c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

09 April 2019

08:39 WIB

Terhimpit Harga Komoditas, Indika Energy Lakukan Diversifikasi Usaha

Usaha-usaha yang dilakukan Indika sejalan dengan upaya memenuhi target 25% pendapatan perusahaan di luar batu bara

Terhimpit Harga Komoditas, Indika Energy Lakukan Diversifikasi Usaha
Terhimpit Harga Komoditas, Indika Energy Lakukan Diversifikasi Usaha
Ilustrasi. Truk membawa batu bara di area pertambangan batu bara. Antara/Prasetyo Utomo

JAKARTA – Harga batu bara yang terus berfluktuasi kian menekan kinerja perusahaan yang bergantung pada komoditas ini. Sampai cara lain menggenjot pendapatan pun harus dicari perusahaan tambang PT Indika Energy Tbk, melalui diversifikasi usaha ke sektor lainnya.

Managing Director and CEO Indika Energy Aziz Armand mengatakan, diversifikasi usaha di sektor lain telah mulai dilakukan perusahaan mulai dari investasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Tidak hanya itu, dilakukan pula pembangunan terminal penyimpanan bahan bakar fuel storage hingga menggarap tambang emas.

"Awal-awal kita investasi di PLTU. Tahun lalu, kita mulai sibuk 'financial closing' untuk PLTU Cirebon II,” jelas Managing Director and CEO Indika Energy Aziz Armand di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (8/4).

Emiten berkode saham INDY itu memang masuk dalam konsorsium yang mengerjakan PLTU Cirebon I berkapasitas 660 MW dan PLTU Cirebon II berkapasitas 1.000 MW. PLTU Cirebon I sendiri telah beroperasi 2012. Sedangkan PLTU Cirebon II ditargetkan beroperasi Februari 2022.

Sementara itu untuk diversifikasi  ke fuel storage perusahaan telah memakan investasi hingga US$108 juta. Fuel storage yang merupakan fasilitas penampungan bahan bakar minyak (BBM) itu baru masuk pada tahap  pendanaan final akhir Desember 2018 dan akan beroperasi kuartal kedua 2020.

Perusahaan energi terintegrasi itu telah meneken kontrak dengan PT ExxonMobil Lubricants Indonesia. Kerja sama itu terkait pemanfaatan fasilitas yang terletak di Kalimantan Timur tersebut.

Ada pun dalam menggarap peluang tambang emas, Indika Energy menggandeng Nusantara Resources Limited yang merupakan perusahaan tambang yang terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Australia. Nusantara akan melanjutkan Proyek Emas Awak Mas di Sulawesi Selatan yang memiliki perkiraan cadangan bijih emas sebesar 1 juta ons.

"Kalau lancar, bisa mulai produksi tahun depan," imbuhnya.

Usaha-usaha yang dilakukan Indika itu sejalan dengan upaya memenuhi target 25% pendapatan perusahaan di luar batu bara. Hingga saat ini, sektor batubara masih menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan dengan porsi sekitar 80-an%.

"Target 25% itu net income di luar batu bara dalam lima tahun ke depan," imbuhnya.

Untuk diketahui hingga akhir Desember 2018 lalu laporan Indika Energy mencatat peningkatan pendapatan perusahaan hingga 169,7% (yoy), menjadi US$2,962 juta. Akuisisi 45% saham Kideco coal pada Desember 2017 dikatakan turut juga mendongkrak kinerja perusahaan.

Diketahui pendapatan Kideco sendiri menyumbang 60,84% dari total pendapatan perusahaan tahun lalu. Dengan nilai sebesar US$1,803 juta dari penjualan 34 Metrik Ton (MT) batu bara yang di pasaran dibanderol seharga US$52,9 per ton. Rata-rata harga pasar itu naik 1,93% dari rata-rata harga batu bara tahun 2017.

Diverfikasi usaha lainnya sejatinya telah dilakukan PT Indika Energy Tbk sejak 2018 lalu. Mulanya dengan membentuk anak usaha di bidang digital. Melalui Indika Digital Teknologi (IDT) perusahan berupa turut bersaing dalam perkembangan industri 4.0 saat ini.

IDT akan menjalankan usaha dalam bidang jasa konsultasi manajemen umum termasuk kegiatan informasi, komunikasi dan teknologi (ICT), menyediakan jasa konsultasi fasilitas komputer dan menjalankan kegiatan teknologi informasi dan jasa komputer lainnya. Untuk saat ini, anak usaha yang didirikan September 2018 lalu itu masih mengerjakan pekerjaan internal perusahaan.

Menurut dia, keberadaan anak usaha itu akan dapat mendorong efisiensi proses secara digital sesuai dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang. Seperti dicontohkannya untuk efisiensi, teknologi yang dimiliki perusahaan ini dapat menganalisa jalur tempuh mana yang paling efisien dilalui pengemudi truk batu bara. Hal ini diyakini mampu menurunkan biaya operasional perusahaan dalam pengangkutan hasil tambang.

"Ke depan arahnya nanti untuk mencari pasar di luar, tidak hanya support di dalam (internal). Itu termasuk di bidang IT dan manajemen," ujar Head of Corporate Communications Indika Energy, Leonardus Herwindo. (Bernadette Aderi)

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar