22 Desember 2020
13:49 WIB
Editor: Agung Muhammad Fatwa
TOKYO – Kalah bersaing mengakuisisi PT Bank Permata tak membuat Sumitomo Mitsui Financial Group Inc menghentikan keinginan membeli sebuah bank komersial di Indonesia.
Komentar petinggi pemberi pinjaman terbesar kedua di Jepang itu muncul, saat bank-bank di Negeri Matahari Terbit sedang dihimpit suku bunga rendah. Hal ini membuat SMFG mencari peluang di luar Jepang, khususnya di Asia Tenggara.
Dilansir dari Reuters, CEO SMFG Jun Ohta mengatakan, tidak akan ada perubahan signifikan dalam strateginya di Asia, bahkan setelah wabah covid-19. Ia masih mengharapkan kawasan itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Indonesia, tempat SMFG tahun lalu menyelesaikan pembelian PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, merupakan pasar utama bagi pemberi pinjaman Jepang.
SMFG juga mengincar Bank Permata yang memiliki basis klien yang kuat dari perusahaan kecil hingga menengah dan pelanggan ritel berpenghasilan menengah. Namun, SMFG kalah dari Bangkok Bank Thailand dalam penawaran untuk Permata.
“Itu menyakitkan. Saya pikir kita bisa menang, "kata Ohta, menambahkan bahwa pemberi pinjaman tidak bisa menyetujui harga pembelian. “Kami akan pertimbangkan target selanjutnya jika ada yang seperti Permata, karena platform perbankan kami di Indonesia belum lengkap.”
Selain Indonesia, ia mengatakan SMFG juga akan memperluas bisnisnya di pasar termasuk Filipina, Vietnam dan India.
Baca Juga:
November tahun lalu, dilansir dari Antara, OJK menyebut ada dua investor asing yang potensial menjadi pemegang saham baru PT Bank Permata Tbk.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo di Jakarta, Jumat (29/11/2019), mengungkapkan kedua investor tersebut adalah institusi keuangan terkemuka asal Jepang, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, yang merupakan perpanjangan dari SMFG. Dan, satu investor dari Thailand yakni Bangkok Bank.
Hingga akhirnya, Bangkok Bank memenangkan persaingan dan telah menyelesaikan akuisisi 89,12% kepemilikan PT Astra International Tbk Dan Standard Chartered Plc di PT Bank Permata Tbk pada Mei 2020.
Kesepakatan valuasi sebesar 1,63 kali lipat dari nilai buku Bank Permata per tanggal 31 Maret 2020, atau sekitar Rp33,66 triliun. (Fin Harini)