15 Oktober 2019
18:47 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) mengakuisisi 2.100 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo dengan nilai Rp4,443 triliun. Aksi korporasi ini dilakukan guna memperkuat bisnis penyediaan menara.
“Bisnis menara telekomunikasi ke depan diprediksi semakin baik, khususnya menyambut kedatangan teknologi 5G di Indonesia. Akuisisi ini efektif dan efisien dalam memberikan added value bagi perusahaan dibandingkan dengan membangun menara telekomunikasi dari awal,” kata Direktur Wholesale & International Service Telkom, Edwin Aristiawan, di Jakarta, Selasa (15/10), dilansir dari Antara.
Menurutnya, kehadiran teknologi 5G di Indonesia akan meningkatkan kebutuhan pasar terhadap tower provider. Hal ini telah terjadi di negara-negara maju di mana teknologi 5G telah berkembang.
Aksi korporasi yang dilakukan TelgkomGroup ini merupakan salah satu strategi bisnis untuk meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi mengingat potensi yang dimiliki mengara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo itu.
Pengambilalihan kepemilikan menara telekomunikasi Indosat Ooredoo ini, lanjut Edwin, menjadi salah satu langkah TelkomGroup melalui Mitratel untuk menjadi dominant player di industri menara di Indonesia.
“Menara telekomunikasi memiliki tenancy ratio di atas rata-rata industri dengan struktur yang kokoh dan coverage seluruh Indonesia. Ini menjadi potensi yang baik untuk bisnis menara TelkomGroup ke depan. Kami memiliki peluang untuk meningkat tenancy ratio yang lebih tinggi melalui sinergi TelkomGroup bersama Telkomsel,” ujar Edwin.
Tak hanya itu, Edwin menilai bisnis menara telekomunikasi masih menjanjikan. Hal ini tercermin dari upaya operator telekomunikasi yang masih terus ekspansi dalam meningkatkan kualitas jaringan dan memperluas jangkauan layanannya. Karena itu, Edwin meyakini bisnis menara telekomunikasi masih akan mencatatkan kinerja positif.
Mitratel merupakan anak usaha Telkom yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan telah mengelola lebih dari 13.700 menara telekomunikasi yang tersebar di berbagai wilayah dan melayani semua operator seluler di Indonesia.
Penandatanganan perjanjian jual beli (Sales Purchase Agreement/SPA) antara Mitratel dengan Indosat dilakukan di Kantor Pusat Indosat Ooreedoo, Jakarta (14/10), menyusul ditetapkannya Mitratel sebagai pemenang tender atas 2.100 menara telekomunikasi milik Indosat.
Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, Direktur Strategic Portfolio Telkom, Achmad Sugiarto dan Direktur Wholesale & International Service Telkom, Edwin Aristiawan.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sepanjang semester I 2019 mencatat laba bersih sebesar Rp11,08 triliun, melonjak 27,4% dibanding periode sama tahun 2018 sekitar Rp8,69 triliun.
Pertumbuhan laba bersih tersebut lebih tinggi ketimbang pertumbuhan pedapatan. Pada semester I 2019, pendapatan konsolidasi Telkom tercatat Rp69,35 triliun, tumbuh 7,7% (year on year/yoy). Adapun EBITDA (Earnings Before Interest Tax Depreciation Amortization) mengalami peningkatan sebesar 16,9% menjadi Rp33,12 triliun.
Pencapaian ini tak lepas dari fokus perseroan terhadap mesin utama pertumbuhan yakni bisnis digital yang konsisten tumbuh dan menunjukkan kinerja positif yang meningkat signifikan sebesar 22,6% yoy menjadi Rp48,29 triliun. Kontribusi bisnis digital juga meningkat menjadi 69,6% dari total pendapatan pada semester I 2019, di mana pada periode yang sama tahun 2018 sebesar 61,2%.
Pendapatan bisnis digital terdiri atas pendapatan layanan konektivitas broadband sebesar Rp38,7 triliun atau tumbuh 24,4% dan layanan digital sebesar Rp9,59 triliun atau tumbuh 15,6%.
Sementara itu, pada Juni 2019, Telkomsel entitas anak usaha Telkom tengah fokus terhadap bisnis digital juga menunjukkan kinerja yang semakin baik dengan membukukan pendapatan Rp45,11 triliun, EBITDA Rp24,23 triliun dan laba bersih Rp12,71 triliun, atau masing-masing tumbuh 5,5%, 9,0% dan 8,4% dari periode sama tahun lalu.
Telkom memiliki 167,8 juta pelanggan, di mana 66,3% di antaranya atau sebesar 111,2 juta merupakan pelanggan data. Lalu lintas data meningkat tajam hingga 56% menjadi 2.961 petabyte.
Untuk mengembangkan infrastruktur digital Telkomsel juga telah membangun 15.117 BTS berbasis 4G pada semester I 2019, sehingga total BTS 4G Telkomsel menjadi sebanyak 71.789 unit. Hingga saat ini, Telkomsel memiliki 204.198 unit BTS dengan 75,4% diantaranya adalah BTS 3G dan 4G/LTE.
Belanja modal perseroan di semester 2019 ini sebesar Rp15,1 triliun, dengan alokasi terutama digunakan untuk membangun infrastruktur broadband baik untuk mobile maupun fixed broadband. Pada bisnis mobile, belanja modal dialokasi untuk pengembangan kualitas dan kapasitas jaringan 4G serta pengembangan sistem IT.
Sementara untuk fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pembangunan jaringan akses serat optik ke rumah serta jaringan backbone. Hingga pertengahan tahun 2019, Telkom telah membangun tambahan backbone serat optik sepanjang sekitar 2.600 km. (Fin Harini)