, Ditjen PDSPKP memfasilitasi kemitraan usaha dan pendampingan akses pembiayaan, bagi pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan di tambak udang Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Selain itu, Artati memastikan, pihaknya juga telah memfasilitasi kerja sama usaha antara penyedia benih udang atau benur yakni CV Manunggal 23 dari Serang-Banten, dengan Koperasi Nelayan Paloh Jaya.

Dalam perjanjian kerja sama tersebut disepakati penyediaan benur udang vaname sebanyak 1-2 juta benur per siklus. 

“Untuk mewujudkan keberhasilan program Klaster Daya Saing dengan komoditas utama udang maka kita harus bersinergi dan think big, Insyaallah hasilnya akan optimal,” sambung Artati.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sambas Ferry Madagaskar menegaskan dukungannya, terhadap inisiasi awal yang dilakukan Ditjen PDSPKP. Ia berharap ada rencana aksi untuk mewujudkan Klaster Daya Saing. Mengingat, Pemda Sambas tengah berencana membangun kawasan transmigrasi sebagai kawasan produksi udang.

“Pembangunan ini melalui pemanfaatan lahan transmigrasi untuk tambak udang vaname,” jelas Ferry, Kamis (15/10).

Senada, Kepala Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sambas Ilham Sehan memaparkan, lahan tambak di wilayah tersebut tersebar di Kecamatan Paloh. Tak hanya itu, terdapat lahan tambak lain di Kecamatan Jawai, Pemangkat, dan lainnya dengan potensi sekitar 2.600 hektare.

“Tentu ini perlu dukungan pembiayaan dan kemitraan sebagai langkah awal,” terang Ilham.

Asal tahu saja, baru-baru ini, BNI telah mengucurkan KUR senilai Rp500 juta kepada Kelompok Pembudidaya Ikan Harapan Bahari. Kelompok tersebut tergabung dalam Koperasi Nelayan Paloh Jaya. 

Kegiatan ini merupakan wujud kerja sama antara KKP dan Bank BNI yang tergabung dalam Pokja Kredit program, dalam mendorong akselerasi akses pembiayaan untuk sektor kelautan dan perikanan.

“Semoga ini bermanfaat bagi pengembangan usaha petambak Udang di Paloh, dan BNI ke depannya akan tetap mendukung pengembangan usaha tambak udang di Kabupaten Sambas,” kata Kepala BNI Cabang Sambas Joko Ismono. 

Lebih lanjut, Artati menjelaskan bahwa udang menjadi komoditas utama, yang dipilih untuk meningkatkan nilai ekspor perikanan Indonesia. Pasalnya, sampai Agustus 2020, 40% dari nilai ekspor perikanan sebesar US$3,28 miliar, bersumber dari ekspor komoditas udang. 

Menurutnya, hal itu membuktikan udang bisa menjadi komoditas untuk industrialisasi perikanan budidaya, yang mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan, dan nilai tambah udang. Serta menyediakan sumber protein hewani untuk konsumsi masyarakat.

Di sisi lain, KKP menargetkan, produksi udang tahun ini akan mencapai 934.933 ton, dan menembus 1,21 juta ton pada 2025. (Zsasya Senorita)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar