c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

18 Oktober 2018

10:35 WIB

Tiga Ruas Tol Palembang–Bengkulu Dikerjakan Mulai 2019

Panjang jalan nasional Palembang-Bengkulu 447 km, sedangkan jalan tol yang akan dibangun dari Palembang ke Bengkulu sejauh 330 km

Editor: Agung Muhammad Fatwa

Tiga Ruas Tol Palembang–Bengkulu Dikerjakan Mulai 2019
Tiga Ruas Tol Palembang–Bengkulu Dikerjakan Mulai 2019
Ilustrasi. Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauhuni-Terbanggi Besar di Desa Sabah Balau Lampung Selatan, Lampung. ANTARA FOTO/Tommy Saputra

PALEMBANG – Pembangunan tiga ruas jalan tol Trans Sumatra yang menghubungkan Palembang ke Bengkulu sepanjang 330 kilometer (km) dipastikan akan dikerjakan pada 2019. Jalan bebas hambatan itu diproyeksi dapat memangkas jarak lintas dua provinsi tersebut sepanjang 147 km dengan waktu tempuh sekitar 5,5 jam

“Panjang jalan nasional Palembang-Bengkulu 447 km, sedangkan jalan tol yang akan dibangun dari Palembang ke Bengkulu sejauh 330 km," ujar Manager Proyek Divisi Tol PT Hutama Karya (Persero) Hasan Turcahyo di Palembang, Rabu (17/10).

Hasan menjelaskan, jalan tol sejauh 330 km itu akan terbagi dalam tiga ruas, yakni Indralaya-Muara Enim sepanjang 88 km, Muara Enim-Lubuk Linggau sepanjang 125 km, dan Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu sepanjang 95 km. Ia menjelaskan, dalam pembangunan jalan tol Palembang-Bengkulu yang bakal melewati Bukit Barisan itu, ada beberapa kriteria yang dipertimbangkan.

Di antaranya seperti jarak paling pendek, tidak melewati permukiman, serta mempertimbangkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan wilayah kerja sejumlah perusahaan migas di daerah tersebut. Nantinya, ruas yang melewati Bukit Barisan sepanjang 6,67 km, akan dibangun terowongan.

Saat ini, HK sedang menyiapkan tahapan prakonstruksi, seperti studi kelayakan, analisis dampak mengenai lingkungan (amdal), serta desain awal dan dokumen perencanaan pengadaan tanah (DPPT). Semua persiapan itu ditargetkan rampung awal Januari 2019.

“Setelah itu akan dilanjutkan dengan penetapan lokasi, pembebasan lahan, dan konstruksi,” kata dia.

Pembangunan tiga ruas tersebut, menurutnya, tidak dilakukan bersamaan. Ruas Indralaya-Muara Enim dan Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu dibangun tahun depan. Sedangkan ruas Muara Enim-Lubuk Linggau akan dibangun pada 2023.

Proyek ini ditaksir menelan biaya hingga Rp33 triliun itu diagendakan selesai pada 2022 untuk dua ruas pertama dan 2027 untuk ruas terakhir.

Tol PPKA
Sementara itu, sebagian ruas tol Trans Sumatera diperkirakan selesai pada April 2019 sesuai dengan target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. Kepala Divisi VI PT Waskita Karya (Persero) Ruas Jalan Tol Gunadi-Soekarjo di Palembang, Rabu, mengaku optimistis dengan target ini karena realisasi pembangunan tol Pematang Panggang-Kayu Agung (PPKA) dan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) selalu sesuai target seperti yang dicapai pada Oktober 2018.

Tol PPKA yang memiliki panjang sekitar 77 kilometer itu sendiri, telah mencapai progres 83%. Sementara tol Kapal Betung dengan panjang 111 kilometer progresnya sudah mencapai 65%.

Ia mengatakan, untuk dua tol ini diyakini bakal selesai pada April 2019 khusus untuk sisi main road-nya, sementara rest area diperkirakan selesai pada Juni 2019.

"Tol PPKA terbilang hampir selesai, persentase pengerjaannya sudah cukup tinggi. Namun tol Kapal Betung memang butuh waktu karena tol memiliki kilometer yang cukup panjang dan melintasi beberapa sungai besar," ucapnya.

Ia menjelaskan, sejauh ini antara target dan pencapaian (realisasi) pembangunan jalan tol ini terbilang beriringan. Namun sejumlah kendala di lapangan masih ditemukan di antaranya pembebasan lahan, cuaca dan mobilisasi material.

Kemudian, kendala lainnya pertemuan antara jalan tol dengan jaringan pipa Pertagas juga tol Palindra dan jalan lintas Timur milik jalan nasional. Sementara terkait pembebasan lahan, ia menjelaskan perusahaan telah menunjuk PT Srimp (PT Sriwijaya Makmore Persada) dan sebagian lagi dilakukan secara b to b (business to business) oleh perusahaan untuk percepatan penyelesaian.

"Ada sejumlah bidang lahan yang lahannya masih tahap pembayaran. Ada juga yang harus dibawa ke ranah hukum karena masalah tumpang tindih kepemilikan lahan," imbuhnya.

Ia menjelaskan, lahan yang belum bebas bukan hanya di bagian main road tapi juga bagian rest area. Sejauh ini tol Kapal Betung direncanakan sementara memiliki dua rest area, sementara tol PPKA memiliki 4 rest area.

"Rest area untuk tol Kapal Betung bisa saja nantinya bertambah. Sebab kita utamakan penyelesaian ruas jalan tol dulu," tandasnya. (Faisal Rachman) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar